Irwan:
> >Bung Elias Moning, saya ada beberapa pertanyaan ke anda
>  >(pertanyaan juga terbuka buat rekan2 yang lain):

Leo:
>  Wah panjang sekali pertanyaan bung Irwan, seperti butir-butir pertanyaan
>  Congress ke Bill Clinton. Saya coba jawab beberapa deh.

Irwan:
Hehehe.....tapi saya lagi ngga dalam rangka meng-impeach Elias lho....:)
Saya coba tanggapi.

Irwan:
>  > 1.Bisakah anda menjelaskan proses bagaimana ...

Leo:
>  Biasanya ada rapat dengan Defense Secretary, Joint Chiefs of Staff,
>  Director of NSA de el el. Selama ini memang mereka selalu
>  merekomendasikan untuk menyerang Irak. President Clinton yang selalu
>  menunda dengan alasan memberi kesempatan untuk upaya diplomasi.

Irwan:
Sampai akhirnya batas itu terlewati setelah ultimatum bulan November kemarin.
Kalau Clinton tidak ambil tindakan nyata segera, itu artinya sama
saja membiarkan Saddam mempermainkan kesepakatan/pernjanjian
dan menjadikan AS/PBB hanya gertak sambal saja.
Hal ini bisa mengakibatkan hal yg lebih buruk lagi diwaktu mendatang.
Saddam akan menggila dan jangan harap akan ada pemeriksaan.
Catatan:
Dalam keterangan resmi kepada rakyat AS di depan televisi setelah
penyerbuan pertama, Clinton ada menyebutkan nama2 orang yg
memberikan masukan/nasehat.  Dari nama2 yg disebutkan itu jelas
sekali menunjukkan bahwa adanya "rekayasa politik untuk menghindar
impeachment" jauh dari kenyataan.

Dari film2 Hollywood, walau hanya film, sebenarnya kita bisa me-raba2
bagaimana suatu proses keputusan penting  tersebut diambil.
Banyak faktor yg diperhitungkan oleh tim ahlinya masing2.

Irwan:
>  > 2.Apakah anda mengikuti kejadian November kemarin dimana Clinton
>  >   sudah siap dengan perintah untuk gempur Irak ...

Leo:
>  Ya, saya mengikuti ( he..he. jawabannya singkat dan padat )

Irwan:
>  > 3.Apa komentar anda tentang tingkah Saddam yg baru2 ini melanggar
>  >   lagi ucapannya dengan menghalang2i kembali pemeriksaan.?

Leo:
>  Memang Saddam itu ngawur. Tapi anda juga harus tahu bahwa pertanyaan
>  pertanyaan anda itu menjurus ke pemojokan Saddam dan Irak, seperti
>  gayanya Amerika. Anda juga tidak berusaha mengerti mengapa ada pihak
>  yang tidak setuju dengan penyerangan ke Irak.

Irwan:
Contohnya?
Rusia? Hehehe...Rusia atau Soviet dari dulunya khan memang teman
bisnis Irak. Jadi bagi saya mah wajar2 saja Russia keberatan wong
sahabatnya digempur...:) Dengan kata lain tetap ada unsur bisnis.

China? Coba deh perhatikan komentar2nya dan ikuti pernyataan2
atau tuntutan2 status ekonominya ke AS. Mereka minta dinaikan.
Jadi bagi saya, masih bicara dalam konteks bisnis....:)

Siapa lagi?
Biasanya mereka mengeluarkan penyesalan terhadap serangan
yg dilakukan AS dan ditambah juga menyerukan Irak agar segera
menuruti kesepakatan yg diambil. Bagi saya pernyataan2 ini netral
sifatnya.

Isi pesan yg disampaikan oleh Clinton pada bulan November kemarin
sangat jelas. Saddam nekat melanggarnya. Seperti yg sudah saya
tuliskan sebelumnya, ada dua kemungkinan. Saddam yg nekat main2
dengan AS atau memang lokasi tempat pembuatan senjata pemusnah
massal itu telah teridentifikasikan oleh tim PBB dan Saddam tidak
ingin dimusnahkan. Saya yakini pemindahan2 dan tindakan2 pengamatan
lainnya segera dilakukan.

Clinton mengambil tindakan tegas dengan tidak memberikan Saddam
kesempatan untuk melakukan konsolidasi secara penuh.
Dan Clinton telah mengantongi alasan yg kuat untuk melakukan
penyerangan itu setelah memberikan peringatan terakhir atau ultimatum
pada Saddam bulan November kemarin.

Suatu saat nanti dunia akan menyadari bahwa tindakan yg diambil
oleh AS saat ini sungguh tepat. Tentunya bila nanti pusat pembuatan
senjata2 pemusnah massal (biologi, kimia, dll) telah berhasil dibongkar.
Saat itu saya perkirakan Saddam tidak berkuasa lagi.
Setelah terjadi pergantian kekuasaan di Irak oleh orang yg mau
memikirkan kesejahteraan rakyatnya (Irak), maka saya yakini kekuatan
AS pun akan berangsur dikurangi di daerah teluk.


Irwan:
>  > 4.Soal Sudan dan Afganistan, tahukah anda apa yg terjadi sebelum
>  >   AS melakukan serangan balasan tersebut?

Leo:
>    Kalau tidak salah karena pengeboman kedutaan besar Amerika.
>    Tapi tahukan anda bahwa laporan CIA mengenai Bin Laden juga
>    dipertanyakan ? Benarkah Bin Laden ada di Afghanistan wakti itu ?
>    Benarkah pabrik kimia yang dibom adalah pabrik senjata kimia ?
>    Apakah penyerangan itu efektif ?

Irwan:
Apakah setelah itu terjadi pengeboman2 lagi di kedutaan2 AS?
Bagi saya, AS telah mengirim pesan dengan jelas.
Yang saya bingungkan, koq orang2 ngga mempertanyakan
atau memprotes dengan melakukan demo2 atas tindakan
peledakan oleh teroris tersebut itu ya? Apakah kita waktu itu
jadi pendukung tindakan peledakan kedubes tsb?
Apakah kita sudah menjadi pendukung gerakan teroris?
Coba deh lihat kembali ke peristiwa waktu itu.

Irwan:
>  > 5.Soal perak teluk 1990-1991 dimana AS dibawah pimpinan George Bush
>  >   menyerang Irak. Tahukah anda apa yg dilakukan oleh Irak ke Kuwait
>  >   sebelum AS melakukan serangan ke Irak?

Leo:
>     Saya setuju bahwa tindakan Irak ( Saddam Hussein ) ini salah.
>     Ini sama dengan Indonesia menyerbu Brunei dengan alasan bahwa
>     pertama pendirian negara Brunei adalah tidak sah ( pemberian Inggris
>  )
>     dan kedua bahwa minyaknya Brunei cuma untuk segelintir orang, lebih
>     baik untuk memberi makan jutaan orang Malaysia / Indonesia ..ha..ha

Irwan:
Walau jelas tindakan Saddam salah, anehnya dulu waktu AS bersama
pasukan PBB lainnya menyerbu Irak, eh masih ada aja sekelompok orang
protes. Sekelompok orang itu ngga protes waktu Irak menduduki Kuwait,
tapi malah protes waktu Irak diserbu agar mundur dari Kuwait. Aneh khan?...:)

Oh ya, masih ingat kata2 Soekarno dulu yg sempat terucap?
"Ganyang Malaysia"
Dan apa yg terjadi setelah itu?.....:)


Irwan:
>  > 6.Bisakah anda jelaskan ke saya bahaya seperti apa yang bisa
>  >   mengancam dunia bila senjata2 pemusnah massal (kimia, biologi, dll)
>  >   ada ditangan orang seperti Saddam?

Leo:
>  Saya juga setuju bahwa berbahaya bila Saddam memiliki senjata pemusnah
>  masal.

Irwan:
Untunglah anda setuju....:)


Leo:
>  Tapi apa hak Anda (Amerika ) menilai bahwa Israel berhak memiliki
>  rudal nuklir dan berhak menolak pemeriksaan atas instalasi nuklirnya ?
>  Apakah karena Israel lebih waras daripada Saddam ? ( jawabannya mungkin
>  iya ..ha..ha ). Tapi sekali lagi apa hak anda ( Amerika ) menghakimi
>  siapa yang benar ( biasanya yang sepaham atau seagama kan ) dan siapa
>  yang salah ?  Apakah mau memakai nama Demokrasi dan Hak Asasi Manusia ?

Irwan:
Saya ngga tahu apa dasarnya anda sampai anda mengucapkan
hal demikian. Ini bukan soal sepaham atau seagama. Pemilik
senjata nuklir di dunia itu bukan hanya AS atau negara2 sekutu lainnya.
Lihatlah India (Hindu) dan Pakistan (Islam), juga perhatikan China
dan Rusia yg berpaham komunis. Mereka punya senjata2 nuklir.

Leo:
>  Bagaimana tentang hak Palestina untuk memiliki negara sendiri, seperti
>  yang baru saja diakui Presiden Clinton di jalur Gaza beberapa
>  hari yang lalu ?

Irwan:
Keluar dari topik. Akan panjang ceritanya. Kebetulan saya punya
artikel tentang Israel/Palestina ini yg saya yakini tidak akan mendapat
tempat di media cetak Indonesia.
Oh ya, bukankah negara Palestina sudah berdiri dan punya wilayahnya
sendiri?
[tolong saya dikoreksi kalau salah]

Irwan:
>  > 7.Bisakah anda jelaskan ke saya kenapa negara2 seperti Kuwait, Arab
>  >   Saudi, Yordania, cenderung tidak menentang apa yg dilakukan oleh
>  >   AS dan UK?

Leo:
>  Tentu mereka trauma atas tindakan Saddam yang menginvasi Kuwait
>  dan mengirim rudal Scud ke Arab dan Israel.
>  Tapi harap diingat bahwa negara-negara itu memang negara yang dianggap
>  sekutu ( ally ) oleh Amerika, atau paling tidak dianggap moderat oleh
>  Amerika.
>  Anda juga harus melihat bahwa ada juga negara ya menentang seperti Rusia
>  dan China yang bahkan menganggap US sebagai terorist internasional.

Irwan:
Ooppsss....soal Rusia dan China sudah saya jawab di atas.
Kecepatan saya menjawabnya....:)

Irwan:
>  > 8.Menurut anda apakah orang2 Arab disekitar Irak akan terima bila
>  >   Saddam yang pernah menganeksasi Kuwait tahun 1990, berhasil
>  >   merampungkan senjata pemusnah massal tersebut?

Leo:
>     Tentu tidak.

Irwan:
>  >Adalah kesalahan strategi Saddam yang
>  >tidak tepat dalam memilih waktu padahal tinggal beberapa hari lagi
>  >ada impeachment.

Leo:
>  Setuju. Dia mestinya berbuat ini pas bulan Ramadan, pas Natal atau pas
>  mau Lebaran, sehingga Amerika agak takut nyerang ...he...he

Irwan:
Karenanya begitu mendapat laporan sekitar hari Selasa bahwa
Saddam ngebandel lagi, AS segera melakukan kontak dengan
Inggris untuk melakukan gempuran bersama. Gempuran pertama
terjadi hari Kamis.
Saddam rupanya mungkin berpikiran AS tidak akan mengambil
tindakan menggempur karena ada kasus DN.

Irwan:
>  >Walau demikian bisa saja bukan karena kebodohan
>  >atau kesalahan strategi dari Saddam, tapi karena tim pemeriksa PBB
>  >jeli dalam menentukan lokasi2 yg dicurigai dan Saddam tidak ingin
>  >tertangkap basah memiliki tempat pembuatan senjata pemusnah
>  >massal.

Leo:
>  Walau bisa saja tim pemeriksa PBB memang dipengaruhi oleh Amerika. Hal
>  ini juga menjadi pertanyaan banyak pihak di PBB. Amerika dan US bilang
>  bahwa aksi ini dipacu (trigger) oleh laporan Ketua Tim Pemeriksa PBB
>  Richard Buttler bahwa Irak tidak mematuhi janjinya, padahal laporan itu
>  baru dibuat 4 jam setelah Amerika memutuskan menyerang. Tidak heran bila
>  Ketua Tim tersebut terpaksa membela diri di depan sidang PBB bahwa dia
>  tidak diorder oleh Amerika untuk
>  membuat laporan itu.

Irwan:
Yang seharusnya anda pertanyakan adalah apakah memang
benar ada penolakan2 dari Saddam/Irak atas lokasi2 tertentu?
Itu yg seharusnya dipertanyakan bukan malah mempertanyakan
atau mencurigai jangan2 tim pemeriksa PBB dipengaruhi oleh AS.
Bagi saya, walau dipengaruhi oleh AS pun kalau memang Saddam/Irak
ngga punya kegiatan merampungkan senjata pemusnah massal
khan ngga perlu takut dia diperiksa tempat2nya. Bukankah kerjasama
dari Saddam/Irak akan lebih mempercepat masalah ini diselesaikan?

Cobalah kita berfokus pada masalah yg ada. Kesepakatan di PBB
yg sudah diambil adalah Irak harus memusnahkan senjata
pemusnah massalnya.

Kalau mau ditarik2 ke masalah lain, nanti jangan2 masalah Majapahit
pun bisa terseret2.  Just kidding....:)

Karenanya saya suka langsung tersenyum kalau membaca ada
yg mencoba mengkait2kan ke masalah agama....:)


Irwan:
>  >Adalah baik kita ikut simpati ke rakyat Irak, tapi selayaknya juga
>  >anda pertimbangan nasib rakyat lainnya di negara2 sekitar Irak
>  >seperti Kuwait, Arab, Yordania, dll.

Leo:
>  Saya memang simpati dengan rakyat Irak, terutama anak-anak ( saya tidak
>  simpati kepada Saddam Hussein ).
>  Tahukah anda berapa ratus ribu anak Irak yang meninggal akibat sangsi
>  ekonomi ? Tahukah anda bahwa analisa Pentagon serangan ke Irak akan
>  membunuh 10 ribu rakyat tak berdosa ( perkiraan November lalu menurut
>  e-mail di Permias ) ? Apakah anda seperti Albright ( yang kebetulan
>  adalah Yahudi, sehingga membuat Arab curiga ) yang bilang ' Yes, the
>  price ( semua korban di atas ) is justified '.

Irwan:
Maaf, saya tidak mengikuti analisa Pentagon tersebut.
Ngomong2 apakah informasi itu cuku valid?
Soalnya dari fakta lapangan yg terjadi korban yg ada sekitar 25-30 orang
dan mudah2an ngga nambah lagi hari ini. Bagi saya pribadi
jumlah 25-30 orang itu sudah banyak karena saya sangat
menghargai nyawa manusia.

Itulah sebabnya kenapa saya mengerikan bila sampai seorang
Saddam berhasil merampungkan senjata pemusnah massalnya
tersebut. Hitungan nyawa yg bisa jadi korban bukan lagi puluhan
atau pun ratus, tapi bisa puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu.
Sekali lagi, seorang Saddam.
Mudah2an Irak bisa segera mendapatkan pemimpin baru untuk
menggantikan Saddam. Semoga demokrasi bisa ada di Irak.
Dan biarlah rakyat Irak boleh memiliki kebebasan mengeluarkan
pendapat dan boleh hidup tenang.


Irwan:
>  > Semoga rekan2 bisa melihat permasalahan dengan apa adanya.

Leo:
>  Semoga bung Irwan juga bisa melihat permasalahan dengan apa adanya.
>
>  Repotnya definisi 'apa adanya' itulah yang repot ya. Setiap orang /
>  kelompok memandang sesuatu masalah sesuai dengan kacamatanya, sehingga
>  apa adanya buat mereka berbeda dengan apa adanya untuk kelompok lain.
>  Tak heran masalah Irak ini juga dibumbui dengan berbagai rasa, termasuk
>  agama. Karena itu menurut saya memang perlu nilai nilai universal yang
>  patut diakui bersama seperti hak asasi manusia. Adalah hak anak-anak
>  Irak untuk hidup.
>
>  Bottom line : rakyat Iraq Yes, Saddam No.

Irwan:
Itulah sebabnya saya tergerak untuk menulis hal ini kemarin
karena saya ingin agar kita melihat masalahnya dengan lebih
baik dan berimbang. Tidak buru2 mengkaitkan semua masalah
ke masalah agama/kelompok tanpa melihat dulu permasalahannya
secara lebih luas.

Pemerintah AS pun juga telah jelas2 menyatakan bahwa target
dari penggempuran ini bukan rakyat Irak tapi tempat2 atau instalasi2
yg dicurigai dijadikan tempat pembuatan senjata pemusnah massal
tersebut.

Berhubung statusnya masih dicurigai, karenanya bisa benar bisa
salah. Resiko ini seharusnya bisa tidak diambil bila Saddam
mau bekerja sama secara penuh dengan tim pemeriksa PBB.
Tapi tampaknya Saddam lebih senang main kucing2an sementara
satelit pemantau AS memantau terus pergerakan2 yg dicurigai
selama ini.

Demi kehidupan rakyat Irak yg lebih baik di masa depan,
Saddam harus turun dan demokrasi ditegakan di Irak.
(lho, koq jadi teringat saat2 pengin ngelihat Soeharto dulu turun ya..hehehe)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke