Dear nakita-ers,
 
Semoga membantu
 
Salam,
Uttiek
 
WASPADAI BENJOLAN DI LIPAT PAHA DAN PUSAR

Munculnya benjolan tersebut bisa saja menjadi tanda bahwa bayi menderita hernia.

Banyak masyarakat yang masih menyangka kalau hernia hanya menyerang orang dewasa terutama manula. Padahal si kecil yang masih bayi bisa juga mengalaminya. Kasus bayi hernia bahkan tercatat cukup banyak. Dikatakan pula oleh dr. Cosmas Gora Triaswhoro, Sp.B., meski namanya terkesan cukup indah, hernia ternyata dapat menimbulkan bahaya. Bila terus didiamkan tanpa penanganan tepat, bahkan dapat menimbulkan komplikasi yang berat sampai kematian.

Selanjutnya, spesialis bedah dari RS Mitra International Jakarta ini menambahkan, hernia merupakan bentuk penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau suatu bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Bila terjadi di perut, isi perut dapat menonjol melalui bagian yang lemah. Kebanyakan organ yang menonjol adalah usus.

Hernia bukanlah penyakit turunan. Proses terjadinya hernia pada bayi berbeda dengan hernia pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena kelemahan otot dinding perut. Sedangkan pada bayi, hernia yang terjadi di daerah perut akibat penyakit bawaan atau kongenital.

Secara umum ada dua jenis hernia, yaitu internal dan eksternal.

* Hernia internal berada dalam tubuh dan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Contohnya hernia diafragmatika dimana hernia terjadi akibat adanya celah di diafragma (otot pemisah antara bagian perut dengan dada) karena pembentukan diafragma yang tidak sempurna. Contoh lainnya adalah hernia hiatal esofagus, yaitu hernia terjadi melalui celah masuknya esofagus yang masuk dari rongga dada, serta banyak lagi jenis lainnya.

* Hernia eksternal. Dari jenis hernia ini yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis yang muncul di lipat paha dan hernia umbilikalis yang muncul di daerah pusar. Bayi umumnya mengalami hernia eksternal yang bisa dideteksi secara kasat mata karena terlihat secara langsung.

Proses terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui penyebabnya. Secara umum bayi laki-laki lebih sering mengalami hernia dibandingkan perempuan karena proses penurunan testis/buah pelir yang merupakan organ reproduksinya berlangsung lebih kompleks.

Hernia pun lebih sering terjadi pada bayi prematur, sebab pada saat kelahirannya proses penurunan testis dan pembentukan ligamen belum sempurna.

Hernia inguinalis:

* Pada bayi laki-laki terjadi karena kegagalan proses penutupan kantung yang menutupi testis. Ketika di dalam kandungan, testis turun dari bagian perut ke bawah dan berhenti sesampainya di skrotum (kantung pelir). Proses penurunan ini dimulai waktu bayi masih berada dalam kandungan. Ketika turun, testis akan membawa selaput dari perut ke bawah sehingga membentuk kantung. Ketika lahir cukup bulan, umumnya proses perpindahan testis ini sudah selesai. Namun pada beberapa bayi, proses penutupan hingga menjadi ligamentum (jaringan ikat) tidak berjalan sempurna yang akhirnya menyisakan lubang. Nah, lubang inilah yang nantinya bisa menimbulkan herniasi. Bila hanya berisi cairan saja disebut hidrocele. "Pada hernia inguinalis, paling sering ditemukan di sebelah kanan, sekitar 67 persen, sisanya sebelah kiri," jelas Cosmas.

* Pada bayi perempuan hernia terjadi melalui proses seperti ini: seperti halnya bayi laki-laki, bayi perempuan pun mengalami proses pembentukan organ tubuh bagian bawah yang hampir sama. Namun, bila laki-laki mengalami proses penurunan testis, maka perempuan tidak.

Hernia umbilikus:

Pada bayi laki-laki dan perempuan hernia umbilikus terjadi bila penutupan umbilikus (bekas tali pusar) tidak sempurna. Seharusnya, bila penutupan membuat umbilikalis tetap terbuka. Bila hal ini terjadi, tentu akan menyisakan lubang sehingga usus bisa keluar masuk ke daerah tersebut.

CARA MENDETEKSI

* Merasakan tonjolan

Yang perlu diketahui, awam hanya dapat mendeteksi hernia eksternal, karena hernia internal terjadi dalam tubuh dan sulit dideteksi. Mendeteksi keberadaan hernia pada orang dewasa juga jelas lebih mudah ketimbang pada bayi. Ketika buang air misalnya, orang dewasa bisa merasakan adanya tonjolan di bagian perut yang umumnya lebih terasa. Namun pada bayi, meskipun terasa ada yang tidak nyaman pada tubuhnya, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan jelas.

Itulah mengapa hernia pada bayi lebih sulit dideteksi sehingga memerlukan ketelitian orang tua. Walaupun sulit, lihat dan rabalah bagian lipat paha atau pusar si bayi. Hernia eksternal umumnya akan diketahui dari munculnya benjolan di bagian tersebut.

* Mengamati gejala

Gejala klinis yang biasa muncul tak berbeda jauh dari penyakit-penyakit pada umumnya, seperti mual muntah, susah makan, dan tubuh demam. Lantaran itulah, Cosmas mengimbau orang tua agar segera membawa bayinya ke dokter saat melihat gejala-gejala tadi, agar diagnosa penyakit si kecil dapat segera ditegakkan.

Gejala khususnya muncul berdasarkan berat-ringan hernia:

1. Reponible: Benjolan di daerah lipat paha atau umbilikus tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha dan umbilikus akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah. Labia adalah bagian terluar dari alat kelamin perempuan. 

2. Irreponible: benjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis misalnya, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.

3. Incarcerata, benjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.

4. Strangulata, ini adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.

MENANGANI HERNIA

Berhubung proses peningkatan dari satu fase ke fase berikutnya terjadi cukup cepat, Cosmas menyarankan, bawalah segera bayi Anda ke dokter begitu terlihat gejala awal hernia. Bila memang positif, meskipun masih sangat ringan, bayi harus segera dioperasi untuk mencegah tahap gangguan yang lebih berat.  "Operasi yang biasa dilakukan adalah herniotomi untuk memotong kantung hernia kemudian diikat," kata Cosmas.

Namun sebelumnya, saat pemeriksaan, dokter akan melakukan palpasi atau meraba isi hernia dengan ujung jarinya, apakah masih dapat dimasukkan kembali ke dalam perut atau tidak.

Meskipun kejadiannya jarang, setelah operasi sebaiknya waspadai kemungkinan kambuhnya hernia. Bila kekambuhan terjadi dalam beberapa bulan atau setahun, hal ini mungkin merupakan akibat dari pembedahan yang dilakukan. Namun kemungkinan kambuhan akibat kesalahan teknis sangat kecil.

Irfan Hasuki. Ilustrator: Pugoeh

HERNIA PADA ANAK

Agak sulit mencegahnya. Dan sulit pula mengenali gejala awalnya. Tahu-tahu dokter menyarankan untuk operasi. Aduh, bahaya enggak, sih ?

Adi, bocah berumur 4 tahun, suatu siang menjerit-jerit kesakitan tanpa sebab. Setelah ditanya, ia mengaku merasa sakit di daerah selangkangan pahanya. Ketika ibu Adi mencoba meraba ternyata terdapat benjolan di sekitar daerah itu. Kemudian, hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Adi mengalami hernia.
Benarkah hernia bisa juga dialami oleh anak sekecil Adi? Kendati jarang, menurut Dr.dr.H. Muljono Wirjodiarjo, SpA(K), mungkin saja kasus hernia terjadi pada anak. Pengertian umum hernia sendiri, kata dokter dari RS Internasional Bintaro ini, adalah perpindahan isi suatu ruangan ke ruangan lain melewati dinding pemisah. "Biasanya dari ruangan yang tekanannya tinggi ke ruangan yang tekanannya rendah."
Pada tubuh manusia, hernia terjadi pada rongga-rongga yang rawan terjadi seperti itu. Misalnya, hernia pada otak karena tumor di satu bagian otak yang kemudian mendesak ke ruangan lain. Bisa juga terjadi pada rongga dada. "Hernia akan terjadi jika muncul penyakit yang menyebabkan sumbatan sehingga rongga paru-paru di sebelah lebih besar dari rongga lain." Antara rongga dada dan rongga perut terdapat sekat yang disebut diafragma. Bisa terjadi, karena tekanannya tinggi, isi perut kemudian mendesak ke rongga dada sehingga mendesak paru-paru.
Nah, antara rongga perut dan rongga kemaluan juga terdapat rongga. Biasanya, karena tekanan di rongga perut tinggi, maka isi rongga perut turun ke rongga kemaluan. Hernia inilah yang umum dikenal masyarakat. "Ini biasa disebut hernia inguinal dan populer terjadi pada anak." Dulu, terang Muljono, penyakit ini biasanya tidak segera ditangani, sehingga akan berlanjut sampai dewasa. "Tetapi ada juga hernia yang menyerang orang dewasa yang biasa mengangkat beban-beban berat. Istilahnya turun berok atau burut," lanjut Muljono.
DI BAWAH SATU TAHUN
Jadi, jelaslah kini bagi kita bahwa hernia inguinal terjadi di daerah selangkangan. Hal ini terjadi karena dinding pembatasnya lemah, sehingga isi perut bisa menembus ke rongga buah zakar (scrotum). Biasanya, lanjut Muljono, awalnya hanya berupa benjolan di atas paha bagian dalam. Benjolan ini keras, seringkali berwarna biru, dan jika disentuh terasa sakit. Gejalanya, anak tiba-tiba menjerit kesakitan tanpa sebab, meski ada juga yang tidak terasa sakit. "Seringkali ini muncul di paha sebelah kanan
dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki."
Benjolan ini biasanya baru muncul saat isi perut belum mencapai scrotum. Tetapi, bisa saja karena tekanan tinggi atau dinding lemah, isi perut masuk ke dalam scrotum. "Saat masuk, terasa sakit. Tetapi saat anak tenang, kadang-kadang hilang lagi." Lama-lama, usus akan masuk atau berpindah tempat ke scrotum. "Jika ini yang terjadi, akan sulit untuk kembali dan gejala yang timbul akan lebih sakit."
Munculnya benjolan ini bisa saja merupakan bawaan sejak lahir. Ada juga yang muncul dua tiga minggu, atau beberapa bulan setelah lahir. Jika ringan, munculnya benjolan biasanya agak lambat. "Biasanya muncul muncul di bawah usia setahun. Jika setelah satu tahun enggak muncul, maka biasanya nggak terjadi seterusnya," terang Muljono.
Pada anak yang masih belum bisa berjalan, barangkali kemungkinan hernia tidak begitu menonjol, meskipun ada. Aktifitas fisik sangat mempengaruhi. Semakin besar anak, tenaganya pun semakin kuat, sehingga tekanan dalam rongga perut lebih besar. "Jadi, hilang munculnya hernia ini karena perbedaan tekanan yang muncul," ujar Muljono.
Karena itu, orang tua harus lebih rajin memperhatikan anak berusia setahun atau yang sudah mulai berjalan. "Misalnya, sehabis lari-lari tiba-tiba anak menangis. Perhatikan apakah ada benjolan. Ada lagi kejadian, anak terkena flu dan batuk keras kemudian hernianya muncul. Dengan batuk, tekanan dalam perut menguat. Sehingga, hernia yang selama ini tidak muncul, tiba-tiba muncul," jelas Muljono.
Selama benjolan itu masih bisa bolak-balik, lanjutnya, tak akan terlalu menimbulkan masalah. Tetapi, bila sudah masuk ke rongga scrotum, maka akan menjadi masalah. Seringkali, karena melewati lubang kecil pada dinding pembatas, sehingga usus seperti tercekik. Akibatnya, darah tidak bisa kembali dan akan makin membesar. "Ini yang sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan baik."
BUAH ZAKAR TERLAMBAT TURUN
Yang harus diperhatikan, lanjut Muljono, ada keadaan mirip seperti hernia yang sangat perlu diketahui oleh orang tua. Benjolan yang muncul di lipatan antara paha dan perut seringkali bukan hernia. "Ini adalah buah zakar yang terlambat turun. Seringkali pada bayi memang ada keadaan dimana salah satu buah zakar turun dan salah satunya belum, atau kadang-kadang keduanya belum turun (retensio testis). Nah, seringkali orang keliru dan dianggap sebagai hernia."
Oleh karena itu, dalam keadaan demikian sebaiknya orang tua lebih teliti lagi terhadap anak. "Kantung buah zakar anak harus diperiksa, apakah buah zakar sudah ada atau belum. Kalau belum ada berarti memang belum turun," ujar Muljono.
Yang tak kalah pentingnya untuk diketahui, daerah sekitar antara perut dan paha merupakan daerah yang gampang terinfeksi. Apalagi pada anak yang gemuk. Mungkin sehabis pipis atau buang air besar, popok atau celananya tidak diganti, sehingga kemudian terjadi bisul atau abses yang pada awalnya seperti hernia. "Bisul ini kalau diraba terasa sakit. Meski jarang terjadi, tetapi harus hati-hati." Bisul ini biasanya nyerinya bukan main dan setiap hari semakin besar dan merah. "Pada umumnya kalau dipegang juga terasa agak hangat. Anak juga nangis terus-terusan," lanjut Muljono.
SEGERA DITANGANI DOKTER
Dulu, jika masih berupa benjolan kecil, seringkali ditunggu karena diharapkan akan sembuh sendiri. "Tetapi sekarang tidak lagi. Biasanya akan segera ditangani, karena operasinya pun bukan operasi berat. Begitu muncul, dokter sering menganjurkan supaya dioperasi saja, apalagi kalau sampai anak kesakitan."
Sebaiknya, begitu curiga, anak segera dibawa ke dokter. "Kita lihat benjolan di batas perut dan paha. Kemudian yang juga dilihat adalah kantung scrotum. Biasanya jika isi perut sudah turun, kantung buah zakar akan menjadi besar, berwarna biru dan keras." Biasanya dokter yang sudah terlatih akan dengan mudah mengembalikan isi perut dari kantung buah zakar ke atas. "Tetapi ini memerlukan teknik khusus. Kalau tidak justru akan berbahaya, karena kalau dipijit-pijit terus akan semakin membengkak. "Jadi, orang awam sebaiknya tidak segera memasukkan sendiri," ujar Muljono.
Tetapi, ingat Muljono, orang tua perlu pula hati-hati dalam mengenali scrotum yang membesar, karena ada juga keadaan lain dimana buah zakar membesar sebelah karena berisi air. "Ini terjadi jika buah zakar mengandung air, sehingga salah satunya akan membesar karena berisi air yang dikenal dengan hidrocel testis."
Kadang-kadang, kalau tidak berpengalaman, sulit membedakan antara hernia dengan hidrocel testis. "Tetapi, biasanya ini akan mengecil sendiri. Jadi, jangan coba-coba misalnya untuk menyedot cairan selama tidak terlalu besar. Sebab, kadang-kadang, disangka hidrocel testis kemudian ditusuk, ternyata hernia. Jadi, harus betul-batul hati-hati dalam membedakan antara hernia dengan keadaan lain tadi."
Nah, hidrocel testis inilah yang berkaitan dengan kesuburan seorang pria kelak. Penyebabnya, hernia yang didiamkan akan membuat buah zakar tergencet dan membuat fungsinya buruk. "Tetapi secara umum, tidak akan terjadi, kok, jika ditangani dengan baik."
PERAN ORANG TUA
Karena bersifat kongenital, penyebab hernia tidak bisa diketahui dengan pasti. Tetapi, untuk tindakan pencegahan, para orang tua kita dulu sering menggunakan popok khusus untuk bayinya agar menekan bagian yang lemah supaya tidak dilewati isi perut. "Tetapi, kenyataannya tidak begitu efektif. Sekarang, biasanya akan dioperasi oleh ahli bedah anak. Operasinya tidak begitu berat, kok."
Seringkali, jika hernia ditemukan di sebelah kiri, dokter akan memperbaiki sekaligus kedua-duanya, baik yang sebelah kiri maupun sebelah kanan. "Menurut pengalaman, kalau di sebelah kiri muncul maka di sebelah kanan pun pasti akan muncul lagi. Jadi sekaligus saja dibetulkan. Tetapi kalau yang kanan muncul duluan, jarang diikuti oleh yang sebelah kiri," ujar Muljono.
Operasi bisa dilakukan secepat mungkin, begitu diketahui. "Tetapi, tentu menunggu sampai kondisi yang terbaik. Bahkan kalau diketahui setelah lahir, sebelum pulang pun ada yang langsung dioperasi."
Agar segera terdeteksi, secara umum, orang tua harus concern terhadap tubuh anak. Jadi, pada saat memandikan atau menggantikan popok, orang tua harus waspada, apakah ada benjolan atau tidak di daerah antara paha dan perut. Seringkali, ada orang tua yang tidak begitu perhatian dan tidak tahu terjadi perubahan pada tubuh anaknya. "Tahu-tahu sudah berat. Padahal, menurut pengalaman, gejala hernia sudah akan muncul sejak awal," ujar Muljono.
Nah, mulai sekarang, bukan cuma tingkah laku si kecil saja yang harus diamati, tetapi juga dengan perubahan tubuhnya.
 
Hasto Prianggoro . Ilustrasi : Pugoeh (nakita)
----- Original Message -----
From: Rahmat
Sent: Monday, December 12, 2005 9:18 AM
Subject: [milis-nakita] Tanya {01}

Dear Mbak Uttiek,
 
Mbak mohon informasi tentang Hernia, Hydro cocele dan Vari cocele.
 
Terimakasih.
 
Rgds
Rahmat Sofyan (Ayah Dzikri & Hanif)


=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke