Sayidina Ali ra Bicara Tentang Abu Bakr Ash-Shiddiq ra
Dari Buku Naqshbandi Sufi Way
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani ar-Rabbani qs

Bismillah hirRohman nirRohim 

Rahasia diteruskan dan mengalir dari Guru seluruh
umat, Rasulullah saw kepada Khalifah Pertama, Imam
dari semua Imam, Abu Bakr ash-Shiddiq ra. Melalui
beliau agama mendapat dukungan dan kebenaran
dilindungi. Allah swt menyebut dan memujinya dalam
beberapa ayat suci Alquran, 

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala
yang terbaik (surga), maka kelak Kami sediakan jalan
yang mudah” [92:5-7].

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling bertaqwa
dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada
seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang
harus dibalasnya, tetapi dia (memberikan itu
semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang
Maha Tinggi” [92:17-20]. 

Ibn al-Jawzi menyatakan bahwa seluruh ulama Muslim dan
para Sahabat yakin bahwa ayat-ayat tersebut merujuk
kepada Abu Bakr ra. Di antara orang banyak, beliau
dipanggil dengan sebutan “Al-Atiq,” artinya “yang
paling saleh dan dibebaskan dari api neraka.”

Ketika ayat ke-56 Surat al-Ahzab diturunkan, yaitu
bahwa, “Allah swt dan malaikatnya berselawat kepada
Nabi Suci saw,” Abu Bakr ra bertanya apakah beliau
termasuk yang mendapat berkah tersebut. Kemudian ayat
ke-43 diturunkan dan dinyatakan bahwa, 

“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan
adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman” [33:43].

Ibn Abi Hatim ra menerangkan bahwa ayat ke-46 Surah
Ar-Rahman merujuk kepada Abu Bakr ash-Shiddiq ra, “Dan
bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada
dua surga” [55:46].

Merujuk kepada Abu Bakr ash-Shiddiq ra, Allah swt
berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila
dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun
ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. 

Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari
mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan
Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama
penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang
telah dijanjikan kepada mereka.” [46:15-16]

Ibn `Abbas ra berkata bahwa ayat ini merupakan
deskripsi tentang Abu Bakr ash-Shiddiq ra, Allah swt
memuliakan dan mengangkat kedudukannya di antara
seluruh Sahabat Nabi saw. Selanjutnya Ibn `Abbas ra
mencatat bahwa ayat 158 Surah Al-Imran diturunkan
dengan merujuk kepada Abu Bakr ra dan Umar ra,
“Mintalah nasihat mengenai masalah-masalah penting
kepada mereka.”

Akhirnya, kehormatan terbesar bagi Abu Bakr ra yaitu
dalam menemani Nabi Suci saw dalam hijrahnya dari
Mekah ke Madinah, ditunjukkan oleh ayat, “Ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya
(dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata
kepada temannya: ‘Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah swt beserta kita’” [9:40].

Sebagai tambahan terhadap pujian Allah swt kepadanya,
Abu Bakr ash-Shiddiq ra juga menerima pujian dari Nabi
Suci saw dan para Sahabatnya. Hal ini dicatat dalam
banyak riwayat hadis yang terkenal. Allah swt akan
menunjukkan Keagungan-Nya kepada orang-orang secara
umum, tetapi Dia akan menunjukkannya secara khusus
kepada Abu Bakr ra. 

Tidak pernah matahari menyinari seseorang lebih terang
daripada Abu Bakr ra, kecuali ia seorang nabi. Tak
satu pun yang diturunkan kepadaku yang tidak kuberikan
ke dalam hati Abu Bakr ra. 

Nabi saw berkata, "Tidak ada seseorang pun di mana aku
mempunyai kewajiban tetapi tidak perlu membayar
utangku kembali kecuali Abu Bakr ra, karena Aku
berhutang banyak kepadanya dan Allah swt akan
menggantinya di Hari Pembalasan nanti". 

Jika aku akan mengangkat seorang sahabat karib
(khalil) selain Tuhanku, aku akan memilih Abu Bakr ra.
Abu Bakr ra tidak mendahuluimu karena banyak melakukan
salat atau puasa, tetapi karena rahasia yang ada dalam
hatinya. 

Bukhari meriwayatkan dari Ibn `Umar ra bahwa, “Di masa
Nabi saw kita tidak mengenal seseorang yang lebih
tinggi daripada Abu Bakr ash-Shiddiq ra, lalu Umar ra,
dan Utsman ra.” 

Bukhari juga meriwayatkan dari Muhammad ibn
al-Hanafiya ra (putra Sayidina Ali ra) bahwa, Aku
bertanya kepada ayahku, ‘Siapa orang terbaik setelah
Rasulullah saw?’ Beliau menjawab, ‘Abu Bakr ra.’ 
Aku bertanya, ‘Siapa lagi?’ Beliau berkata, ‘Umar ra’ 
Aku takut berikutnya beliau akan mengatakan ‘Utsman
ra, jadi aku berkata, ‘lalu bagaimana dengan kau
sendiri?’ Beliau menjawab, ‘Aku hanya orang biasa
saja.’” 

Tabarani meriwayatkan melalui Mu`adz ra bahwa Nabi saw
bersabda, Aku mempunyai penglihatan spiritual di mana
aku diletakkan di salah satu timbangan dan umatku
berada di sisi yang lain dan ternyata aku lebih berat.
Kemudian Abu Bakr ra di tempatkan di satu sisi dan
umatku di sisi yang lain, ternyata Abu Bakr ra lebih
berat. Kemudian Umar ra diletakkan di satu sisi dan
umatku di sisi yang lain, ternyata Umar ra lebih
berat. Kemudian Utsman ra diletakkan di satu sisi dan
umatku di sisi yang lain, ternyata Utsman ra lebih
berat. Lalu timbangan itu terangkat.

Hakim meriwayatkan bahwa `Ali as pernah ditanya, 
‘Wahai Penguasa yang beriman, terangkanlah kepada kami
tentang Abu Bakr ra.’ Beliau menjawab, ‘Beliau adalah
orang yang Allah swt panggil dengan sebutan
ash-Shiddiq dari lidah Nabi saw dan beliau adalah
seorang khalif (penerus) Nabi saw. Kita menerimanya
untuk agama kita dan kehidupan dunia kita.’

Banyak hadis lain yang menunjukkan pencapaian Abu
Bakr ash-Shiddiq ra yang lebih tinggi dibandingkan
para Sahabat yang lain. Abu Bakr ra merupakan teman
terbaik dan Sahabat tercinta dari Nabi Suci saw. 
Selama hidupnya beliau diberkati untuk menjadi orang
yang pertama dan utama, baik dalam hal keyakinan,
dukungan, maupun cinta terhadap Nabi Suci saw. Untuk
itu beliau diberi kehormatan dengan gelar ash-Shiddiq,
atau yang benar.

Beliau adalah orang dewasa pertama yang merdeka yang
menerima Islam dari tangan Nabi saw. Beliau tidak
pernah bergabung untuk menyembah berhala yang
dilakukan para leluhurnya. Beliau memeluk Islam tanpa
keraguan. Bertahun-tahun kemudian Nabi Suci saw
mengingatkan, “Setiap kali Aku menawarkan Islam kepada
seseorang, orang itu selalu menunjukkan keengganan
atau keraguan dan mencoba untuk berargumentasi. Hanya
Abu Bakr ra yang menerima Islam tanpa keraguan dan
argumentasi.”

Beliau yang pertama dalam hal dukungan spiritualnya. 
Beliau selalu kukuh dalam memberi dukungannya selama
masa-masa sulit di Mekah. Beliau yang pertama
berbicara ketika terjadi kejadian-kejadian di luar
pemahaman akal, khususnya di antara Muslim baru,
seperti halnya dalam kasus Isra’ dan Mi’raj. 
Kemudian di Madinah ketika perjanjian Hudaybiyya
ditandatangani, hanya Abu Bakr ra yang kukuh imannya. 
Beliau menasihati para sahabatnya agar tidak bersifat
kritis, melainkan tetap patuh dan setia kepada Nabi
Suci saw.

Beliau juga yang pertama dalam hal bantuan material. 
Ketika Muslim lain memberi banyak harta untuk
memperkuat iman mereka, Abu Bakr ra adalah orang
pertama yang memberikan seluruh harta yang
dimilikinya. Ketika ditanya apa yang ditinggalkan
untuk anak-anaknya, beliau menjawab, “Allah swt dan
Nabi-Nya saw.” Ketika mendengar ini Umar ra berkata,
“Tidak ada yang bisa melebihi Abu Bakr ra dalam
memberi pelayanan kepada Islam.”

Beliau juga yang pertama dalam hal keramahan dan belas
kasihan kepada mukmin pengikutnya. Sebagai pedagang
yang sangat makmur, beliau selalu memperhatikan orang
yang lemah dan miskin. Beliau membebaskan 7 orang
budak sebelum meninggalkan Mekah, di antaranya
termasuk Bilal ra. Beliau bukan hanya membelanjakan
uangnya yang sangat banyak untuk membebaskan mereka
tetapi beliau juga membawa mereka ke rumahnya dan
mendidik mereka. 

Ketika beliau menjabat sebagai khalif beliau berkata,

Tolonglah aku, jika aku benar dan koreksilah aku jika
aku salah. Orang-orang yang lemah di antara kalian
harus menjadi kuat bersamaku sampai atas Kehendak
Allah swt, haknya telah disyahkan. Orang-orang yang
kuat di antara kalian harus menjadi lemah bersamaku
sampai, jika Allah swt menghendaki, aku akan mengambil
apa yang harus dibayarnya. Patuhilah aku selama aku
patuh kepada Allah swt dan Nabi-Nya saw, bila aku
tidak mematuhi Allah swt dan Nabi-Nya saw, jangan
patuhi aku lagi. 

Di masa-masa awal agama Islam, penafsiran mimpi
dianggap sebagai praktik spiritual. Hanya mereka yang
mempunyai hati yang suci dan penglihatan spiritual
yang bisa mengalami mimpi yang bermakna, dan hanya
mereka yang hatinya suci dan mempunyai penglihatan
spiritual yang dapat menafsirkan mimpi tersebut. Abu
Bakr ra merupakan penafsir mimpi yang terkenal. Nabi
saw sendiri hanya akan berkonsultasi dengan beliau
dalam mencari kejelasan tentang mimpi kenabiannya. 
Sebelum perang Uhud, Nabi Suci saw dalam mimpinya
melihat bahwa beliau menggembalakan ternak, tetapi 
beberapa di antaranya telah disembelih. Pedang yang
beliau pegang patah. Abu Bakr ra menafsirkan bahwa
binatang yang telah disembelih menunjukkan adanya
kematian beberapa Muslim, dan pedang yang patah
menandakan akan ada salah satu kerabat Nabi saw yang
meninggal. Sayangnya kedua prediksi ini menjadi
kenyataan dalam perang Uhud. 

Abu Bakr ra juga seorang penyair sebelum menjadi
Muslim. Beliau dikenal dengan deklamasinya yang luar
biasa dan ingatannya yang sempurna terhadap puisi yang
panjang yang menjadi kebanggaan bangsa Arab. Kualitas
ini menjadikan beliau menonjol dalam Islam. Bacaan
Qurannya sangat jelas dan menyentuh sehingga banyak
orang yang masuk Islam hanya karena mendengar bacaan
beliau ketika sedang berdoa. Orang-orang Quraisy
berusaha melarang beliau berdoa di halaman rumahnya
untuk menghindari agar orang-orang tidak mendengarnya.

Juga karena ingatannya, banyak Hadis penting yang
sampai pada kita sekarang. Di antaranya adalah hadis
yang menunjukkan tata-cara salat yang benar dan yang
menjelaskan secara spesifik mengenai proporsi yang
tepat dalam zakat. Tetapi tetap saja di antara ribuan
Hadis yang telah dibuktikan kesahihannya, hanya 142
saja yang berasal dari Abu Bakr ra. Putri beliau,
‘Aisya ra menyatakan bahwa ayahnya mempunyai buku
berisi lebih dari 500 Hadis tetapi suatu hari beliau
menghancurkannya. Pengetahuan yang tetap
disembunyikan oleh Abu Bakr ra adalah yang berhubungan
dengan pengetahuan surgawi, `ilmu-l-ladunni, yang
menjadi sumber bagi pengetahuan para Wali, pengetahuan
yang hanya dapat diteruskan dari hati ke hati. 

Meskipun beliau seorang yang lemah lembut, beliau juga
menjadi orang pertama dalam pertempuran. Beliau
memberi dukungan kepada Nabi Suci saw dalam semua
kampanyenya baik dengan pedang maupun dengan
nasihatnya. Ketika yang lain gagal dan melarikan
diri, beliau tetap berada di sisi Nabinya yang
tercinta. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Ali as
bertanya kepada para sahabat siapa yang mereka anggap
paling berani. Mereka menjawab bahwa Ali as-lah yang
paling berani. Tetapi beliau menjawab, “Bukan! Abu
Bakr ra-lah yang paling berani. Dalam perang Badar di
mana tidak ada satu pun yang berdiri untuk menjaga
Nabi Suci saw salat, Abu Bakr ra berdiri dengan
pedangnya dan tidak membiarkan musuh mendekat.” 

Sudah tentu beliau yang menyusul Nabi Suci saw sebagai
Khalifah dan pemimpin yang jujur. Beliau mendirikan
Departemen Keuangan Umum (Baytu-l-mal) untuk
memelihara orang miskin dan orang-orang yang
membutuhkan. Beliau juga yang pertama dalam
mengkompilasi seluruh Alquran dan menyebutnya sebagai
"Mushaf."

Dalam hal transmisi spiritual, beliau adalah orang
pertama yang memberi instruksi dalam metode membaca
Kalima (La ilaha ill-Allah) yang keramat untuk
memurnikan hati dengan cara berzikir, dan sampai
sekarang, metode itu masih dilakukan dalam Tarekat
Naqsybandi. 

Bukhari meriwayatkan dari Mabad ibn Hilal al-Anzi ra
Hadis terkenal tentang tawasul melalui “la ilaha
ill-Allah.”

Kami, yaitu beberap orang dari Basra , berkumpul dan
pergi menjumpai Anas ibn Malik. Kami pergi dengan
ditemani oleh Tsabit al-Bunnani agar ia dapat
menanyakan tentang Hadis mengenai Tawasul atas nama
kami. Lihatlah, Anas ada di rumah dan kedatangan kami
bertepatan dengan salat Zuhurnya. Kami meminta izin
untuk masuk dan beliau memersilakan kami masuk ketika
masih berada di tempat tidurnya. Kami berkata kepada
Tsabit, ‘Jangan bertanya tentang hal lain dulu sebelum
menanyakan Hadis tentang Tawasul.’ Ia berkata, ‘Wahai
Abu Hamza! Ini ada beberapa saudaramu dari Basra yang
ingin menanyakan Hadis tentang Tawasul.’

Kemudian Anas berkata, ‘Muhammad saw berkata kepada
kami, “Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan
berbondong-bondong satu sama lain bagaikan gelombang. 
Lalu mereka akan datang kepada Adam as dan berkata,
‘Tolong berikan kami syafaat dengan Tuhanmu.’ Beliau
akan berkata, ‘Aku tidak berhak untuk itu, tetapi
sebaiknya kalian pergi menemui Ibrahim as karena ia
adalah Khalilullah, sahabat karib Allah swt Yang Maha
Pemurah.’ 

Mereka akan pergi menemui Ibrahim as dan ia akan
berkata, ‘Aku tidak berhak untuk hal itu, sebaiknya
kalian pergi menemui Musa as, karena ia adalah
Qalamullah, yang berbicara secara langsung dengan
Allah.’ Jadi mereka pergi menemui Musa as dan ia akan
berkata, ‘Aku tidak berhak untuk itu, sebaiknya kalian
pergi menemui Isa as, karena ia adalah Ruhullah, roh
Allah swt dan Firman-Nya.’ Mereka akan menemui Isa as
dan ia akan berkata, ‘Aku tidak berhak untuk hal itu,
sebaiknya kalian pergi menemui Muhammad saw.’

“Mereka akan datang padaku dan aku akan berkata, ‘Aku
bisa melakukannya.’ Lalu aku akan memohon izin dari
Allah swt dan syafaat itu akan diberikan. Lalu Dia
akan menginspirasikan diriku untuk memuji-Nya dengan
puji-pujian yang belum kuketahui sekarang. Aku akan
memuji-Nya dengan puji-pujian itu dan akan bersujud di
hadapan-Nya. Lalu akan dikatakan, ‘Wahai Muhammad
saw, angkatlah kepalamu dan bicaralah karena ucapanmu
akan didengar. Mintalah, karena permintaanmu akan
dikabulkan. Berikanlah syafaatmu, karena
perantaraanmu (tawasul) akan diterima.’ Aku akan
berkata, ‘Wahai Tuhan, umatku, umatku!’ lalu akan
dikatakan, ‘Pergilah keluarkan dari api neraka, mereka
yang mempunyai iman di dadanya sebesar biji gandum.’…

“Aku akan pergi dan melakukan hal itu dan kemudian
kembali untuk memuji-Nya dengan puji-pujian yang sama,
dan bersujud di hadapan-Nya. Lalu akan dikatakan,
‘Wahai Muhammad saw, angkatlah kepalamu dan bicaralah
karena ucapanmu akan didengar. Mintalah, karena
permintaanmu akan dikabulkan. Berikanlah syafaatmu,
karena perantaraanmu akan diterima.’ Aku akan
berkata, ‘Wahai Tuhan, umatku, umatku!’ lalu akan
dikatakan, ‘Pergilah keluarkan dari api neraka, mereka
yang mempunyai iman di dadanya walaupun hanya
seringan-ringannya biji mustard.”

Ketika kami meninggalkan Anas, aku berkata kepada
beberapa sahabatku, ‘Mari kita mengunjungi Hasan yang
menyembunyikan diri di rumah Abu Khalifa dan
memintanya untuk menceritakan apa yang telah dikatakan
oleh Anas ibn Malik kepada kita.’ Kami lalu pergi
menemuinya dan memberi salam. Beliau menerima kami. 
Kami lalu berkata, ‘Wahai Abu Said! Kami mendatangimu
setelah bertemu saudaramu Anas ibn Malik. Beliau
menceritakan kepada kami Hadis mengenai Tawasul yang
belum pernah kami dengar sebelumnya.’ Beliau berkata,
‘Seperti apa itu?’ Kami lalu menceritakan Hadis itu
kepadanya sampai kami mengatakan, ‘Beliau berhenti di
situ.’ Hasan berkata, ‘Seterusnya bagaimana?’ Kami
berkata, ‘Beliau tidak melanjutkannya lagi.’

Hasan berkata, ‘Anas menceritakan Hadis itu kepadaku
dua puluh tahun yang lalu ketika ia masih sangat muda.
Aku tidak tahu apakah ia lupa atau ia tidak ingin
membuat kalian tergantung kepada apa yang mungkin
telah ia katakan.’ Kami berkata, ‘Wahai Abu Said,
ceritakanlah hal itu kepada kami.’ Beliau tersenyum
dan berkata, ‘Manusia diciptakan sebagai makhluk yang
terburu-buru. Aku menyebutkannya karena memang aku
akan menceritakannya kepada kalian. Anas mengatakan
hal yang sama kepadaku sebagaimana yang diceritakannya
kepada kalian dan kemudian ia menambahkan, “Kemudian
aku (Nabi saw) akan kembali untuk keempat kalinya dan
memuji-Nya dengan cara yang sama dan bersujud di
hadapan-Nya. Kemudian akan dikatakan, ‘Wahai Muhammad
saw, angkatlah kepalamu dan bicaralah karena ucapanmu
akan didengar. Mintalah, karena permintaanmu akan
dikabulkan. Berikanlah syafaatmu, karena
perantaraanmu (tawasul) akan diterima.’ Aku akan
berkata, ‘Wahai Tuhan, izinkanlah aku memberikan
syafaat kepada setiap orang yang mengucapkan, “La
ilaha ill-Allah.”’ Kemudian Allah swt akan
mengatakan, ‘Demi Kekuasaan dan Kemuliaan-Ku,
Kebesaran dan Keagungan-Ku, Aku akan mengeluarkan dari
neraka siapa pun yang mengucapkan, ‘La ilaha
ill-Allah’.”’

Meskipun Allah swt memuliakan Abu Bakr ra dengan
menjadikannya orang yang pertama dalam segala hal, 
Allah swt bahkan memberinya kemuliaan lebih banyak
ketika beliau memilih untuk menjadi yang kedua. 
Karena Abu Bakr ra satu-satunya Sahabat Nabi Suci saw
dalam hijrahnya dari Mekah ke Madinah. Mungkin
sebutan akrab bagi beliau adalah "yang kedua di antara
berdua ketika mereka berada dalam gua," seperti yang
telah disebutkan dalam Surat [9:40]. Umar ra berkata,
“Aku berharap suatu hari nanti, seluruh amal dalam
hidupku akan setara dengan amalnya.” 

Ibn `Abbas ra berkata bahwa suatu hari Nabi saw sakit.
Beliau pergi ke masjid dengan kepala yang ditutupi
sehelai kain. Beliau duduk di mimbar, dan berkata,
“Jika aku harus mengangkat seseorang sebagai teman
akrabku (khalil), aku akan memilih Abu Bakr ra, tetapi
teman terbaik bagiku adalah persahabatan dalam Islam.”
Kemudian beliau memerintahkan agar semua pintu rumah
di sekitar masjid yang terbuka ke arah masjid Nabi saw
agar ditutup kecuali pintu milik Abu Bakr ra. Dan
pintu itu tetap terbuka sampai hari ini. 

Keempat Imam dan para Syekh Tarekat Naqsybandiyyah
memahami dari Hadis tersebut bahwa seseorang yang
mendekati Allah swt melalui ajaran dan teladan Abu
Bakr ra akan menemukan dirinya melewati satu-satunya
pintu yang tetap terbuka kepada hadirat Nabi saw.

Dari Kata-katanya Abu Bakar ra

Tidak ada pembicaraan yang baik jika tidak diarahkan
untuk memperoleh rida Allah swt. Tidak ada manfaat
dari uang jika tidak dibelanjakan di jalan Allah swt. 
Tidak ada kebaikan dalam diri seseorang jika
kebodohannya mengalahkan kesabarannya. Dan jika
seseorang tertarik dengan pesona dunianya yang rendah,
Allah swt tidak akan rida kepadanya selama dia masih
menyimpan hal itu dalam hatinya. 

Kita menemukan kedermawanan dalam Taqwa (kesadaran
akan Allah swt), kekayaan dalamYaqin (kepastian), dan
kemuliaan dalam kerendahan hati. Waspadalah terhadap
kebanggan sebab kalian akan kembali ke tanah dan
tubuhmu akan dimakan oleh cacing. 

Ketika beliau dipuji oleh orang-orang, beliau akan
berdoa kepada Allah swt dan berkata, ‘Ya Allah swt,
Engkau mengenalku lebih baik dari diriku sendiri, dan
Aku lebih mengenal diriku daripada orang-orang yang
memujiku. Jadikanlah Aku lebih baik daripada yang
dipikirkan oleh orang-orang ini mengenai diriku,
maafkanlah dosa-dosaku yang tidak mereka ketahui, dan
janganlah jadikan Aku bertanggung jawab atas apa yang
mereka katakan.’ 

Jika kalian mengharapkan berkah Allah swt, berbuatlah
baik terhadap hamba-hamba- Nya. 

Suatu hari beliau memanggil Umar ra dan menasihatinya
sampai Umar ra menangis. Abu Bakr ra berkata
kepadanya, ‘Jika engkau memegang nasihatku, engkau
akan selamat, dan nasihatku adalah “Harapkan kematian
selalu dan hidup sesuai dengannya.’” 

Mahasuci Allah swt yang tidak memberi hamba-hamba- Nya
jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali
dengan jalan ketidakberdayaan mereka dan tidak ada
harapan untuk meraih pencapaian itu. 

Abu Bakr ra berpulang ke Rahmatullah pada hari Senin
(seperti halnya Nabi saw sendiri) antara Maghrib dan
Isya pada tanggal 22 Jumadil Akhir, 13 AH. Semoga
Allah swt memberkatinya dan memberinya kedamaian. 
Nabi Suci saw pernah berkata kepadanya, “Abu Bakr ra,
engkau akan menjadi orang pertama dari umatku yang
masuk Surga.”

Rahasia Kenabian diteruskan dari Abu Bakr ra kepada
penerusnya, Salman al-Farisi ra.

Wa min Allah at Tawfiq

PENDAFTARAN PESERTA PEMECAHAN REKOR DUNIA, PARADE
MAWLID NABI SAW TERBESAR DIDUNIA & FESTIVAL WHIRLING
DERVISHES RUMI TERBESAR DI INDONESIA


Pendaftaran Peserta Mawlid Nabi, baik gurp maupun
perorangan dapat melalui email, Fax, sms atau telepon,
dengan Menyebut Nama Kelompok, Pimpinan Kelompok,
Jumlah Peserta. Dan No HP/Tel Kontak person yg dapat
dihubungi ke :

Yayasan Rabbani Sufi Institut Indonesia. Jl. Nipah IX
No.8, Telp. 021-7255508. Fax 021-7255508 Alamat e-mail
[EMAIL PROTECTED] com Kontak : Arief Hamdani Hp. 0888
133 5003, 0816 830 748

Pendaftaran Pemecahan Rekor Tari Sema Rumi Yang
Berputar, Whirling Dervishes Rumi Terbesar di Dunia &
Indonesia maka kami mengundang Tariqah Mawlawiyah,
Para Pecinta Rumi, Para Penari Rumi dimanapun berada
untuk bergabung Menari Rumi bersama2, saat ini sudah
terdaftar 100 orang Penari Rumi, untuk memecahkan
Rekor Jumalah Peserta Whirling 'Sema' Rumi Terbanyak,
Whirling Terlama, Peserta Termuda. Mari Bergabung
belajar Whirling Dervishes Rumi dan Ikut Mengambil
bagian dalam pemecahan rekor yang langka ini bersama
Tariqah Naqshbandi Haqqani melalui Yayasan Rabbani
Sufi Institut Indonesia.

Donasi :
Bank Mandiri - Cabang Melawai JakartaYayasan Rabbani
Sufi Institut IndonesiaNo Account : 126 000 490 6136

wasalam, arief hamdani
President Rabbani Sufi Institut Indonesia
www.rumisuficafe. blogspot. com


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 


*****************************************************

Hulurkan Sumbangan, Menabung Untuk Akhirat http://aljariah.blogspot.com/
Waktu Solat Malaysia => http://www.waktusolat.net
Forum Islamiyah => http://forum.waktusolat.net
TEMUI PASANGAN HIDUP => http://www.myjodoh.net



*****************************************************

1) Keluar : [EMAIL PROTECTED]
2) Sertai : [EMAIL PROTECTED]
3) Hantar Topik : mymasjid@yahoogroups.com
4) Laman web : www.mymasjid.com.my

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mymasjid/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mymasjid/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke