Dear nakita-ers, Endometrium yang normal terdapat di dalam rahim. Adakalanya muncul/tumbuh di tempat lain. Pada kasus endometriosis, jaringan endometrium bisa tumbuh di sekitar indung telur (ovarium), saluran telur (tuba Fallopi), bisa juga tumbuh jauh di luar rahim, misalnya di paru-paru. Semoga artikel ini membantu Salam, Uttiek
Waspadalah jika saat haid
berlangsung, Anda merasa nyeri. Bisa-bisa, endometriosis yang jadi
biang keladinya.
Ibu Monik selalu mengeluh sakit setiap kali
menstruasinya datang. Wajahnya pucat, nyeri di bagian bawah perut
seperti tak tertahankan. Dan itu berlangsung terus menerus selama
bertahun-tahun setiap haid datang. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan
adanya benjolan pada indung telur sebelah kanan, hampir sebesar bola
tenis. Ia pun menjalani operasi pengangkatan benjolan dengan cara
kistektomi.
Apa arti kistektomi? "Operasi yang dilakukan
dengan cara mengikis benjolan alias endometriosis tersebut," terang dr.
Judi Januadi Endjun, Sp.OG, staf pengajar Sub.Bag. Fetomaternal
bagian Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto,
Jakarta. Kasus Ibu Monik disebut endometriosis. Yaitu suatu keadaan
(penyakit) di mana jaringan endometrium terdapat di luar rongga rahim.
Endometrium itu sendiri sebenarnya adalah selaput yang melapisi bagian
dalam uterus (rahim).
Nah, keberadaan endometrium ini amat
dipengaruhi oleh hormon. "Peran endometrium dalam siklus haid amat
penting," terang Judi. Pada masa haid, sebagian besar endometrium yang
melapisi uterus terlepas dan terjadilah menstruasi.
Endometrium yang normal terdapat di dalam
rahim. Adakalanya muncul/tumbuh di tempat lain. Pada kasus
endometriosis, jaringan endometrium bisa tumbuh di sekitar indung telur
(ovarium), saluran telur (tuba Fallopi), bisa juga tumbuh jauh di luar
rahim, misalnya di paru-paru.
PENYEBAB TAK DIKETAHUI
Seperti kita tahu, saat menstruasi terjadi
perubahan hormon. Nah, perubahan hormon ini tak cuma mempengaruhi
endometrium yang terdapat di dalam rahim, tetapi juga yang berada di
luar rahim. Sebagai akibatnya, endometrium yang berada di luar rahim
juga mengalami perubahan serta perdarahan.
Bila pembesaran endometrium terjadi di sekitar
indung telur, bisa diduga indung telur akan menjadi lebih besar.
Kadang-kadang pembesaran tersebut berisi cairan coklat kental yang
disebut kista coklat (endometrioma). Kista ini bisa membesar,
menimbulkan perlekatan, dan mungkin sewaktu-waktu bisa pecah.
Keadaan ini paling banyak dialami oleh wanita
usia 30-40 tahun. Jarang sekali terjadi pada mereka yang sudah
menopause. Mengapa endometriosis bisa terjadi? Sayangnya, hingga saat
ini belum bisa dipastikan penyebabnya.
Sebagian ahli berpendapat, itu terjadi karena
faktor lingkungan. Penelitian di Belgia menunjukkan, lingkungan yang
tercemar asap kendaraan bermotor dan pembakaran limbah plastik, menjadi
salah satu penyebab. Sementara ahli lain menduga, endometriosis muncul
karena alergi terhadap hormon-hormon seks.
Penelitian mutakhir menunjukkan adanya kaitan
endometriosis dengan teori genetik. Namun, toh, cacat genetik dalam
kasus endometriosis tidak dominan. Berbeda dengan kasus diabetes,
misalnya, di mana orangtua penderita diabetes akan menurunkan diabetes
pada salah satu anaknya.
Yang pasti, sel-sel endometrium yang tumbuh di
tempat yang tidak semestinya itu terjadi karena salah perintah saat si
penderita "dibuat" orang tuanya. Tempat yang paling disenanginya adalah
ovarium, uterus, tuba Fallopi, dan sebagainya. Jika tumbuh di luar
uterus disebut endometriosis eksterna dan jika tumbuh di dalam uterus
disebut endometriosis interna. Sedangkan jika tumbuh di otot rahim
disebut adenomiosis.
TANPA GEJALA
Gejala endometriosis bisa berupa nyeri perut,
pinggang terasa sakit ketika duduk, sakit di bagian anus ketika buang
air besar, bibir vagina terasa tebal. Gejala yang paling klasik adalah
nyeri pada masa haid. Antara lain, timbul rasa nyeri yang konstan pada
bagian bawah perut dan dalam vagina. Rasa sakit ini umumnya dimulai 1-2
hari sebelum haid dan bisa bertahan selama 2-3 hari.
Adakalanya juga wanita merasakan nyeri pada
waktu berhubungan seks. Biasanya ini terjadi karena endometrium berada
di belakang rahim yang menimbulkan perlekatan, sehingga melahirkan
nyeri saat tertekan. Pada kasus endometriosis yang berat, keluhannya
bisa berupa haid yang tidak teratur, haid dalam jumlah banyak atau
sebaliknya, dalam jumlah sedikit. Tetapi banyak juga kasus
endometriosis berlangsung tanpa gejala.
Untuk mengetahui secara pasti, biasanya dokter
akan melakukan pemeriksaan laparoskopi. Yakni, pemeriksaan dengan alat
yang dimasukkan ke dalam rongga perut melalui lubang yang dibuat pada
dinding perut. Dengan alat ini, dokter bisa melihat langsung jaringan
endometrium yang berada di luar rahim.
Bisa juga secara tidak langsung dengan
menggunakan alat USG atau CT-Scan. Dua-duanya bertujuan sama, untuk
mengetahui keadaan dan letak endometriosis, terutama kista.
SULIT HAMIL
Endometriosis yang tidak diobati bisa
menyulitkan untuk hamil. Infertilitas (kesulitan memiliki anak) ini
terjadi karena jaringan lendir rahim yang berada di luar dinding rahim
(endometriosis) ternyata masih bereaksi terhadap siklus hormon, seperti
halnya jika jaringan itu membesar dan menebal, lalu lepas dan
terjadilah haid. "Dalam keadaan normal, darah ini keluar melalui
vagina," jelas dr. Judi. Tetapi, dalam keadaan tidak normal, darah
tidak bisa keluar ke mana-mana. Cairan yang mengendap ini makin lama
makin banyak sehingga mengakibatkan perlengketan.
Kondisi tadi dapat menyebabkan tersumbatnya
tuba fallopi. Akibat selanjutnya, bisa menghambat jalannya sel telur,
sehingga menyulitkan terjadinya pembuahan.
Sebaliknya bila penderita endometriosis segera
hamil, gejala endometriosis bisa berkurang. Tak heran jika banyak
dokter menganjurkan wanita yang telah menikah untuk segera hamil. Yang
perlu diingat, endometriosis bisa menyebabkan kehamilan di luar rahim.
LAPAROSKOPI
Bukan tidak mungkin endometriosis berubah
menjadi ganas jika dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan. Langkah
terbaik mengatasi ini adalah memeriksakan diri ke dokter setiap ada
keluhan yang menunjukkan adanya endometriosis. Seperti yang sudah
disebutkan tadi, timbul rasa nyeri saat haid, nyeri saat berhubungan,
dan sebagainya. Hal ini juga berlaku kendati si wanita masih berstatus
gadis.
Umumnya, pengobatan endometriosis dilakukan
dengan cara pembedahan, apabila melalui obat-obatan tidak dicapai
kesembuhan. Bisa dengan bedah mikro, bedah konvensional, atau
laparoskopi. Saat ini, dunia kedokteran lebih memilih laparoskopi
karena sifatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan.
Adakalanya endometriosis mengorbankan indung
telur, dengan cara diangkat/dibuang.Tindakan ini diambil karena
ukurannya yang sangat besar, dengan diameter di atas 10 cm. "Karena
besarnya, tidak bisa dibedakan lagi mana jaringan yang masih normal dan
tidak," jelas Judi.
Seandainya langkah ini yang ditempuh,
kehamilan masih mungkin terjadi karena masih ada satu indung telur
lagi. Yang repot, seandainya endometriosis ini sangat berat
penyebarannya, sehingga rahim pun harus diangkat. Bahkan, tak jarang
jika penyebarannya mencapai usus, akan dilakukan operasi pengangkatan
sebagian usus yang terkena.
Aneka Pengobatan Endometriosis
* Obat-obatan
GnRh diberikan untuk menekan hormon wanita
agar tidak terjadi menstruasi untuk sementara waktu, sehingga bisa
menghentikan pertumbuhan endometrium yang liar. Tapi pengobatan dengan
cara ini cukup mahal. Sebagai pengganti bisa saja menggunakan pil KB
atau KB suntik.
Pengobatan endometriosis dengan obat-obatan
ini hanya bisa dilakukan jika keadaan endometriosis dalam tahap ringan.
* Laparoskopi
Laparoskop dimasukkan ke dalam dinding perut
untuk melihat rongga perut. Cara ini membutuhkan pembedahan dengan cara
membuat lubang kecil (sekitar 2 cm) melalui dinding perut. Oleh karena
itu, jaringan yang sehat tetap tersisa, sehingga bisa meminimalkan
perdarahan, infeksi, dan pembengkakan. Rasa sakit pun bisa segera
diatasi karena jaringan saraf yang rusak hanya sedikit dibandingkan
dengan operasi bedah lain. Usai tindakan ini, biasanya pasien akan
merasa kembung dan mual.
Tindakan ini biasanya dibarengi dengan
tindakan lain, seperti pembedahan laser, bedah krio, atau
elektrokauterisasi.
* Pembedahan Laser
Energi laser dapat merusak implant dan
perlekatan yang berlokasi lebih dalam dan tersebar. Pancaran laser
argon diarahkan melalui pengarah gelombang serat kaca. Untuk implant
yang dangkal atau adesi, dokter bedah akan menggunakan laser
karbondioksida. Dengan bantuan laparoskop, pancaran ini harus berjalan
hanya 0,1 sampai 1,2 mm ke dalam jaringan target yang akan terjadi
peningkatan suhu cairan intraselular jaringan sampai pada titik didih.
Berikutnya, jaringan akan menguap dan panas yang terus-menerus
menyebabkan pembuluh darah menggumpal. Penghisapan melalui laparoskop
akan menghilangkan uap jaringan tersebut.
* Bedah Krio
Menghancurkan jaringan dengan pembekuan.
Caranya dengan menggunakan laparoskop untuk memasukkan suatu alat
pemeriksa ke dalam daerah target dan menanamkan suatu bahan pendingin
(seperti nitrogen cair atau freon) melalui suatu saluran yang diisolasi
ke dalam alat pemeriksa yang tidak diisolasi ujungnya. Hal ini
menyebabkan penggumpalan di dalam kapiler dan melokalisir perusakan
jaringan bila terbentuk bola jaringan beku di sekitar ujung alat
pemeriksa.
* Elektrokauterisasi
Laparoskopi digunakan untuk memasukkan suatu
kauter bipolar langsung menuju implant. Hal ini akan menghancurkan
sedikit jaringan yang terkena. Panas yang tinggi menyebabkan jaringan
endometriosis mati.
Riesnawiati Soelaeman.
=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED] |