JAWABAN ATAS PERTANYAAN TENTANG DAHSYATNYA, PEDIHNYA AZAB NERAKA YG KEKAL 
SELAMANYA
Berdasarkan perspektif Al Qur’an, oleh Sukarman.

Perhatian Artikel ini tidak untuk diperdebatkan. Apabila anda berbeda pendapat 
silahkan anda membuat artikel sendiri, berdasarkan dalil-dalil yang anda yaqini 
kebenarannya. Niat saya hanya menyampaikan satu ayat dua ayat agar umat Islam 
yang belum mengetahui, supaya mengetahui beberapa ayat-ayat Al Qur’an yang 
terkandung didalam artikel ini, bagi yang sudah mengetahui ya untuk mengingat 
kembali, setelah mengetahui mudah-mudahan bisa menambah iman dan takwa bagi 
mereka yang ikhlas dan mau  mengamalkannya.

A’udzu billahis sami’il ‘aliimi minasy syaithaanir rajiim. 
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. 
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, dan Adik-adikku yang saya hormati, yang 
saya cintai dan insya Allah dirahmati, diberi petunjuk dan hidayah dan 
dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).

Pertama-tama saya mohon ma’af atas kekhilafan saya menulis: “Assalamu’alaikum 
warahmatullahi wabarakaatuh”. Pada artikel “Dahsyatnya, pedihnya azab neraka 
yang kekal selamanya”.. Terima kasih atas kesediaannya Mas Ahmad Sopiani 
mengingatkan bahwa ada yang ketinggalan menulis “Salam”.

Menjawab pertanyaan Mas Ahmad Sopiani:
(1)-Azab Neraka Kekal Selamanya:
(1)-Qs.4:14; 9:63 Tertulis “Khaalidiina fihaa” yang diterjemahkan “Kekal 
didalamnya”

(2)-Qs.2:39,81,217,257; 3:116; 7:36; 9:68 Tertulis “Hum fihaa khaaliduun” yang 
diterjemahkan “Mereka kekal didalamnya”..

Masih ada ratusan ayat-ayat Al Qur’an yang menyatakan azab neraka itu kekal.

KECUALI ALLAH MENGHENDAKI YANG LAIN
Diantara ratusan ayat-ayat yang menyatakan azab neraka itu kekal, ada dua ayat 
yang menyatakan “Kecuali jika Tuhanmu menghendaki lain”, maknanya semua itu 
terserah Allah yang mempunyai Hak Prerogratif.

[11.106] Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di 
dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih).  [11.107] 
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu 
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang 
Dia kehendaki.

[6.128] Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan 
Allah berfirman): "Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak 
(menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan 
manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat 
kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang 
telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam 
kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang 
lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.  

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Susunan W.J.S.Poerwadarminta, Cetakan 
“Balai Pustaka” Th 1996. Arti kata “Kekal” adalah “Tetap selama-lamanya” 

Bagaimana pendapat anda arti kata: ““Kekal” adalah “Tetap selama-lamanya”? 
Kamusnya yang salah, atau Terjemah Al Qur’annya yang salah, atau cara 
penafsirannya, atau cara memahaminya yang kurang mengerti?   

(2)-Azab di Neraka, Nikmat di Surga (di kehidupan akhirat) satu hari di sisi 
Tuhanmu (akhirat)  = 1000 tahun didunia.

[22.47] Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah 
sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu 
adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
 
Kalau diazab di Neraka satu tahun = 365,000 tahun. Na’udzubillahi mindzalik. 

(3A)- Kekal abadinya Allah Azza Wa Jalla : ““Khaalidiina fihaa abada” = Kekal 
abadi selama-lamanya. Kekal-Nya Allah SWT, menurut yang saya ketahui Allah SWT 
itu: “Maha qadim (dahulu) tanpa permulaan bagi-Nya, Maha Azali tanpa awal 
bagi-Nya; yang tiada awalnya dan tiada akhirnya” dari jaman Azalinya sudah ada, 
sampai tiada akhirnya.

(3B)-Kekalnya azab neraka dan kekalnya nikmat di surga; Di Neraka dan di Surga 
ada awalnya dan tiada akhirnya.

[81.12] dan apabila neraka Jahim dinyalakan, [81.13] dan apabila surga 
didekatkan, [81.14] maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah 
dikerjakannya.

MENGENAL  DZAT ALLAH AZZA WA JALLA.
Segala puji bagi Allah yang mengenalkan kepada hamba-Nya dengan Kitab-Nya yang 
diturunkan melalui lisan Nabi-Nya yang diutus, bahwa Dzat-Nya adalah Esa, tiada 
sekutu bagi-Nya; Maha Tunggal, tiada yang menyerupai-Nya; Tempat meminta yang 
tiada tandingan-Nya; Maha Manunggal yang tiada badingan-Nya. Allah Maha Qadim 
(Dahulu) tanpa permulaan bagi-Nya; Maha Azali tanpa awal bagi-Nya; Maha 
Kontinyu eksistensi-Nya tanpa akhir bagi-Nya; Maha Abadi tanpa penghabisan 
bagi-Nya; Maha Pemelihara tanpa henti bagi-Nya; Maha Kekal tanpa keterputusan 
bagi-Nya. Dia senantiasa disifati dengan predikat Keagungan. Dia tidak 
dihinggapi kebinasaan dan keterputusan dengan berakhirnya masa dan waktu. Akan 
tetapi Dia-lah Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Zhahir dan Maha Batin. Yang 
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha 
Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, 
Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
 Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha 
Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka 
persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk 
Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang 
ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 
Dia mengetahui segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan, 
dan tidak ada seorangun yang setara dengan Dia, Dialah Allah Yang Maha Esa. 
Subhanallaah.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi yang membaca, 
semoga dapat menambah iman dan takwa bagi yang membaca, menghayati dan yang 
mengamalkannya. Alhamdulillahirabbil’alamin. Bilahi taufik wal hidayah. 
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Sukarman.

Sumber bacaan: 
(1)-“Al Qur’an dan Terjemahnya” Cetakan Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al 
Mush-haf Asy Syarif” , Medinah Munawarah PO.Box.6262 Kerajaa Saudi Arabia.

(2)-Kamus Umum Bahasa Indonesia; Susunan WJS.Poerwadarminta; Diterbitkan oleh 
Balai Pustaka, Th.1996.

(3)-Kitabul Al Arba’in fii Ushuliddin, Karya Imam Al Ghazali, diterjemahkan 
oleh Zaid Husain Alhamid, Penerbit Pustaka Amani-Jakarta.

NB: Dilain kesempatan Rahmat Allah, kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT 
bagi hambanya yang saleh yaitu Surga, artikel ini panjang sekali.



      

Kirim email ke