From: Yap [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 12, 2000 11:02 AM
Subject: Re: [Kuli Tinta] joke boleh kan?
Siip lah. Spesifik saja mBah, pernah dengar EM4 atau Agrisimba? Itu
merk
dagang bacteriofertilizer , isinya embuh opo, yang jelas micro
organism.
+wah ingat
sungguh bahagia rasa hatiku, karena ternyata postingku mendapat tanggapan yang begitu
menghebohkan. Aku dianggap sebagai bukan manusia. Wah ini merupakan penghinaan yang
sangat berat bagiku. Aku menjadi ingat kalau di yogya memang terkenal dengan berbagai
nama prokem seperti pabrik kaos DAGADU
Sekarang ada kecenderungan bahwa satu kelompok kecil mengklaim
dirinya sebagai kelompok besar. Kalau di kantor kita sering
mendengar wakil karyawan mengatakan "teman-teman sudah sepakat..."
padahal teman-teman itu adalah semu dan hanya mewakili kelompoknya
dan bukan keseluruhan.
Saya khawatir
From: mBah Soeloyo [EMAIL PROTECTED]
(ngomong-2 dalam posting-2 ku dulu bersubjeck KECAP, dah lama lho
mengharapkan seorang pemimpin yang dilahirkan, bukan
dipilih-pilih..
salah satu contohnya sultan yogya dan sedikit banyak melekat
pada
diri GD)
pareng,
mBahSoeL
Mbah
From: Yap [EMAIL PROTECTED]
Mungkin saja pujian saya ini akan menuai badai hujatan bagi saya
Salam,
Yap
===
Jelas dong, apalagi pakai email gratisanseperti PaSac
- Kirim bunga untuk handaitaulan relasi di jakarta www.indokado.com
-- Situs sulap pertama di Indonesia
Katanya ini karena Camdessus melipat tangan waktu Pak Harto mesti tanda
tangan Letter of intent.
Kuwalat ...he...he...he...
Bukannya mbelain Pak $uharto, tapi karena orang ini kelihatannya sombong
sekali.
(Kenapa gue jadi anti pati gini. )
ari
Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
From:
--- Abdullah Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote:
=
AH:
1. Tentunya Bung Aswat yang modern tidak alergi terhadap hak
berkelompok
yang merupakan hak asasi manusia . Tapi menggunakan istilah
"kelompokisme"
bisa-bisa membangkitkan sikap kuno yang
Apa benar berita ini ?
-
Sekedar cerita dari teman-teman saya
di ITB
Arya Mahendra S
Assalamu'alaikum
yang tidak berkenan di delete saja
Adakah rekan muslim yang bisa mengkonfirmasi berita
ini. Kalau benar mungkin hal ini bisa mejadi
kewaspadaan
Berita dari Jawa Pos kok selalu ketinggalan ya ? Di
Koran-koran lain disebutkan bahwa Wiranto sudah
dinonaktifkan, di Jawa Pos masih pake berita yang di
release paginya.
--
Marzuki Diminta Bentuk Tim Khusus
Benny Temui Gus Dur, Wiranto Selamat
Lha memang yang mau disaingi Jawa Pos itu kan koran
Surabaya Post (kemarin)? Sudah beberapa kali JP
begitu. Dan mereka tetap tak berubah. Konon jumlah
peredarannya juga sudah semakin susut, karena Kompas
yang datang lebih pagi (bahkan terhadap JP), dengan
berita yang terkini. Tapi masih lumayan,
punten,
mau ikut nimbrung yang lama,
sudah obsolete..
mending nyemplung yang lagi ngetren aja...ah...
: On Sun, 13 Feb 2000, pabu sacilat wrote:
: Aku menjadi ingat kalau di yogya memang terkenal dengan berbagai
nama
: prokem seperti pabrik kaos DAGADU yang artinya matamu.
: WAM:
: Biar
11 matches
Mail list logo