Tabik kawan-kawan,

Ketika kerajaan maha megah-Maya memasuki awal keruntuhannya, penguasa berkeras 
bahwa kunci mengembalikan kejayaan Maya adalah dengan membangun kuil-kuil baru 
dan memperbanyak upacara pengorbanan manusia. Seorang calon korban bernama 
Jaguar Paw (Rudy Youngblood) harus berusaha menyelamatkan diri dari kebiadaban 
(apa betul begitu?) sukunya itu. Petualangnpun dimulai. Antara ketakutan dan 
tumbal lain yang tak terbayangkan. 

Meski Mel Gibson tengah menuai kecaman kaum Semit, ia justru berpaling pada 
kaum Indian Maya dan Hispanik. Film Apocalypto ini dimainkan secara kolosal 
oleh orang-orang Amerika Selatan dan Indian berbahasa asli. Apocalypto, meski 
artinya adalah 'penyingkapan' secara visual lebih terasa sebagai 
'penyiksaan'... sumpah. Rasanya beliau hendak menaikkan intensitas 'kekejaman' 
sejak Braveheart (1995), The Passion of the Christ (2004), dan kini Apocalypto. 

Film ini sempat membuatku hilang selera makan selama dua hari. Adegan brutal 
bertubi-tubi muncul tanpa ampun. Laki-laki, perempuan, anak-anak banyak yang 
harus kehilangan kepala atau dicabut begitu saja jantungnya. Belum lagi yang 
tertusuk tombak, dibakar, ditenggelamkan, dan lain-lain. Soal darah, 
berharaplah Mel Gibson menggunakan darah imitasi atau binatang, karena kalau 
beliau menggunakan darah manusia maka PMI harus segera melayangkan surat 
dukungan resmi pada kaum Semit dengan alamat: Adam Sandler. 

Bicara tentang kebiadaban bangsa yang hidup jauh sebelum peradaban Tukul Arwana 
ini baik kiranya mendengarkan komentar seorang arkeolog Maya. Di bawah aku 
cantumkan alamat pertautannya: 
 
http://www.nytimes. com/2007/ 01/02/opinion/ 02childs. html

salam anget,
gandrastabangko
 
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke