Berikut ini saya ingin mengomentari terlebih dahulu tulisan saya minggu lalu
sebelum memberikan komentar atas pengamatan saya dalam seminggu
terakhir tentang hal2 yg bisa jadi berkaitan dengan rupiah atau pun saham.
Posting terdahulu secara lengkap dapat dibaca di:
http://www.egroups.com/group/rupiah/894.html?
atau di:
http://www.egroups.com/group/saham/1349.html?

catatan:
Untuk rekan2 dimilis permias dan perspektif, saya mohon
maaf sebelumnya karena men-cc khan tulisan/komentar
yg tidak anda ikuti dari awalnya. Mohon komentar2 saya
yg tidak berkaitan dengan milis anda diabaikan. Terimakasih.


In a message dated 5/9/99 7:39:45 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
---dihapus---
>  Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan bagi pengamat rupiah, yaitu:
---dihapus---
>  - Adanya keinginan BI untuk menurunkan tingkat SBI sampai
>    dibawah 30% sampai akhir bulan ini adalah sinyal positif bagi
>    pergerakan kembali roda ekonomi Indonesia yg otomatis juga
>    akan berdampak positif bagi rupiah.

Irwan:
Akhirnya berhasil juga tembus dibawah 30% walau terasa sedikit
dipaksakan....:)

---dihapus---
>  - Adanya perkiraan analis akan kemungkinan Alan Greenspan
>    pada FOMC mendatang, 18 Mei, menaikkan suku bunga
>    akan memberi dampak negatif bagi rupiah.

Irwan:
Data CPI yg keluar hari Jumat kemarin meningkatkan kekhawatiran
akan kemungkinan FED menaikkan suku bunga untuk meredam
tingkat inflasi. CPI yg keluar hari Jumat kemarin sebesar 0.7%,
jauh diatas perkiraan analis yg hanya 0.4%.
Untuk ukuran AS, perbedaan 0.3% ini adalah sangat besar dan sangat
beralasan untuk dicemaskan.
Bila komponen migasnya dikeluarkan, maka CPI yg didapata sebesar
0.4%. Ini juga masih jauh diatas perkiraan analis yg sebesar 0.1% saja.


>  Bagaimana dengan pergerakan rupiah minggu ini?
>  Memperhatikan hal2 di atas, maka saya melihat kemungkinan
>  rupiah menguat dari minggu kemarin akan lebih besar ketimbang
>  rupiah melemah. Satu2nya hal yg perlu dipertimbangkan terhadap
>  kemungkinan rupiah melemah adalah bila FED menaikkan suku
>  bunganya. Sebenarnya menurut saya yg akan kena dampaknya
>  tidak hanya Indonesia saja tapi pemulihan Asia akan bisa terhambat
>  bila FED melakukan hal tersebut. Penghambatan pemulihan ekonomi
>  Asia akan memperlambat pemulihan ekonomi global yg buntut2nya
>  juga bisa membahayakan ekonomi AS. Karenanya saya melihat
>  kemungkinan FED akan menaikkan suku bunganya hanyalah 20%
>  saja. Delapan puluh persen keyakinan saya FED belum akan
>  menaikkan suku bunganya apalagi setelah melihat unemployment
>  rate yg keluar hari Jumat kemarin tidak terlalu mengkhawatirkan
>  terhadap kecepatan laju perekonomian AS. Perkiraan saya FED
>  masih akan menunggu data2 ekonomi AS lainnya yg bisa dijadikan
>  dasar yg lebih kuat lagi untuk dijadikan alasan menaikkan suku
>  bunganya.
>  Selain FED, ya tentunya langganan kekhawatiran investor/spekulan
>  tentang kondisi keamanan dan politif DN RI....:)

Irwan:
Setelah memperhatikan data CPI yg keluar hari Jumat kemarin,
tampaknya saya harus merevisi perkiraan sebelumnya.
Kini, kemungkinan FED menaikkan suku bunga dalam perkiraan saya
kansnya menjadi 50-50. Memang tampaknya AS  menghadapi dilema
antara melindungi perekonomiannya dari bahaya inflasi dalam
negeri bila suku bunga tidak dinaikan kontra melindungi ekonomi
AS akibat dampak dari kemungkinan gagal atau melambatnya
pemulihan ekonomi dunia khususnya ekonomi Asia bila suku bunga
dinaikkan. Suatu situasi yg memang sulit dimana masing2 pilihan
punya dampak negatif.
Karenanya FOMC mendatang, tanggal 18 Mei, menjadi semakin
punya arti penting untuk memperkirakan pergerakan2 mata uang
dan saham selanjutnya.

Melihat dan mencermati situasi ini, karenanya saya perkirakan menjelang
diumumkannya hasil FOMC sekitar jam 14:15 ET (18 Mei) akan banyak
pihak2 yg melakukan pembersihan/pengamanan posisi khususnya
bagi daytrader yg tentunya tetap terbuka tetap bermain memanfaatkan
momentum yg ada. Saya perkirakan baik mata uang atau pun indeks
saham akan bermain dalam range seminggu terakhir kemarin sambil
menunggu sinyal yg lebih jelas yaitu hasil FOMC.
Sekedar catatan, tanggal 18 Mei jam 14:15 ET sama dengan tanggal
19 Mei pukul 01:15 dini hari waktu Jakarta.


>  Dengan demikian saya akan tetap pada analisa minggu lalu
>  yg memperkirakan rupiah akan mencoba level 7500 minggu ini
>  dan terbuka kemungkinan akan mencari titik kuat yg terbaru
>  (menembus 7000) bila momentum yg ada bagus.

Irwan:
Sayang, momentum yg ada kurang mendukung. Level 7500
masih sulit ditembus walau sudah ada usaha untuk mencoba
menembusnya. Dengan demikian, momentum untuk menembus
7500 saat ini menjadi hilang. Kita menunggu sinyal2 atau momentum2
berikutnya. Kemungkinan hasil FOMC bisa dijadikan momentum
kalau memang hasilnya bisa searah.

> Karenanya, berhati2lah. Perhatikan
>  dengan cermat perubahan sekitar termasuk kebijakan FED akan
>  suku bunga pada tanggal 18 Mei nanti.

Irwan:
Anjuran ini tetap saya pertahankan karena kini keputusan FED
dalam FOMC mendatang menjadi punya arti lebih penting.
Bila FED menaikkan suku bunga, bisa jadi akan diikuti oleh
negara2 Eropa dan juga Asia untuk mencegah kemungkinan
mengalirnya dana dari mata uang non-USD ke USD.

Satu tambahan pengamatan saya atas tanah air berkaitan dengan
situasi politik dan peluangnya akhir2 ini.
Entah mengapa saya merasakan bahwa peluang Golkar cs mempertahankan
supermasinya dalam panggung politik Indonesia tampaknya semakin besar.
Saya melihat tampaknya peluang Golkar mempertahankan kursi di MPR,
paling tidak untuk menggolkan calon presidennya, menjadi lebih besar ketimbang
calon2 lainnya. Mungkin hal ini akibat strategi Golkar yg kalau boleh saya
katakan
cukup jitu yaitu membuat orang2 pro-reformasi menjadi bingung dan bahkan
menjadi
apatis terhadap pemilu. Bagi orang2/kelompok yg pro Golkar cs, pengamatan
saya,
mereka akan tutup mata untuk memilih Golkar cs apalagi dengan iming2 uang
yg dijanjikan. Inilah saatnya panen uang bagi mereka.....:)
Sementara itu kelompok yg pro-reformasi tampaknya terpecah dari yg gelap
mata sampai yg merasa bahwa suaranya penting banget sehingga dia perlu
ekstra hati2 dalam memilih karena takut salah pilih (mungkin karena banyaknya
jumlah partai yg ikut pemilu kali ini) bahkan sampai ada yg akhirnya malah
menjadi
apatis atau pun masa bodoh karena merasa toh satu suara dari tidak akan
merubah
keadaan/hasil pemilu. Tapi ada juga sih yg menjadikan pemilu mendatang
ini sebagai saat yg tepat untuk melakukan proses belajar demokrasi walau
sebenarnya kalau dipikir2 saat ini bukan saat yg tepat untuk belajar2an
demokrasi karena kondisi masyarakatnya yg belum siap akibat pembodohan
selama 32 tahun terakhir dan juga situasi nasional yg rawan dengan
pergolakan.

Apa kira2 dampaknya ke rupiah dan saham?
Dampaknya menurut saya adalah ke masalah kepercayaan atau keyakinan
para investor baik lokal dan internasional.
Kemenangan Golkar cs mempertahankan supermasinya saya perkirakan
akan membuat para investor tersebut menunggu perkembangan selanjutnya.
Hal ini dikarenanya, menurut perkiraan saya, terbuka kemungkinan adanya
gerakan2 tidak puas terhadap kemenangan tersebut yg bukan tidak mungkin
bisa berkembang menjadi gerakan revolusi. Saya disini tidak dalam konteks
sedang menakut2i tapi apa yg saya ungkapkan disini sepenuhnya adalah apa yg
saya rasakan dari jauh dan tidak terlibat langsung dengan situasi di tanah
air.
Saat ini menurut perkiraan saya kelompok/rakyat yg pro-reformasi bisa dibilang
masih menyimpan harapan akan kemenangan di pemilu.
Saya hanya tidak bisa membayangkan apa yg akan mereka lakukan bila ternyata
nanti impian mereka akan perubahan dalam artian ABG cs tidak tercapai dalam
pemilu mendatang. Terbuka kemungkinan akan terjadi gerakan2/pemberontakan2
di daerah2. Saya bisa merasakan hal ini sangat wajar terjadi mengingat setelah
32 tahun dibawah Golkar (baca: Soeharto) dan sempat merasakan sedikit lega
setelah Soeharto berhasil diturunkan, akhirnya harus menghadapi kembali
dipimpin oleh Golkar cs. Sunggu situasi yg sangat tidak mengenakan bagi
mereka.
Ibaratnya orang baru lepas dari penjara, eh disuruh masuk lagi ke penjara,
atau seperti orang yg baru keluar dari rumah sakit, eh disuruh masuk lagi.
Dan ini bukan untuk 1-2 minggu tapi untuk 5 tahun ke depan.
Peristiwa ini bisa jadi menimbulkan kefrustasian pada beberapa kelompok yg
bisa
berkembang menjadi apatis dan juga bisa anarkis.
Menurut saya, pikiran atau perkiraan seperti ini bisa saja ada dalam
benak para investor baik lokal dan internasional. Walaupun TNI dan polisi
sudah berjanji akan menjaga kemanan, tapi siapa sih yg bisa tahan ngelihat
pergolakan rakyat terjadi terus menerus?
Lagian, seberapa mampu sih TNI dan polisi bisa bertahan bila mayoritas rakyat
Indonesia sudah bergerak?

Melihat kemungkinan2 di atas, karenanya saya menyarankan untuk tetap
berhati2 dan terus memantau perkembangan atas perubahan yg terjadi.
Saat ini cukup sulit memperkirakan apa yg akan terjadi dalam 1-2 bulan
mendatang mengingat perubahan bisa terjadi dalam waktu yg relatif singkat.
Perkiraan2 hanya bisa dibuat dengan menggunakan asumsi2 yg kita, paling
tidak saya, sadari asumsi2 tersebut peluangnya 50-50.

Mudah2an apa yg sara rasakan di atas tidak benar.
Saya lebih berharap apa yg saya rasakan diatas juga telah dipikirkan
atau dipertimbangkan oleh pemimpin2 yg ada agar dicarikan jalan keluarnya
untuk mencegah pertumpahan darah berikutnya.
Mungkin bersikap kompromi untuk mengeluarkan konsensus nasional saat
ini jauh lebih baik ketimbang fight habis2an di pemilu karena menurut
perkiraan saya saat ini mayoritas masyarakat kita belum siap untuk
fight dalam pemilu akibat proses pembodohan selama 32 tahun terakhir.
Dibutuhkan proses pemintaran dalam lima tahun mendatang berikutnya
agar lebih siap menghadapi pemilu, terlebih lagi waktu tersebut
bisa digunakan sebagai pemulihan akibat trauma Golkar.
Ini yg menurut perkiraan saya dibutuhkan oleh masyrakat kita
selain tentunya kebutuhan makanan yg mendesak.

Konsensus nasional apa yg diperlukan?
Menurut pendapat saya, kebersediaan Golkar untuk melepas
peluang pada pemilu kali ini (baca: mengundurkan diri)
dengan memberi kesempatan pada partai2 pro reformasi untuk maju
dan memulihkan kondisi serta mental masyarakat untuk
lima tahun ke depan akan menjadi suatu peristiwa yg
akan banyak dikenang oleh banyak pihak. Sebagai imbalannya,
dibuat kesepakatan agar partai2 pro-reformasi yg nantinya menang
dan memimpin pembenahan Indonesia bersedia memberi jaminan
agar kejahatan2 selama orde baru berkuasa yg dilakukan oleh
orang2 Golkar dan keluarganya diusut secara hukum dan
dikenai sangsi yg (paling) ringan dari yg berlaku secara semestinya.
Menurut saya belum terlambat untuk memikirkan kemungkinan
ini. Memang berat bagi Golkar untuk mengundurkan diri saat ini
demikian juga berat bagi kelompok pro reformasi untuk bersedia
memberikan sangsi ringan setelah 32 tahun diperah oleh Golkar cs.
Kebesaran hati semua pihak menurut saya yg sangat dibutuhkan
oleh masyarakat kita untuk menghindari pertumbahan darah berikutnya.


>  Kalau tidak halangan berarti, saya akan mencoba memberikan
>  informasi rupiah secara berkala di milis ini pada saat yg menurut
>  saya memang butuh perhatian khusus seperti sekarang2 ini.

Irwan:
[tulisan berikut ini khusus untuk rekan2 di milis rupiah dan saham]
Saya juga ingin mengabarkan bahwa seminggu kemarin
saya harus menghadapi situasi yg membuat saya menjadi
kecil peluangnya untuk menulis. Semoga bisa dimaklumi.

Saya juga ingin mengucapkan selamat bagi rekan2 di milis
rupiah dan saham yg berhasil mencetak keuntungan selama
minggu2 belakangan ini. Semoga hal tersebut tetap bisa dilakukan
dalam hari2 dan minggu2 mendatang.
Bagi yg masih memiliki posisi khususnya posisi2 yg memang
diperuntukan untuk jangka pendek agar mempertimbangkan
untuk membersihkan posisi mengingat kejadian dalam2 hari2
mendatang khususnya yg berkaitan dengan FOMC bisa
memberikan pergerakan arah yg cukup signifikan.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

"Take a risk and play safe."---Irwan A.N.

Kirim email ke