On Sat, 6 May 2000, Abdullah Hasan wrote:
Kalau anda, seperti saya, amat bosan mendengar kabar PDIP, itu hak anda dan
saya. Yang ndak mau repot-repot , hak anda pula buat tutup kuping. Tapi yang
ini menyangkut harga diri seseorang. Meskipun orang itu badannya besar, tapi
seperti yang saya
Yang kedua kejadian yang menimpa pers. Saat ini pers sudah bisa melawan.
Jawa Pos diserbu masa NU. Dengan gaya bandit, mereka menuntut 34 milyar dan
mesjid. Mesjid kok mau dirujak dengan sayur ugal-ugalan. Gd dan pemuka
NU-pun diam. Malah menikmati ?.
Semoga Jawa Pos mau bersyukur dengan
Dua peristiwa menarik yang terjadi di sekitar Jawa
tengah dan Yogyakarta akhir-akhir ini cukup menarik
untuk dicermati.
Pertama, bolts and nuts pada sambungan rel KA
menyebabkan KA Argo Lawu tergelincir.
Ke dua, 5 remaja ditangkap karena hendak menggulingkan
KA di daerah Kebumen dengan cara
- Original Message -
From: Pramudita Darana [EMAIL PROTECTED]
Semoga Jawa Pos mau bersyukur dengan kejadian ini,
sebab kejadian ini membikin
mata terbuka. NU dan Kisdi jadi enggak ada bedanya.
Dulu Kisdi memalak Kompas.
Sekarang Jawa Pos kena palak banser. Gus Dur dilawan,
ya ringsek.
Bagaimanapun juga cara-cara seperti itu merupakan cara
yang tidak terpuji da bertentangan dengan visi
kepemimpinan GD. Hal itu hanya menambah negative point
bagi GD. Mestinya generasi muda NU bisa
mengendalikannya.
Namun, di sisi yang lain, saya setiap kali berhenti di
perempatan traffic light
Original Message Follows
From: åç [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Kuli Tinta] HIKMAH
Date: Mon, 8 May 2000 19:19:41 +0700
- Original Message -
From: Pramudita Darana [EMAIL PROTECTED]
Semoga Jawa Pos mau bersyukur dengan
Milis Kuli Tinta tidak diperuntukkan untuk berjualan. Karena itu, kepada
yang bersangkutan, bila tidak meminta maaf sampai hari Selasa, 9 Mei 2000
Pkl. 23.00, dan berjanji untuk tidak melakukan posting serupa dikemudian
hari, maka account name-nya akan dimasukkan ke dalam daftar hitam (black
Semoga Jawa Pos mau bersyukur dengan kejadian ini,
sebab kejadian ini membikin
mata terbuka. NU dan Kisdi jadi enggak ada bedanya.
Dulu Kisdi memalak Kompas.
Sekarang Jawa Pos kena palak banser. Gus Dur
dilawan, ya ringsek.
Mari kita simpulkan :
Seolah-olah Jawa Pos dalam posisi
'Apa yang kalian inginkan ?'
'Kamu, sebelum menjadi presiden sampai menjadi
presiden, berpihak kepada nasrani'
'Saya dipilih oleh MPR, saya boleh menafsirkan UUD 45
dan itu akan saya pertanggungjawabkan di depan MPR,
bukan di depan kalian'
'Oh.. jadi kamu mau seenaknya sendiri'
'Keluar !'
Itu
On Mon, 8 May 2000, Pramudita Darana wrote:
Yang kedua kejadian yang menimpa pers. Saat ini pers sudah bisa melawan.
Jawa Pos diserbu masa NU. Dengan gaya bandit, mereka menuntut 34 milyar dan
mesjid. Mesjid kok mau dirujak dengan sayur ugal-ugalan. Gd dan pemuka
NU-pun diam. Malah
On Mon, 8 May 2000, GIGIH NUSANTARA wrote:
Mari kita lihat faktanya :
JP salah, sudah mengutip, tanpa klarifikasi pula. Lain
kalau mereka sendiri yang punya data. Kutipan, iya
kalau bener. kalau salah ?
WAM:
He..he...hee
Jadi, dalam kutip mengutip, diperlukan bukti dan klarifikasi ya?
Dalam bahasa Jawa yang saya pahami, _kaul_ berarti dua hal. Pertama,
melakukan sesuatu sebagai imbalan karena tercapainya suatu impian. Kedua,
berbuat berlebih-lebihan karena dianggapnya tidak aturan yang melarang hal
itu.
Yang saya dengar dan baca, DPR dan DPRD saat ini seolah sedang _kaul_.
Peristiwa Jawa Pos, seyogyanya dijadikan alat mawas-diri oleh semua pihak.
Khususnya di kalangan praktisi media massa, seharusnya tidak memberitakan
jika hanya berdasarkan "by hearsay", gossip maupun keterangan teman
dekatnya. Masih harus dilakukan investigative reporting.
Biar bagaimanapun
Assalamu'alaikum, ww Salam Sejahtera,
Ketika saya baca berita dibawah ini, saya jadi teringat dengan tingkah
monyet yang pernah saya pelihara di rumah, waktu masih di Indonesia.
Waktu itu, setiap melihat sang monyet, saya suka sekali, wajahnya yang culun
dan lucu..kadang ada rasa perlu
Si-Jualan ini dulu kan udah diperingatkan ?
--- Martin Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote:
Milis Kuli Tinta tidak diperuntukkan untuk
berjualan. Karena itu, kepada
yang bersangkutan, bila tidak meminta maaf sampai
hari Selasa, 9 Mei 2000
Pkl. 23.00, dan berjanji untuk tidak melakukan
posting
On Tue, 9 May 2000, jsujanto wrote:
Peristiwa Jawa Pos, seyogyanya dijadikan alat mawas-diri oleh semua pihak.
Khususnya di kalangan praktisi media massa, seharusnya tidak memberitakan
jika hanya berdasarkan "by hearsay", gossip maupun keterangan teman
dekatnya. Masih harus dilakukan
On Tue, 9 May 2000, jsujanto wrote:
Peristiwa Jawa Pos, seyogyanya dijadikan alat mawas-diri oleh semua pihak.
Khususnya di kalangan praktisi media massa, seharusnya tidak memberitakan
jika hanya berdasarkan "by hearsay", gossip maupun keterangan teman
dekatnya. Masih harus dilakukan
--- Pramudita Darana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Siap-siap nyungsep Gus.
Darana
Plymouth
Di posting sebelumnya 'Gus Dur dilawan, ringsek !'
Semoga kalimat-kalimat itu tak ada hubungannya.
=
Sugih durung karuwan, sombong didisikno...
--- Pramudita Darana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Banyak orang terutama Jawa masih
Darana
Plymouth
Jawa ?
Untung aku cuman 'arek-suroboyo'...
=
Sugih durung karuwan, sombong didisikno...
__
Do You Yahoo!?
Send instant messages
Baca Tempo terbaru , isinya tentang KKN disekitar Mbah Dur, presiden kita.
Yang dekat dengan Banser ( apalagi yang di Surabaya) , tolong dikasih tahu.
Ada sasaran empuk buat ngamuk lagi. TEMPO. Jawa Pos belum apa-apa.
Hayo taruhan, yuk..! Kali ini mbah berani ngamuk nggak ?
Wassalam
Abdullah
mawas diri
mawas diri
mawas diri
dah ah nggak ikutan...
sedang mawas diri kok.
menjelang ulang-tahun SUPER-SEMI
(Surat Pernyataan Selikur Mei)... hehee...
poesng... poesing.
ternyata memang memusingkan hasil
super-semi dua tahun lalu... huu.
puteun ah... ti payeunan... mangga..
Mari kita simpulkan :
Seolah-olah Jawa Pos dalam posisi yang benar, dengan
memadankan NU setara KISDI yang memalak Kompas.
Apa bedanya posisi JP dengan Kompas ? JP mengutip Tempo, dulu Kompas mengutip
pers Barat ?
'Mata terbuka' terbuka, dalam hal ini kita diharap
sadar, bahwa 'NU tak
On Tue, 9 May 2000, Pramudita Darana wrote:
Itulah, perkara 35 M itu memang ada. Tempo cuma salah tulis, bukan Hasyim
Muzadi, tapi Hasyim Wahid. Orang GD yang ditarok dan jadi ketua PDIP sebelum
konggres kemarin, dan sekarang dia jumpalitan di BPPN. Lihat juga
langkah-langkah Rozy Munir.
--- Pramudita Darana [EMAIL PROTECTED] wrote:
tapi Hasyim Wahid. Orang GD yang ditarok dan
jadi ketua PDIP sebelum
konggres kemarin,
Bikin partai sendiri, nih, ye
Hasyim Wahid masa iya di PDI Perjuangan ?
Jelas ini posting cuma mau becanda ...
=
Sugih durung karuwan, sombong
24 matches
Mail list logo