Selamat bagi yang di Jakarta, bisa coba bensin import sungguhan,
kualitas internasional.

--- In [EMAIL PROTECTED], Edwin Tutkey <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

dari milis sebelah, mudah-mudahan bermanfaat


 Pagi ini, 2 November 2005 , untuk pertama kalinya saya merasakan
"freedom"
dimana saya bisa mulai melepas ketergantungan pada BBM Pertamina.

Critanya begini:

Baca Kompas pagi ini, ada foto SPBU Shell di Lippo Karawaci yg katanya
udah
operasional. Kaget juga, setau saya deregulasi BBM baru efektif sekitar 23
November 2005. Curious abis, drpd 'curiosity kills the cat', saya
berangkat
ke Karawaci siang tadi. Tanpa banyak kesulitan lokasi SPBU saya temui. Ini
petunjuknya:

- Tol Merak exit di Karawaci
- Ambil jalur menuju supermall, puterin deh itu mall dan ikutin jalur
balik
menuju tol
- SPBU di kiri jalan.

First impression...

Dari penampilan fisiknya aja, udah top bgt! Menempati lahan yg amat luas,
entah berapa ribu m2, dgn logo Shell gede. Liatnya aja mengingatkan pada
tunggangannya Schummy di sirkuit2 F1.

Next...

Ada petugas yg mengarahkan mobil, dan saya dapet lane 1 dari pinggir jalan
raya. Klo ga diarahin, pasti bingung milih lane & pompa. Pompa saya
ternyata
no urut terakhir, no 18! Yes, 18, artinya ada 18 pompa disitu, dan
sekitar 6
lanes.

Petugas pengisi dgn ramah dan sopan (sayang cowoq) bertanya mau isi apa..
Daripada bingung saya jawab seenaknya aja: " Bensin yg paling bagus dan
paling mahal".

So, mengalirlah BBM tsb ke tangki Renault Clio saya, dan sambil baca2
ternyata yg saya beli adalah Shell Super Extra dgn oktan 95. Dan baru
tersedia 2 jenis bensin, yaitu Shell Super 92 & Super Extra 95.
Harga? Bersaing abis dgn Pertamax dan Pertamax Plus Pertamina! Super 92 Rp
5,700/ltr dan Super Extra 95 Rp 5,900/ ltr. Dan masing2 pompa disitu rata2
memiliki 4 buah dispenser di masing2 sisinya, artinya 1 pompa dgn 8
dispenser! Dikali 18 pompa, banyak amat yak... ;-)

The most important thing...

Meteran mereka super-super akurat! Saya isi full tank dan menurut trip
computer mobil saya, fuel used adalah 31.3 ltr. Tapi tu pompa berhenti
saat
meteran di pompa baru nunjukin 30.5 liter!! Ini mah amat langka di SPBU
Pertamina, biasanya malah melebihi yg tertera di trip computer mobil!
Trus receipt otomatis di print-out oleh pompa. Jadi mau ngakalin bon
ga bisa
deh.. ;-)

Disitu jg ada small store ala AMPM, dan yg dijual termasuk oli Shell.
Container kaleng jg bias didapat disitu untuk beli bensin (klo mau dibawa
pulang). Jerigen yg saya bawa ditolak.. Harus pake container mereka. Tidak
dijual, tapi mesti kasih deposit. So saya ambil container kecil isi 4 ltr
dan beli 4 liter Shell Super 92 buat diliat2 di rumah. ;-)

Ada yg ngeselin jg:
para petugas termasuk kasir di store masih pada bego2 dan bingung menjawab
pertanyaan2 saya. Tapi sy ga bisa marah, wong mereka sopan2 dan
menjawab dgn
cukup proper tanpa indikasi sok tau. Eh, tiba2 sy liat bule berdiri2 di
tengah2 lane pengisian. Tanya kasir, dia jawab
itu boss dia, orang Shell Singapore.

Singkat kata, saya hampiri si bule yg ternyata masih muda, bernama Meneer
Eric van der Meer, orang Belanda yg bertugas sebagai GM Retail Indonesia,
India & Vietnam dan berkantor di ingapura. Ngobrol2 dgn dia, berikut bbrp
hal yg saya dapat:

1.. Sampai akhir tahun ini akan ada bbrp station lagi. Di Jakarta at least
ada 2, Jl S. Parman disebelah DHL dan Mampang/ Buncit (lokasi persis
dia ga
inget). Kedua station tsb under construction saat ini.

2.. Solar dengan minimum cetane 49 (kemungkinan 51) masih belum bisa
dipasarkan dalam waktu dekat. Setelah dipancing2, ujung2nya ya
kesimpulannya
adalah Pertamina masih erusaha dgn berbagai cara menahan laju mereka.
Hampir
tiap hari si bule nemuin para yg dipertuan agung agar bisa segera masarin
solar. Dia berharap dalam 3 bulan Shell sudah bisa mulai memasarkan solar

3.. Shell V-Power dengan oktan 97 segera di-launching dalam waktu dekat,
perkiraan Januari 2006

4.. Mengenai harga bensin yg bersaing itu, Shell menjamin bahwa
kualitasnya
sesuai dgn claim mereka, oktan 92 dan 95. Additive yg dikandungnya juga
sesuai dengan standar internasional Shell.

The surprises...

Sambil ngobrol saya mengamati pelanggan yg datang dan mengisi. Ruaaaarrrr
biasa! Mayoritas bukan mobil2 mewah, tapi kijang kapsul, Daihatsu Espass,
Timor, bahkan taksi prestasi!! Artinya, banyak pengendara di Jakarta dan
sekitarnya sebenarnya bersedia membayar harga Pertamax, cuma mereka tau
kualitas Pertamax dan P-Plus jelek, jadi ya mending beli premium aja. Blum
lagi ditipu mulu ama meteran pompa bensin. Nah, giliran ada BBM impor
mereka
bersedia spend the money tuch...

Now the test...

Jujur aja, pertama kali saya agak kecewa. Ini mah kualitasnya mirip dgn
P-Plus di SPBU MBAU Pancoran (yes, sy selalu usaha isi disana, meteran
terakurat dan kualitas bbm Pertamina terkonsisten baiknya utk semua jenis
BBM termasuk solar). Lha ini udah jauh2 dibelain dari Kebayoran ke
Karawaci... 35 km tuch jaraknya dari rumah.

Tapi pelan2 mulai ada perubahan di tol... Clio a/t yg baru saya pake
selama
2 tahun ini ngoper giginya di 6000-6200 RPM klo gas diinjek pol, sekarang
ngopernya di 6500-6700 RPM. Gigi 3 ngoper 4 di 160 kph, dan ini blum
pernah
kejadian selama saya pakai. Biasanya ngoper di 150 kph tuh. Cuma perubahan
tidak 'langsung' dan cenderung belum konsisten. Kadang akselerasi
enteng, kadang berkurang lagi, gitu terus.. Analisa sementara, Shell
30.5ltr tidak mudah tercampur sempurna dgn P+ yg tersisa sekitar 20
ltr di
tangki.

Impresi di jalan non-tol..

Power band lebih luas, torsi lebih merata gitu maksudnya. Lebih smooth.
Mesin yg selama 2 thn ini mejen dulu di seputar 2,750 RPM saat di gas
tanggung (akselerasi lembut dari berhenti, biasanya di seputar RPM ini
ngedrop dulu putarannya sebelum naik lagi) sekarang berubah karakternya.
Bagi pemilik Clio manual, gejala ini tidak terasa, tapi di versi matic ya
beginilah kondisinya selama ini dgn Pertamax atau P+.

Further improvement..

Sepertinya analisa sementara bahwa bbm ini tidak mudah bercampur sempurna
makin terbukti. Keliling2 kota, makin lama mesin makin enak. Setelah bbrp
kali parkir, makin enak aja rasanya!

Conclusion..

Definitely better fuel than Pertamina's! Dgn harga sama, yach pasti ai
uber
terus deh Shell ini. Karawaci? No problem. toch cuma sementara, kesana
hari
Minggu jg relative lancar. Bentar lg jg buka di Jakarta. Petronas juga
udah
siap tuh di Cibubur dan Artha Gading!! Tunggu beroperasi aja bentar lagi..

Further test at home...

Bensin Shell Super 92 sebanyak 4 liter di container saya pake buat
mainan di
rumah, sambil rokokan.. Hehehe, just kidding. Bensin ini baunya/ aromanya
mirip BBM Pertamina jaman dulu. Confirmed by bokap gw yg gw kasi ½ botol
aqua dan jg by Nanda yg jg gw kasi ½ btl aqua. Ceceran bensin CEPET banget
nguapnya... di tangan juga terasa dingin! Lebih dingin dari BBM
Pertamina. tapi kalah dingin ma methanol.. J Residu di kulit tangan?
Adaaa...
walau kering tp terasa licin kaya abis pake hand body lotion. Good,
artinya
ada banyak additive, paling tidak lubricant. Bagus lah buat fuel pump dan
injectors... Klo bbm pertamina emang ada residu tp ga kering tuh.. minyak
tanah???

Dah puas main2, sisain lagi ½ botol redline, sisanya ai tuang ke
tangki 306.

Next test...

Pinginnya yg Super 92 (low grade) di-test.. Tapi berhubung beda oktan 3
numbers dan harga cuma beda Rp 200, jadi kurang semangat ni... ada yg mau
test dan share hasilnya?

Dody is idoy
citibikers -055-

--- End forwarded message ---







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/vliolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/KYMCO-INDONESIA/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke