Bung Budi, tadinya saya harapkan akan terjadi diskusi
yg menarik. Sayangnya anda bukan tipe yg cukup terbuka
menyatakan sikap, dimana posisi anda berdiri sebenarnya.
Tapi saya bisa memaklumi posisi anda karena mungkin
posisi anda saat ini cukup sulit untuk berdiri secara
penuh disisi rakyat
Irwan:
Gila, apa bukti2 transfer ke rekening Andi Ghalib bukan
bukti kuat? Yang bener aja dong loe kalau ngomong.
Nah, baru kelihatan deh. Jelas belum kuat mas. Udah pernah lihat proses
pengadilan belum? Kalau belum silakan nonton dulu deh.
Jeffrey:
Sekarang anda jelaskan apakah kotak pos
Bung Deddy, pemaparan anda saya simak dengan baik.
Bagaimana usulan tindakan/sikap nyata yg bisa anda
sampaikan untuk menghadapi masalah2 tersebut?
Terima kasih sebelumnya.
jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu
In a message dated 8/29/99 10:31:01 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Budi:
Apa anda yakin bahwa para 'juragan' tsb melakukannya sendiri tanpa
melibatkan para 'teri'? Apa anda tidak tahu bahwa KKN itu sudah jadi
penyakit kronis tidak saja di lingkup para 'juragan' namun
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 31, 1999 3:18 PM
Subject: Re: Saatnya mahasiswa maju kembali (attn: deddy)
Bung Deddy, pemaparan anda saya simak dengan baik.
Bagaimana usulan tindakan/sikap nyata yg bisa anda
sampaikan untuk menghada
Nah, mulai lagi deh biasnya. Giliran Amien menunjukkan bukti tidak lengkap
yg merugikan PDI-P langsung deh riang gembira. Giliran dulu Teten
menunjukkan bukti tidak kuat tetap saja berkobar-kobar. Nah, rekan-rekan,
saya rasa kita mampu menilai bias tidaknya suara seseorang deh.
Sekarang anda
Dear mas Irwan yth.,
Saya sebenarnya senang untuk berdiskusi dengan anda. Sayang, setelah
beberapa kali berargumentasi, ternyata banyak hal yang nggak nyambung. Saya
salah mengartikan tulisan anda, demikian juga sebaliknya, apa yang saya
coba tulis dan maksudkan ternyata tertangkap berbeda oleh
In a message dated 8/29/99 7:31:01 AM, [EMAIL PROTECTED] writes:
Irwan:
Inilah susahnya pakai kata revolusi. Yang kebayang adalah pertumpahan
darah besar2an. Padahal ngga harus begitu.
Udah tahu khan beda dasar antara reformasi dan revolusi?
Dulu khan udah pernah di gue tulis dan juga rekan
deddy priadi
- Original Message -
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, August 28, 1999 10:08 PM
Subject: Re: Saatnya mahasiswa maju kembali
Anda sadar nggak, mereka-meraka yang anda sebut sebagai koruptor,
provokator, dan lain sebangsanya yang menjadik
In a message dated 8/28/99 5:10:27 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Anda sadar nggak, mereka-meraka yang anda sebut sebagai koruptor,
provokator, dan lain sebangsanya yang menjadikan bangsa dan negara kita ini
kacau itu siapa?
Irwan:
Siapa?:)
Budi:
Apa anda tahu
Rekan-rekan yth.,
Yang saya kurang sependapat dengan topik di atas dalam diskusi ini adalah
kesan bahwa kita mendorong mahasiswa untuk bergerak lagi.
Mahasiswa telah menjadi pelaku riil perjuangan reformasi. Mereka telah
berkorban segala hal sebagai konsekuensi dari perjuangannya. Sementara ini
Irwan:
Oh...yg saya bicarakan kemarin itu adalah para penentu kebijakan
tingkat atas. Kalau yg kelas teri, ngga masuk hitungan gue.
Yang perlu di dongkel itu yg gede2nya yg bikin rugi negara
jutaan bahkan miliaran dolar. Apa ada diantara mereka yg saudara
atau keluarga anda? Mudah2an tidak, kalau
In a message dated 8/29/99 9:57:34 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Rekan-rekan yth.,
Yang saya kurang sependapat dengan topik di atas dalam diskusi ini adalah
kesan bahwa kita mendorong mahasiswa untuk bergerak lagi.
Irwan:
Tanpa didorong pun mahasiswa akan bergerak
Saya setuju dengan mas Budi.
Daripada pusing2 mikirin bagaimana caranya mahasiswa bersatu. Mending dimulai dari
kita sendiri.
Niatin, nanti kalo jadi "penggede" kagak bakal KKN.
Nanti kalo ada yang minta korupsi mesti berani nolak.
Susahnya kan dari taon 60-70an dulu mahasiswa gembor2 bersatu.
Apa yg sudah saya sampaikan mengenai usulan agar
mahasiswa kembali maju untuk menyelamatkan
perjuangan reformasi yg kini sedang dipersimpangan
yg sangat membahayakan kelangsungan bangsa akibat
ulah elit politik yg tidak mau menerima konsekuensi dari
demokrasi dengan terus berusaha merebut posisi
Wow..., semangat amat...!
Musuh kongkritnya siapa sih?
Teman sendiri? Saudara sendiri? Famili sendiri? Keluarga sendiri?
Mau bikin perang saudara?
Ini malah bisa lebih parah dibandingin dengan perkelahian pelajar dan kasus
Ambon.
Be wise man
Salam,
Budi
At 09:24 AM 8/28/99 -0400, you
In a message dated 8/28/99 10:05:27 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Musuh kongkritnya siapa sih?
Teman sendiri? Saudara sendiri? Famili sendiri? Keluarga sendiri?
Mau bikin perang saudara?
Ini malah bisa lebih parah dibandingin dengan perkelahian pelajar dan kasus
Anda sadar nggak, mereka-meraka yang anda sebut sebagai koruptor,
provokator, dan lain sebangsanya yang menjadikan bangsa dan negara kita ini
kacau itu siapa?
Apa anda tahu dan sadar kalau ternyata mereka-mereka itu adalah sebagian
dari saudara kita, sebagian dari famili kita, sebagian dari
M. Irwan,
Puisi ngawur sebagai sedikit bahan pemikiran.
Tak perlu dijawab, karena tiap orang memiliki jawaban
yang berbeda-beda.
Apa pemersatu mahasiswa?
Tahun lalu, kehancuran ekonomi
ditambah 'dia yang diatas'
mejadi target bersama mahasiswa mahasiswi.
Kalau yang sekarang,
siapa targetnya?
Saya setuju !
Ada saran/ide bagaimana caranya ?
Faran
--
On Fri, 27 Aug 1999 02:20:58 Irwan Ariston Napitupulu wrote:
Tampaknya, setelah terjadi banyak perubahan di kalangan
elit politik, kini saya merasakan waktu yg tepat bagi
rekan2 mahasiswa khususnya yg di tanah air untuk
bergerak
In a message dated 8/27/99 3:18:57 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Saya setuju !
Ada saran/ide bagaimana caranya ?
Faran
Irwan:
Berikut ini yg ada dibenak saya.
1.Masing2 kelompok mahasiswa melakukan konsolidasi
ke dalam. Analisa dan lihat kembali sudah sampak sejauh
21 matches
Mail list logo