AHLUS SUNNAH DAN TERORISME

Oleh
Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu Nashr



Orang yang menuduh kita sebagai teroris, ia termasuk ahlul ghuluw 
(berlebih-lebihan dalam tuduhannya). Ia tidak mengerti dakwah salafiyah. 
Dakwah salafiyah adalah dakwah Islam. Dakwah salafiyah adalah dakwah 
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya[1]. Namun 
demikian, tidak boleh seorang Salafi (siapapun orangnya) menganggap dirinya 
berakhlak seperti akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau 
akhlak para shahabatnya.

Dakwah salafiyah berdiri di atas aqidah yang benar, aqidah yang Rasulullah 
dan para sahabatnya berkeyakinan dengannya. Dakwah salafiyah tegak diatas 
manhaj (jalan, metode, tata cara) Islam yang benar dan lurus, berdiri diatas 
dalil. Dakwah ini benar-benar mengagungkan As-Salaf Ash-Shalih (generasi 
terdahulu yang shalih), dari kalangan para sahabat dan tabi’in. Dakwah ini 
mengagungkan dan menghormati dalil, (berupa) firman Allah dan (sabda) 
Rasulnya, tidak mengutamakan dan mengedepankan perkataan siapapun (di atas 
perkataan Allah dan rasulNya), betapapun tinggi derajat dan kedudukannya 
orang itu. Dakwah salafiyah menyeru kepada Allah, kepada ajaran Islam yang 
benar, seimbang dan adil. Menyeru kepada kelemah lembutan dan menolak 
kekerasan. Maka menuduh dakwah salafiyah sebagai terorisme adalalah dusta!

Karena, siapakah yang benar-benar menentang para teroris dan takfiriyin 
(orang-orang yang sangat mudah mengkafirkan orang lain tanpa sebab yang haq) 
saat ini?

Siapakah mereka kalau bukan ulama dakwah salafiyah ? Mereka, yang pada zaman 
ini dikenal sangat gigih membela dan berdakwah dengan dakwah salafiyah ini. 
Yang paling dikenal di antara mereka, seperti Al-Imam Al-Muhaddist 
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, kemudian Asy-Syaikh Al’Allaamah 
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Asy-Syaikh Al-Allaamah Muhammad bin Shalih 
Al-Utsaimin. Kemudian murid-murid Al-Imam Al-Muhaddist Asy-Syaikh Muhammad 
Nashiruddin Al-Albani, dan murid-murid mereka semua.

Merakalah yang jelas-jelas nyata paling menentang dan membantah pemikiran 
terorisme ini, baik dengan tulisan-tulisan di dalam kitab-kitab mereka, 
kaset-kaset kajian ilmiah mereka, dan dari seputar kajian-kajian ilmiah 
mereka secara langsung. Hal ini diketahui oleh setiap munshif (orang yang 
adil dalam menghukum).

Adapun mukabir (orang yang sombong dan keras kepala) dan orang yang 
mendustakan kenyataan mereka semua, maka sesungguhnya dia merupakan generasi 
(pelanjut) dari tokoh-tokoh (penentang) terdahulu, (yaitu orang-orang) yang 
menuduh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, orang 
gila, pemalsu dan pembuat Al-Qur’an, pendusta. Mereka hanya menuduh, menuduh 
dan terus menuduh (tanpa haq dan bukti yang benar).

Namun inilah taqdir para nabi, mereka selalu didustakan oleh sebagian 
umatnya. Allah berfirman.

“Artinya : Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum 
kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang 
dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka” 
[Al-An’am : 34]

Oleh karena itu, demikianlah keadaan para da’i yang berdakwah kepada Allah, 
keadaan para penuntut ilmu agama. Mereka akan selalu mendapatkan halangan 
dan rintangan serta hambatan dari orang-orang sesat, ahli bid’ah, dan 
orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah. Mereka akan disakiti oleh para 
penentang itu.

Para ahli bid’ah, orang-orang sesat, dan orang-orang yang menyimpang dari 
jalan Allah, (mereka) tidak pernah berhenti melancarkan usaha-usaha keji ( 
yang mereka buat), berupa provokasi, menaburkan bibit-bibit pertikaian dan 
permusuhan di kalangan masyarakat, sehingga para da’i yang ikhlas berdakwah 
kepada Allah dan para penuntut ilmu agama, (mereka) akan selalu mendapatkan 
rintangan ini.

Ada dua pondok pesantren yang bermanhaj salaf di sebuah pulau. Setelah para 
ahli bid’ah, orang-orang sesat, dan orang-orang yang menyimpang dari jalan 
Allah ini mengetahui keberadaan dua pondok pesantren ini, mereka segera 
menghasut masyarakat setempat, dan akhirnya merekapun berhasil menghancurkan 
dan memporakporandakan ke dua pondok pesantren ini.

Tidak ada yang memicu mereka untuk melakukan tindakan keji ini, melainkan 
hasad, dengki dan kebencian yang membakar dada-dada mereka terhadap para 
da’i dari penuntut ilmu agama yang benar dan lurus. Demikianlah, karena 
orang sesat memang tidak akan pernah mencintai kebenaran dan ahlinya!.

Betatpapun demikian, orang-orang yang berpegang teguh dengan manhaj salaf, 
pasti akan tetap selalu ada. Mereka selalu konsisten di atas prinsipnya 
dalam berdakwah. Tidak berpengaruh tindakan-tindakan orang yang berusaha 
berbuat madharat terhadap mereka, juga orang-orang yang menyelisihi mereka, 
seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Akan tetap ada sekelompok dari umatku yang muncul di atas al-haq 
(kebenaran), tidak membahayakan mereka orang-orang yang meninggalkan (tidak 
mempedulikan mereka) sampai datang urusan dari Allah, sedangkan mereka tetap 
demikian” [2]

Dan golongan ini, para ulama telah menafsirkan, bahwa mereka adalah ahlul 
hadits dan ahlul atsar (yaitu orang-orang yang konsisten mengikuti 
hadits-hadits dan jejak para As-Salaf Ash-Shalih).
Maka, saya nasihati setiap muslim, hendaknya ia menjadi seorang salafi. Saya 
nasihati setiap muslim, hendaknya ia menjadi seorang salafi [3]. Hendaknya 
setiap muslim bermanhaj, seperti apa yang telah ditempuh oleh Rasulullah 
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebuah manhaj yang tidak 
berpihak kepada personal tertentu, atau kepada jama’ah-jama’ah tertentu.

As-Salafiyah bukanlah bayi perempuan yang baru terlahir sekarang. Bukan pula 
sebuah organisasi yang baru didirikan saat ini. As-Salafiyah adalah ajaran 
yang turun dari Allah, berupa wahyu yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada 
putrinya Fathimah Radhiyallahu anha [4] tatkala ia meninggal dunia.

“Artinya : Bergabunglah bersama pendahulu kita yang shalih, Utsman bin 
Mazh’un” [5]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata (yang maknanya) : “Bukan 
(merupakan) aib, jika seseorang menisbatkan (menyandarkan) dirinya kepada 
salaf, karena manhaj salaf adalah (manhaj yang) a’lam (lebih berilmu), ahkam 
(lebih bijak dan berhukum), dan aslam (lebih selamat)”.

Karena jika tidak demikian, bagaimana kita bisa merealisasikan : ‘Maa ana 
‘alaihi wa ashhaabii’.

Lihatlah ! Sekarang banyak jama’ah dengan bermacam-macam pola mereka, ada 
yang ke barat, ada yang ke timur. Semuanya mengikuti jalannya masing-masing 
yang berbeda-beda. Kecuali, hanya dakwah salafiyah yang diberkahi Allah ini. 
Golongan inilah yang tetap konsisten berpegang teguh kuat-kuat dengan apa 
yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada di 
atasnya.

Oleh karena itu, saya memohon kepada Allah agar mereka –baik para da’i, para 
penuntut ilmu, dan orang-orang yang bermanhaj salaf ini- senantiasa 
diberikan kemudahan dan keutamaan dariNya, dan agar mereka dijadikan olehNya 
generasi-generasi terbaik pewaris mereka. Sesungguhnya Allah-lah yang 
berkenan mangabulkan do’a ini dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu. 
Tidaklah ada seorang yang menentang dakwah yang haq ini, melainkan Allah 
pasti akan mebinasakannya. Karena Allah akan selalu membela orang-orang yang 
beriman (yang membela agamaNya).

Karenanya, seluruh model dakwah apapun (di muka bumi ini) yang berusaha 
menghalang-halangi, menentang, dan merintangi dakwah salafiyah, usaha mereka 
pasti sia-sia dan gagal. Bahkan yang mereka dapatkan hanyalah kerugian dan 
penyesalan. Sedangkan Allah senantiasa membela dan menolong dakwah salafiyah 
ini, karena Allah pasti akan menolong orang-orang yang membela agamaNya, 
sebagaimana firmanNya.

“Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. 
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [Al-Hajj : 40]

Demikianlah, akhirya saya cukupkan jawaban saya sampai di sini. Saya 
berharap bisa bertemu dengan kalian pada kesempatan yang lain, insya Allah.


[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/1426. Diambil dari 
Muhadharah Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr di Masjid Al-Karim, 
Pabelan, Surakarta, Ahad 19 Februari 2006, Diterjemahkan oleh Abu Abdillah 
Arief Budiman bin Utsman Rozali]
_________
Foote Note
[1]. Berdasarkan hadits Iftiraqul ummah (perpecahan umat) yang shahih dan 
masyhur, yang dikeluarkan oleh Abu Daud 4/197-198 no. 4597, At-Tirmidzi 
5/25-26 no. 2640 dan 2641. Ahmad 2/332, 3/120 dan 145, 4/102, Ibnu Majah 
2/1231-1232 no. 3991-3993 dari hadits Abu Hurairah dan Auf bin Malik 
Radhiyallahu ‘anhu, dan lain-lain yang sdi salah satu lafazh akhir 
hadits-haditsnya adalah. “Mereka adalah al-jama’ah” dan ‘(Yaitu) mereka 
seperti apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya”. Hadits ini 
dishahihkan oleh Syaikh Muhamamd Nashiruddin Al-Albani Rahimahullah di dalam 
Ash-Shahihah 3/480 dan kitab-kitab beliau lainnya.
[2]. Hadits Riwayat Muslim 3/1523 no. 1920 dari hadits Tsauban Radhiyallahu 
‘anha, dan yang semakna dengannya diriwayatkan oleh Al-Bukhari 2/2667 no. 
6881 dari hadits Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu dan lain-lain.
[3]. Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr memang mengulangi kata-katanya 
ini dua kali.
[4]. Demikian yang Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu An-Nashr sampaikan. 
Mungkin yang beliau maksud adalah Ruqayah binti Rasulillah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam, karena Fatimah Radhiyallahu ‘anha meninggal sekitar 
setengah tahun setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, 
sebagaimana yang telah diketahui dan telah banyak keterangannya di dalam 
kitab-kitab tarajim (biografi) para sahabat. Lihat Taqrib at Tahdzib, hal. 
1367 no. 8749.
[5]. Hadits Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath 6/41 no. 5736 
dan lain-lain. Hadits ini pernah diucapkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam ketika putri beliau Zainab meninggal, sebagaimana dalam Musnad 
Al-Imam Ahmad 1/237 dan 335 no. 2127 dan 3103 dan lain-lain. Juga ketika 
putra beliau Ibrahim meninggal sebagaimana dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 1/286 
no. 837 dan lain-lain. Al-Imam Adz-Dzhahabi di dalam Siyar A’lam An-Nubala 
2/252, beliau membawakan biografi Ruqayah Radhiyalahu ‘anha, beliau 
menghukumi hadsits ini dan berkata ‘Munkar’.
Syaikh Salim bin Id Al-Hilali –hafizhahullah- di dalam kitabnya (Bashra-iru 
dzawi asy-Syaraf bi Marwiyati Manhaj As-Salaf) hal.18 berkata : ‘Telah 
diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam sabdanya kepada putri 
beliau Ruqayah, tatkala ia meninggal ...’ lalu beliaupun (Syaikh Salim bin 
Id Al-Hilali) membawakan hadits ini. Kemudian beliau komentari pada catatan 
kaki : ‘Dhaif, dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad 1/237 dan 335 dan Ibnu Sa’ad 
di dalam Ath-Thabaqat 8/37 dan hadits ini dipermasalahkan oleh syaikh kami 
–rahimahullah- di dalam Adh-Dha’ifah no. 1715, karena terdapat (di sanadnya) 
Ali bin Zaid bin Jud’an”.
Dan Ali bin Zaid bin Jud’an adalah perawi yang dhai’f. Lihat Taqrib at 
Tahdzib, hal.696 no. 4768.
Atau, mungkin yang dimaksud oleh beliau (Syaikh Dr Muhammad bin Musa Alu 
An-Nasr) adalah justru perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam 
kepada putri beliau Fathimah Radhiyallahu ‘anha, ketika beliau (Rasulullah) 
menjelang wafat. Jika ini yang dimaksud, maka haditsnya adalah muttafaq 
‘alaih, dikeluarkan oleh Al-Bukhari 5/2317 no. 5928 dan Muslim 4/1904 no. 
2450 dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya aku adalah sebaik-baik pendahulu bagimu”.
Dan lafazh hadits ini lafazh Shahih Muslim.




Sumber : 
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1814&bagian=0

_________________________________________________________________
Search from any Web page with powerful protection. Get the FREE Windows Live 
Toolbar Today! http://toolbar.live.com/?mkt=en-id



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke