Ass,wr,wb.

Dunsanak, sebuah kisah antah iyo antah tido, tapi paralu kito renungkan,
apokah kito sebagai urang tuo akan berlaku seperti itu ????
Kalau kisah ko bana, mungkin dunsanak kito Ajo Arsyad atau Ghani Usop di
KL dapek manambahi.

Wassalam,
HM Dt.MB

---------------------------- Original Message ----------------------------
Subject: [SulitaNet] Fw: Ini kisah nyata yg lagi heboh di Malaysia From:  
 "Rosi Yulita" <[EMAIL PROTECTED]>
Date:    Thu, June 23, 2005 5:45 pm
To:      [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------------------------------------


  Untuk direnungkan....

Aline Rompas <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ingatlah....semarah apapun, jgnlah bertindak keterlaluan..............,
Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran......
Sebagai ibu kita patut juga menghalang perbuatan suami kita
memukulterutama pada anak2 yg masih kecil dan tak tau apa2.

Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik,Sepasang suami isteri -
seperti pasangan lain di kota-kota besar-mninggalkan anak-anak diasuh
pembantu rumah semasa keluar bekerja.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun
bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk
bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.bermainlah dia
sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapanya,ataupun memetik
bunga raya, bunga kertas dan lain-lain dihalaman rumahnya. Suatu hari dia
melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen
tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana lantainya terbuat dari
marmer,coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya...
kerana mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi
kanak-kanak inipun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu bapak dan ibunya bermotor ke tempat kerja kerana macet ada
perayaan Thaipusam.

Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri
mobil.Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam,
kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung
tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat kereta yang baru
setahun dibeli dengan bayaran angsuran.
Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus
menjerit, "Kerjaan siapa ini?"
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia
juga beristighfar.Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah
bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus
mengatakan "Tak tahu... !" "kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau
lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh..
cantik kan!" katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti
biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari
pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak
tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong
kesakitan sekaligus ketakutan.Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul
pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui
dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa?. Si bapak cukup
rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah
si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan
berdarah.Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air
sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan
kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian
menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur
bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu
rumah mengadu."Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang
menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya.
Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu
juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.
"Ita demam..." jawap pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur
dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan
pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu
badan Ita terlalu panas."Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap"
kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke
klinik. Doktor mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya
serius.
Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.
"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak
itu dipotong kerana gangren yang terjadi sedah terlalu parah.
"Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu
dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu
meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata
isterinya, si bapak terketar-ketar madandatangani surat persetujuan
pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis,
si anak menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya
berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka
semua menangis.Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam
linangan air mata. "Abah.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita
tak mau ayah pukul.Ita tak mau jahat. Ita sayang abah.. sayang mama."
katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.
"Abah.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan
mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana
Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya
berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia
sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat
menahannya.

*"jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa
 yang kita dapat.."

**********************************************
This e-mail has been scanned by Interscan MSS
**********************************************
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke