BELAJAR DASAR-DASAR ILMU MUSHTHALAHUL HADITS 3 A’udzu billahis sami’il ‘aliimi minasy syaithaanir rajiim. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, dan Adik-adikku yang saya hormati, yang saya cintai dan insya Allah dirahmati, diberi petunjuk, hidayah dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).
HADITS MARFU’ Pasal ke 8. HADITS M A R F U’ Satu Hadits yang diriwayatkan dari Nabi s.a.w. oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai kepada ulama mudawwin (pencatat Hadits), seperti Bukhori, Muslim, Achmad, Abu Dawud dan lainnya dinamakan Hadits Marfu’, yakni Hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi s.a.w. Kalau ada perkataan Ahli Hadits bahwa Hadits itu dirafa’kan oleh seorang sahabat, seperti Ibnu ‘Umar, umpamanya, maka maksudnya bahwa Ibnu ‘Umar mengatakan Hadits itu dari Nabi s.a.w. bukan dari fatwanya sendiri. Jika ada perkataan di kitab-kitab Hadits bahwa Bukhari, Muslim, Achmad, Abu Dawud atau lain-lain pencatat Hadits rafa’kan sesuatu Hadits maka maknanya bahwa ia unjukkan buat Hadits itu sanad yang sampai kepada Rasulullah s.a.w., bukan hanya sampai Sahabat Nabi s.a.w.saja. Apabila kita bertemu omongan ahli Hadits bahwa Hadits itu tidak sah rafa’nya, berarti bahwa Hadits itu tidak sampai sanadnya kepada Nabi s.a.w.. tetapi sampai kepada salah seorang sahabat saja. Kalimat marfu’ ghalibnya, dipakai buat Hadits Nabi s.a.w. Kalau kita bertemu perkataan ulama di tentang satu Hadits bahwa Baihaqi tarjihkan rafa’nya, berati bahwa Hadits itu ada yang anggap Marfu’ dan ada yang anggap Mauquf, tetapi anggapan yang kuat ialah Marfu’. HADITS MAUSHUL Pasal ke 9. HADITS MAUSHUL DAN ATSAR MAUSHUL. Hadits Maushul, adalah Hadits yang sanadnya nyambung sampai kepada Nabi s.a..w. dengan tidak putus, dinamakan Maushul atau Mut-tashilus-sanad, yakni yang disambung sanadnya yang tidak putus sanadnya. Perkataan Maushul ini dipakai juga buat sanad atau riwayat atau atsar sahabat atau tabi’in yang tidak putus. Apabila ulama berkata bahwa Tirmidzi washalkan Hadits itu, maknanya Tirmidzi bawakan bagi Hadits itu atau bagi atsar itu sanad yang tidak putus. HADITS MAUQUF Pasal ke 10. HADITS MAUQUF ATAU ATSAR Hadits Mauquf atau Atsar adalah Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada Sahabat Nabi s.a.w.saja. Fatwa sahabat atau anggapan sahabat sendiri yang diriwayatkan kepada kita, dinamakan Mauquf yakni terhenti sampai di sahabat, tidak di Nabi s.a.w. Satu rangkaian perkataan yang dikatakan Hadits, apabila kita periksa sanadnya dan terdapat hanya sampai kepada sahabat saja, tidak sampai kepada Nabi s.a.w. maka dinamakan Hadits Mauquf atau Atsar. Jika ada ulama Hadits berkata bahwa Hadits itu diriwayatkan oleh Tirmidzi, maksudnya ialah bahwa Tirmidzi unjukan atau bawakan sanad yang hanya sampai kepada sahabat, tidak kepada Nabi s.a.w. Perkataan ulama tentang satu Hadits bahwa mauqufnya lebih rajih, maksudnya bahwa Hadits itu diperselisihkan: apakah ia Mauquf atau Marfu’, tetapi yang lebih rajih (berat) ialah Mauqufnya. HADITS MURSAL Pasal ke 11. HADITS MURSAL Apabila seorang tabi’i pada masa hidupnya tidak pernah bertemu dengan Nabi s.a.w. dan berkata: “Telah bersabda Nabi s.a.w.,: “ . . . . . “., maka yang ia riwayatkan itu, dinamakan Hadits Mursal, yakni yang dilangsugkan kepada Nabi s.a.w. dengan tidak pakai perantara dari sahabat, seolah-olah dia sendiri mendengar dari Nabi s.a.w. HADITS MUDALLAS Pasal ke 12. HADITS MUDALLAS Jika seorang berkata bahwa Hadits ini dari si-anu, atau si-anu berkata, si-anu ucapkan, dan lain-lainnya, dengan tidak pakai “Kepada saya”, maka perkataan-perkataan itu tidak menunjukkan dengan tegas bahwa si-anu itu telah sampaikan kepadanya dengan langsung, karena bisa jadi dengan perantaraan seorang yang tidak terkenal. Hadits yang diriwayatkan dengan tegas sampainya dari seorang ke seorang, dinamakan Mudallas; dan seorang yang mentadlis (orang yang menyebut sanad dengan samar-samar) itu dinamakan Mudallis. HADITS MAQTHU’ Pasal ke 13. HADITS MAQTHU’ Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada seorang Tabi’i atau dibawahnya dinamakan: “ Hadits Maqthu’ “ Hadits yang sanadnya sampai kepada Rasulullah s.a.w. dinamakan “Hadits Marfu’ “, Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada sahabat Nabi s.a.w. dinamakan “Hadits Mauquf”. Hadits yg sanadnya hanya sampai kepada seorang Tabi’i atau dibawahnya dinamakan “Hadits Maqthu’ “. HADITS MUNQATHI’ DAN HADITS MU’DLAL Passal ke 14. HADITS MUNQATHI’ DAN MU’DLAL Didalam satu sanad, jika gugur nama seorang rawi, lain dari sahabat, atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan, yakni gugurnya berselang, maka sanad itu dinamakan: “Hadits Munqathi’ “. Dan jika yang gugur itu dua rawi yang berdekatan (ditengah sanad), yakni tidak berselang, maka dinamakan: “Hadits Mu’dlal”. HADITS MUDL-THARIB. Pasal ke 15. HADITS MUDL THARIB Sesuatu Hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan satu rangkaian, tetapi terdapat pula rawi itu meriwayatkan Hadits itu juga dengan rangkaian lain yang maknanya tidak sama, atau ia riwayatkan sesuatu Hadits dengan satu sanad, tetapi ada pula ia meriwayatkan dengan sanad itu juga dengan perubahan (dan tidak dapat diputuskan mana yang dapat dipakai) maka yang demikian itu dinamakan Mudl-tharib; bergoncang lantaran tidak tetapnya. (ragu-ragu). HADITS MAQ-LUB Pasal ke 16. HADITS MAQ-LUB Maqlub artinya yang dibalik, yang terbalik. Contoh: Suatu Hadits yang mestinya berbunyi: “Meletakkan lutut, lalu tangan”, tetapi diriwayatkan orang terbalik dari itu, yaitu: “Meletakkan tangan lalu lutut”, maka Hadits yang belakang ini dikatan Maqlub. Oleh karena terbaliknya itu ada pada matan Hadits, dikatakan Maqlub fil matan. Apabila nama seorang rawi dari satu sanad mestinya Muhammad bin ‘Ali umpamanya, tetapi tertulis sebaliknya dari itu, yakni ‘Ali bin Muhammad maka yang demikian dikatakan juga Maqlub. Oleh karena Maqlubnyq itu dalam sanad, maka disebut Maqlub fis-Sanad. Demikian yang bisa saya sampaikan, saya hanya sebatas menyampaikan apa yang baru saya ketahui dari Al Qur’an dan Hadits Shahih. Semoga bermanfaat bagi yang membaca, yang menghayati maknanya dan mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari. Semoga bertambah iman dan takwa kita dan semoga kita selamat dari siksa neraka yang amat sangat pedih dan ngeri.. Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Billahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sukarman. Sumber bacaan: (1)-“Al Qur’an dan Terjemahnya” Cetakan Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al Mush-haf Asy Syarif” , Medinah Munawarah PO.Box.6262 Kerajaan Saudi Arabia. (2)-Hadits Shahih Imam Muslim (HSM), Terbitan KBC.Malaysia. (3)-Hadits Shahih Imam Bukhari (HSB), Terbitan KBC, Malaysia. (4)-Hadits Bulughul Maram, A.Hasan, Terbitan, Diponegoro, Bandung