Title: Seluk beluk ASI

Dear Nakita-ers,

Semoga bermanfaat. Salah satu kiat jitu untuk menyusui dengan suskes adalah : Percaya Diri.

Salam,

Sesungguhnya, bagi masyarakat kita menyusui adalah hal yang alami. Memang sudah seharusnya dan sewajarnya seorang ibu menyusui bayinya. Tidak ada yang ’aneh’ tentang itu. Untuk menyusui di tempat publik pun, sebenarnya bukan masalah besar, karena masyarakat kita masih tidak menganggap ’pemandangan’ itu sebagai hal yang tabu, aneh ataupun memalukan . Tetapi, pada kenyataannya menyusui adalah satu hal, sementara memberikan ASI eksklusif adalah hal lain. Dalam lingkungan sosial yang- untungnya- masih proASI inipun ternyata masih banyak ibu yang menemui hambatan-hambatan sosial untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Karena yang dianggap ’wajar’ di masyarakat kita adalah ’mencampur’ ASI dan susu formula. Maksudnya ASI iya, susu formula juga iya.

Ibu, apalagi yang baru pengalaman pertama menjadi ibu, biasanya sangat sensitif bila menyangkut buah hatinya. Ini membuat ibu sangat rentan terhadap berbagai provokasi maupun persuasi. Berbagai komentar yang kurang/tidak ’ramah’ ASI eksklusif yang dilontarkan oleh berbagai pihak (entah itu keluarga, teman sekantor, ataupun tetangga), bisa membuat ibu menjadi kurang atau bahkan tidak pede, yang akhirnya malah jadi demotivated untuk memberikan ASI eksklusif. Padahal percaya diri adalah satu-satunya kiat yang paling jitu untuk dapat menyusui dengan sukses.
Berikut ini beberapa pikiran ataupun perasaan negatif yang dapat menggoyahkan rasa percaya diri ibu ;

ASI-ku belum keluar atau ASI-ku hanya keluar sedikit sekali....
Selama masa kehamilan, kedua payudara ibu mulai memproduksi ASI pertama yang disebut dengan kolostrum. Produksi kolostrum ini akan terus berlangsung hingga kira-kira seminggu setelah melahirkan. Kolostrum ini memang diproduksi dalam jumlah yang sedikit, hanya beberapa sendok teh dalam sehari. Meski sedikit dari segi kuantitas (volume), tetapi kolostrum memiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi dan mudah sekali dicerna oleh pencernaan bayi, yang memang belum sempurna. Kandungan lain yang membuat kolostrum amat sangat berharga adalah antibodi (immunoglobulin). Kolostrum mengandung IgA (immunoglobulin A) dalam jumlah besar. Zat ini akan membentuk ’benteng pertahanan’ pertama yang akan melindungi bayi dari serangan berbagai kuman.

Menurut
la leche league, produksi kolostrum hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36, 23 ml per hari. Selain jumlah yang sedikit, karakteristik kolostrum juga belum seperti ASI matur. Warnanya bening kekuning-kuningan dan agak kental. Karenanya, tak jarang ibu yang tidak melihat keluarnya kolostrum mengira ASI-nya belum keluar. Ada pula ibu yang melihat kolostrumnya keluar, tetapi karena jumlahnya yang sedikit itu, si ibu jadi mengira ASI-nya hanya keluar sedikit. Hingga akhirnya ibu menunda untuk menyusui atau bahkan, tragisnya, memilih untuk memberikan susu formula kepada bayinya.

Sebenarnya, Tuhan telah mengatur agar produksi kolostrum (yang hanya sedikit itu) disesuaikan dengan kapasitas perut bayi. Tahukah ibu, bahwa kapasitas perut bayi usia 1-2 hari hanya sebesar kelereng (5-7 ml)? Itu pun kapasitas maksimalnya. Lebih dari itu akan segera dimuntahkan karena perut si kecil belum dapat meregang. Menurut la leche league lagi, sekali menyusui, rata-rata produksi kolostrum ’hanya’ 1,4 sendok teh (6,86 ml). Dengan demikian, sekali menyusui, bayi akan mencerna habis semua kolostrum yang ia konsumsi. Tidak ada yang terbuang. Sangat mangkus, bukan?

ASI diproduksi sesuai dengan prinsip
supply on demand. Artinya semakin sering bayi disusui, akan semakin banyak pula produksi ASI. Setiap kali ’gudang’ ASI (milk pool/ milk sinus) dikosongkan, pabrik ASI ( alveoli) dalam payudara ibu akan segera memproduksi ASI untuk mengisi kembali milk pool. Semakin sedikit atau jarang ASI dikeluarkan dari gudangnya, semakin sedikit pula ’pabrik’ memproduksi ASI. Harus diketahui bahwa pada dasarnya semua perempuan mampu memproduksi ASI, bahkan ada ibu yang menyusui bayi adopsinya.

Berikut ini tips untuk ‘menambah’ produksi ASI ;

- Inisiasi dini ASI 30-60 menit pertama setelah melahirkan.
- Susui bayi sesering mungkin.
- Biarkan bayi menentukan sendiri berapa lama ia menyusu pada satu payudara, sebelum berpindah ke payudara yang lain.

Si kecil sering sekali terbangun malam, berarti dia tidak kenyang hanya minum ASI....
Selain sindroma ASI kurang/sedikit, ini juga satu alasan yang kerap kali membuat ibu akhirnya ’menyerah’ dan memilih memberikan susu formula kepada si kecil.

Padahla bayi-bayi yang hanya minum/makan ASI memang cenderung lebih cepat merasa lapar dibandingkan dengan bayi-bayi yang diberi susu formula. Ini sangat berkaitan dengan komposisi ASI. Selain sarat nutrisi, ASI juga mengandung beragam enzim-enzim pencernaan, antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), protease (untuk menguraikan protein), dan amilase (untuk menguraikan karbohidrat). Dengan kata lain, ASI dapat dikatakan sebagai makanan yang sudah separuh cerna, sehingga tidak butuh waktu lama bagi sistem pencernaan bayi
yang memang belum sempurna perkembangannya- untuk mencerna habis ASI. Itulah sebabnya, bayi-bayi ASI perlu disusui setiap 2-3 jam sekali.

Namun, tidak demikian halnya dengan bayi-bayi yang mengkonsumsi susu formula. Komposisi susu formula lebih sulit dicerna oleh sistem pencernaan bayi. Karena susu formula ’bertahan’ lebih lama dalam perut, bayi menjadi tidak lekas lapar. Efeknya, bayi akan tidur lebih lama.

Daya tampung lambung bayi yang memang masih sangat terbatas, juga menjadi penyebab bayi cepat kenyang, tapi cepat lapar kembali. Pada hari pertama, ukuran lambung bayi dapat disetarakan dengan ukuran kelereng (5-7 ml). Mulai hari ke 3, kapasitasnya sedikit meningkat menjadi 14-16 ml atau sebesar kelereng besar. Hari ke-10, lambung bayi kira-kira sebesar bola pingpong atau daya tampungnya 60-80 ml.

Karena itu, ide memberikan susu dalam jumlah banyak setiap kali waktu makan, bukan lah tindakan yang tepat. Tindakan ini sama saja meregang dengan paksa lambung si kecil. Membiasakan bayi untuk makan dalam porsi kecil tetapi sering, merupakan awal yang baik untuk ’mengajarkan’ kebiasaan makan yang benar dan sehat kepada anak. Bayi-bayi ASI dengan sendirinya terbiasa dengan porsi makan kecil tapi sering ini. Begitu merasa kenyang, ia tidak mau lagi menyusu. Setelah 2-3 jam kemudian, ia akan memberitahu Anda kalau ia lapar. Umumnya, bayi-bayi ASI perlu disusui setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam

Bagaimana caranya mengetahui bayiku cukup mendapat ASI....
Satu hal yang juga sering menimbulkan keraguan untuk memberikan ASI eksklusif adalah ibu tidak yakin bayinya memperoleh cukup ASI, atau ibu ragu kebutuhan nutrisi bayinya dapat dipenuhi hanya oleh ASI.

Tanda-tanda berikut ini dapat Anda gunakan sebagai petunjuk bayi Anda mendapatkan cukup ASI dan cukup gizi :

a) Dalam 24 jam, si kecil buang air kecil minimal 6-8 kali sehari. Ini mungkin agak sulit diperhatikan bila bayi menggunakan popok sekali pakai. Karena yang harus diperhatikan adalah 6-8 kali basahan, bukannya 6-8 kali ganti popok.
b) Adanya pertumbuhan yang signifikan. Maksudnya, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bayi bertambah secara signifikan. Sebagai panduan untuk memeriksa pertumbuhan anak, Anda perlu menggunakan bagan pertumbuhan (growth chart). Saat ini WHO telah mengeluarkan growth chart baru yang lebih sesuai untuk bayi-bayi ASI eksklusif.
c) Perkembangannya, baik motorik kasar maupun halus, baik. Selain itu, bayi terlihat aktif, nyaman dan bahagia.

Keluargaku, terutama ibu/ibu mertua, tidak mendukung ASI eksklusif.....
Di luar faktor masih banyaknya tenaga kesehatan, rumah sakit/rumah bersalin, maupun tempat kerja yang belum ramah ASI eksklusif, ternyata dukungan keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI ekslusif. Mengapa demikian? Karena dukungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap rasa percaya diri ibu.

Hormon oksitosin, hormon yang membantu pengeluaran ASI, itu sangat sensitif terhadap perasaan ibu. Sedikit saja ibu merasa ragu atau kurang pede, dapat menyebabkan kerja hormon oksitosin melambat. Akibatnya, ASI yang keluar menjadi lebih sedikit. Efek dari berkurangnya ASI ini, ibu jadi bertambah stress. Padahal semakin tinggi tingkat stress ibu, semakin berkurang pula produksi ASI-nya. Begitu seterusnya, dan kalau kondisi seperti ini dibiarkan, sangat mungkin produksi ASI akan terhenti sama sekali.

Memang akan sangat ideal bila lingkungan terdekat ibu suportif dengan ASI eksklusif. Tapi bila kondisi ideal ini sulit atau tidak tercapai, satu-satunya benteng pertahanan ibu adalah membekali diri dan suami dengan ilmu dan pengetahuan yang benar tentang seluk beluk ASI. Dengan bekal pengetahuan yang benar, Anda berpeluang lebih besar untuk dapat menjaga motivasi dan percaya diri memberikan ASI eksklusif. Terus ingatkan diri sendiri akan hal-hal yang menyebabkan Anda ingin memberikan ASI eksklusif kepada si kecil.

Untuk ’meluluhkan’ hati ibu dan atau ibu mertua, Anda bisa lebih melibatkannya dalam kegiatan menyusui. Tanyakan bagaimana pengalaman menyusui beliau. Mintalah kiat-kiat menyusui berdasarkan pengalaman beliau. Tak perlu defensif dalam menyikapi ’ketidaksetujuan’ keluarga. Karena sikap defensif biasanya justru membuat mereka semakin agresif menunjukkan ketidaksetujuannya. Ini justru akan membuat Anda semakin sulit menyampaikan informasi yang benar. Yang terpenting, Anda dan suami satu kata untuk urusan ASI eksklusif ini




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke