POAC (Planning, Organizing, Actuiting & Controlling) Dalam Da'wah
by Haryanto

Tujuan dan Visi

Dalam perusahaan biasanya ada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan). 
Dalam yayasan ada RKAY (Rencana Kerja dan Anggaran Yayasan). Dalam negara ada 
APBN. Dalam da'wah ada RKAD (Rencana Kerja dan Anggaran Da'wah). Dalam Majelis 
Ta'lim ada RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Majelis Ta'lim).
Dalam bentuk visi misalnya "Menjadi Organisasi Da'wah  Paling Berpengaruh di 
Dunia." "Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di Bidang Inspeksi." 
Visi tersebut kemudian harus dijelaskan sehingga dipahami oleh setiap orang. 
Misalnya visi majelis ta'lim "Menjadi Majelis Ta'lim Rujukan Bagi Badan Usaha 
Milik Negara Dalam Membentuk Perilaku Pegawai Yang Berakhlak mulia," dapat 
dijabarkan sebagai berikut :
Menjadi Rujukan Artinya :

*       Majelis Taklim menjadi tempat melakukan benchmark bagi Majelis Taklim / 
Badan Pembinaan Rohani Islam bagi BUMN yang ada di wilayah Jakarta pada 
khususnya dalam pembentukan perilaku pegawai yang berakhlak mulia.
*       
*       Majelis Taklim menjadi pemimpin / pemrakarsa / inspirator dan sekaligus 
sebagai pilihan prioritas dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan di 
lingkunngan BUMN.

*       Pengurus Majelis Taklim menjadi pembicara mengenai pengelolaan Majelis 
Taklim dalam berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan BUMN.
*       Mendapat rekomendasi dari pimpinan BUMN atau pihak lainnya.



Berakhlak Mulia disini memiliki dua dimensi yaitu dimensi vertikal (hablum 
minallah) dan dimensi horisontal (hablum minannas), dengan maksud sebagai 
berikut:


*       Bermanfaat dan bermakna bagi orang lain (nafi'un lighairihi). Yaitu 
peran dan pengelolaan individu yang bersemangat / bergairah untuk saling 
berbagi  informasi dan pengetahuannya secara tulus termasuk pengamalannya, 
ditunjukkan dengan berupaya membantu kolega dan temannya yang membutuhkan dan 
memberikan segala yang dimilikinya baik berupa do'a, ilmu, tenaga dan hartanya 
bagi kemajuan dan kesejahteraan  jama'ah atau Majelis ta'lim.


*       Profesional (mutqan). Upaya terbaik dalam pelaksanaan tugas,  baik 
untuk tugas perusahaan, organisasi maupun tugas kemasyarakatan, yang 
ditunjukkan dengan mutu kerja yang memuaskan pelanggan. Baik pelanggan internal 
maupun pelanggan eksternal.



*       Sehat dan kuat fisiknya (qawiyyul jism). Ditunjukkan dengan penampilan 
yang selalu bersih, rapi, nampak segar bugar dan selalu berseri-seri mukanya, 
berolah raga dan makan makanan yang bergizi secara teratur, tidak merokok, 
tidak mengkonsumsi minuman keras dan obat -obatan terlarang serta makanan atau 
minuman yang merugikan lainnya.

*       Budi pekertinya luhur (matiinul khuluq). Ditunjukkan dengan cara hidup 
yang serasi, selaras, seimbang dan harmonis antara niat, pemikiran, perkataan 
dan perbuatan, berbakti kepada kedua orang tua, menghormati atasan, teman, 
bawahan, tamu dan tetangga serta berbuat baik kepada makhluk ciptaan Allah 
lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan peran dan fungsinya, 
guna menuju/terwujudnya kebenaran dan keadilan sehingga dapat menjadi teladan 
bagi pegawai di lingkungan BUMN lainnya.

*       Disiplin waktu (haritsun 'ala waqtiha). Ditunjukkan dengan tertib 
sesuai ketentuan dan menepati janji, disiplin waktu dan tidak menggunakan untuk 
hal-hal yang tidak bermanfaat.
*       Wawasannya luas (mutsaqaful fikr). Ditunjukkan dengan kecintaannya 
dengan kecintaannya kepada majelis ilmu, dengan belajar terus menerus secara 
utuh (learn, re-learn, unlearn) mencakup learning how to learn, learning how to 
think, serta memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sehingga 
competent di berbagai bidang kehidupan khususnya di bidang keagamaan dan bidang 
yang dapat menghantarkannya untuk hidup mandiri  memenuhi kebutuhannya.

*       Lurus akidahnya (salimul aqidah). Dibuktikan dengan sikap tidak 
menyekutukan Allah dan menjauhi berbagai bentuk kemusyrikan, kekafiran, 
kemunafikan dan lain-lain.
*       Benar ibadahnya (shahiihul ibadah). Dibuktikan dengan selalu 
melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, membayar zakat dan 
pergi haji bagi yang mampu. Serta menjauhi sikap TBC, yaitu taklid (ikut-ikutan 
tanpa dalil), Bid'ah (mengamalkan ibadah tanpa ada dasarnya hukumnya baik yang 
tercantum dalam Qur'an, sunnah ataupun contoh  sahabat )  dan Churafat (segala 
perbuatan yang berkaitan dengan perdukunan, kesaktiaan, jimat dan dunia jin).

Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus 
bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time.
Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak 
terlalu melebar dan terlalu idealis.
Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat 
keberhasilannya. Seperti anak kuliah misalnya ada A, B, C, D dan E.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. 
Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak 
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, 
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

Organizing

)*b* #$!* **t*=* #$!*%**** **)s*G*=*qc* *** *y6**#*&** *|*y$ .x(rR*g*O 
/*Y**u*`* B*****q** *** 

        Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam 
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun 
kokoh. (Ash Shof ayat 4)

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan 
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah 
menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung 
jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).
Semakian tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan 
wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya.
        Dalam Negara organisasi diperinci dalam berbagai wilayah. Ada 
kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi hingga Negara. Dalam perusahaan 
biasanya diperinci menjadi corporate (kantor pusat), divisi, branch (cabang) 
dan sub branch (sub cabang).
        Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat 
sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari 
manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing. 

*( ruw* ?s*y$ruR*q#( *t?n* #$}MO*O* ru#$9*****ru*b* 4 ru#$?*)*q#( #$!* ( )*b* 
#$!* *x***** #$9***)s$>* *** 
        "..... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan 
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan 
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (Al 
Maaidah 2)

Untuk hal-hal khusus biasanya dibentuk tim-tim kecil. Tim ini bermanfaat untuk 
membantu organisasi formal agar berjalan dengan efektif, efisien dan ekonomis. 
Karena itu dalam organisasi modern sering dibentuk tim peningkatan mutu dan 
gugus kendali mutu. Atau dibentuk sebuah komite yang beranggotakan pegawai dari 
berbagai unit kerja.

Pelaksanaan

[EMAIL PROTECTED] #$**Jy=*q#( *s*|*z*u* #$!* *xHu=n3*/* ru*u**q!*&** 
ru#$9*J*s*B*Z*qbt ( ru*yI**u**rc* )*<n*4 *t*=*O* #$9**t**=* ru#$9**kp**yo* 
*s**^t7m***3*/ /*Jy$ .*Z**L* ?s**Jy=*qbt ***** 

        "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta 
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan 
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu 
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan." (At Taubah 105)

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti 
dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas 
dan kerjasama.
        Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai 
visi, misi dan program kerja organisasi.
        Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah 
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. 
        Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya 
masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk memperebutkan lahan basah 
misalnya. 
Karena pada dasarnya pekerjaan utama pada organisasi bisnis adalah mencari 
laba. Namun untuk kemudahan dan efektifitas maka pekerjaan tersebut dibagi-bagi 
sesuai dengan keahlian dan kompetensi masing-masing SDM.
        Begitupun dalam organisasi da'wah. Tidak boleh saling serobot 
pekerjaan. Yang memiliki kompetensi tabligh menjadi khatib. Yang memiliki 
potensi membina dia menjadi murabbi (pendidik). Yang memiliki kompetensi 
keuangan akuntansi menjadi business support (pendukung bisnis).
        



Pengontrolan

ru9s)s** zy=n)*Zu$ #$}MS*|*`z ruRt**=nO* Bt$ ?*qu**q*** /*m** Rt****m** ( 
ruUwt*`* &r%**t>* )*9s**m* B*`* [EMAIL PROTECTED] #$9*qu***** **** )*** 
*tGt=n+** #$9*J*Gt=n)e**u$b* *t`* #$9**uJ**** ru*t`* #$9*e*Ku$A* %s***** **** 
B*$ *t=***** B*` %sq*A@ )*w* 9s*y**m* *u%**=* *tG**** **** 
"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang 
dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, 
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di 
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang 
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir." 
(Al Qaaf 16-18)

Pengorganisasian
        Dalam manajemen harus ada pengorganisasian. Biasanya ditunjukkan dalam 
bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dijabarkan dalam tugas, wewenang, hak 
dan tanggung jawab. Atau dalam bentuk job description (uraian jabatan).
        Dengan danya pembagian kerja, maka pekerjaan yang berat menjadi ringan 
dan yang ringan menjadi nyaman. Berat sama-sama dipikul, sedikit sama-sama 
dijinjing.
"........................"
        Pengorganisasian juga dapat dilakukan dalam bentuk tim-tim kecil. 
Biasanya tim-tim ini lebih fleksibel, praktis dan lebih mudah bergerak. Karena 
tidak tersekat-sekat oleh birokrasi atau formalitas.
        Dalam era globalisasi ini yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan 
bertindak maka dibutuhkan organisasi kerja yang betul-betul fleksibel.
        Pada kondisi-kondisi tertentu kadang dibutuhkan tim-tim lintas kerja. 
Tim ini diharapkan dapat bekerja lebih cepat dan menyelesaikan permasalahan 
secara menyeluruh karena diwakili berbagai unit kerja.

Pelaksanaan
        Perencanaan, program kerja, visi, misi dan pengorganisasi yang baik 
tidaklah bermakna manakala tidak dilaksanakan.
        Karena itu program kerja harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. 
Yaitu dengan bekerja secara profesional. Melalui kerja cerdas, kerja keras dan 
kerjasama.
        Kerja keras saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan strategi dan 
terobosan-terobosan yang jitu. 
        


        
        Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program 
kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, 
inspeksi hinga audit.
        Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang 
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui 
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, 
pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan 
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.


Kirim email ke