Hi, Ida yang baik.
Saya sangat terharu membaca suratmu.
Saya tahu Ida sangat peduli dengan saya, dengan istri saya, dengan
keluarga saya.
Dan kalau bisa, saya ingin sekali bercerita tentang kondisi-kondisi yang
menyebabkan saya menikah lagi.
Saya ingin sekali menjelaskan kenapa apa yang ada di kepala banyak orang
itu tidak ada hubungannya dengan keputusan saya.

Tapi, Ida yang baik, saya nggak bisa.
Ada hal-hal yang memang tidak mungkin diceritakan.
Saya cuma berharap orang akan memaklumi bahwa dalam diri setiap orang ada
ruang pribadi yang tidak bisa dimasuki orang asing.
Saya nggak tahu, da, apakah akan ada saat tatkala saya bisa bercerita
tentang itu kepada banyak orang.
Mungkin nggak akan pernah terjadi.
Saya memilih diam.
Dan kalau karena saya diam, orang semakin mudah menghujat saya, silakan saja.
Hidup, seperti saya bilang, adalah soal pilihan.

Maaf ya Ida.
Maaf ya semua teman yang senantiasa menunjukkan simpati Anda tapi tidak
kunjung tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi melihat kebaikan hati Anda selama ini, saya percaya Anda akan mengerti.

salam

ade armando

MOD:

Bung Ade, sekadar usul. Alangkah menarik apabila Bung Ade meluangkan waktu 
untuk menuliskan buku tentang poligami. Misal buku itu diberi judul: "Sungguh 
tak mudah berpoligami". Kalau kelak jadi terbit, saya adalah pembeli pertama 
buku itu. 
 

> Hi Bang Ade Armando, apa kabar ?
>
> Wah seru ya banyak yg ingin menanggapi perubahan sikap pemikiran Bang Ade
> tentang poligami.
>
> Itu semua tandanya banyak yg perhatian sama Bang Ade dan sekaligus peduli
> bahwa masalah Polygami ngga main main, semua orang ingin ber empati
> terhadap
>
> masa depan kelangsungan keluarga dan bagaimana perasaan seorang wanita,
> karena dalam hal ini wanita selalu lemah, nerimo yg dalam banyak alasan
> laki-laki memaksakan kehendak/katanya sih keinginan baiknya dan boleh tuh
> atas nama agama.
>
>
>
> Ya wis aku ngga ingin menuduh laki-laki yg salah, karena tidak dalam
> kapasitasku aku tahu mana yg salah dan mana yg benar.
>
> Tapi seingatku Orang Tuaku menasehatiku, apabila kamu masuk dalam sebuah
> perkawinan, baru kamu mengetahui pelajaran hidup.
>
> Kita sepasang suami Istri harus sepakat dg sebuah ketidak sepakatan,
> berarti
> kita juga kawin dengan ketidak cocok an.
>
> Mau digimana in juga kita adalah sepasang dari kutub yg berbeda, tapi
> bagaimana kita bisa menyesuaikan, toleransi, memahami perasaan masing2,
>
> menghormati, menyayangi, bertanggung jawab, ekplorasi hubungan, selalu
> melihat sisi positif pasangan kita, menerima ikhlas kekurangan pasangan
> kita
> dll dll
>
> InsyaAllah ibadah kita menjadi berkah dikemudian hari, apalagi kalau ada
> tanggung jawab anak yg sudah dipercayakan oleh kita.
>
> Ngga punya anak, bukan juga jadi alasan berpoligami. Karena Allah akan
> memberikan pada saat yg baik nanti.
>
> Saya ngga percaya ada manusia yg bersikap adil, karena kita hanyalah
> sesosok
> manusia yg banyak kekurangan. Wong kita sendiri aja sering ngga berlaku
> adil
>
> dengan diri sendiri, misalnya bikin sehat diri sendiri aja malas, malas
> olah
> raga, makan ngga sehat, itu juga salah satu bentuk ke tidak adil an bagi
> diri sendiri.
>
> Bagaimana mungkin kita bisa membagi sebuah ke adilan pada 2 wanita, dimana
> pasti seorang Suami yg akan melakukan poligami akan coba mengupayakan
>
> kebahagiaan untuk 2 istri, apakah itu mungkin ? Yang ada setiap saat kita
> cuma melihat betapa tegarnya 2 orang wanita yg ingin nerimo, atas nama
> cinta
> dengan seorang laki-laki yg masih dipertahankan, demi anak atau demi cinta
> atau demi agama ?
>
>
>
> Baca deh Bang Ade buku Nikah nya, pasti seorang laki-laki akan tersentuh
> menangis, betapa tidak mudahnya Laki-Laki menerima tanggung jawab itu,
> tapi
> itulah kemulyaan dan ibadah kita dalam agama. Aku suka menangis dalam
> hati,
> prihatin dengan pria yg melakukan pembenaran Poligami, atau wanita yg mau
> di
> kawin siri dengan suami orang. Terus terang maaf saya katakan semua itu
> munafik. Tapi sekali lagi saya tidak ingin mengukur seseorang dengan dosa.
>
> Saya bukan Kyai, yg mampu mengatakan itu dosa, yg salah atau itu yg benar.
> Saya hanya ingin ber empati kepada perempuan yg nerimo, kepada laki-laki
> yg
> memaksakan kehendaknya bahwa yg dilakukan adalah benar menurut syariat
> agama
> Islam. Saya percaya bukan itu yang diinginkan oleh Islam.
>
> Masa depan sebuah keluarga tergantung dari sebuah keluarga yg baik. Save
> the
> family...
>
>
>
> Maaf Bang Ade, aku hanya ingin berbagi pendapat sedikit. Semua itu sudah
> diputuskan Bang Ade kenapa memilih poligami.
>
> Waktu yg akan mengatakan apakah keputusan Bang Ade bisa memberikan
> kebahagiaan buat masa depan 2 wanita yg Bang Ade cintai,
>
> terutama anak-anak keturunan Bang Ade. Aku doakan semoga Bang Ade mampu
> mengatasi hal itu.
>
> Aku kenal Bang Ade Armando ketika beberapa waktu yg lalu kita masih
> wawancara untuk Female atau Delta ya Bang Ade.
>
> OK Good Luck Bang Ade..dan jangan lupa Selamatkan Keluarga dan cintailah
> Pasangan kita.InsyaAllah bahagia dan penuh berkah.Amin.
>
>
>
> Wass
>
> Ida Arimurti

Kirim email ke