Rekan-Rekan Yth.
Membaca tulisan dibawah, saya tidak terkejut sama sekali.
Sudah lama saya melihat dan mempertanyakan gerak-gerik
Pak Amien Rais, sebagai eks Ketua Dewan Penasehat ICMI,
sebuah organisasi yang saya pernah tulis disini sebagai
'ICMI means Habibie' pada bulan Mei yang lalu.

Hanya saja, saya masih berharap, semoga dalam bulan
suci Ramadhan ini, Pak Amien dapat tergerak untuk
tidak menjadi pendukung status-quo, apapun alasannya.
Apalagi hanya oleh sebuah alasan klise mengenai
hubungan NU dan Muhammadiyah, yang sudah terjadi sejak
dulu. Apapun kondisinya, rakyat idak boleh dikorbankan !!

Semoga analisa dibawah ini tidak menjadi kenyataan. Amin.

Salam,
BRIDWAN
------------------------------------------------------------
>DALAM PEMILU 1999 KOALISI PKB-PDI AKAN HADAPI GOLKAR-PAN
>
>SURABAYA (SiaR, 30/12/98), Pada Pemilu Juni 1999 mendatang
>akan muncul 2 kekuatan besar yang berkoalisi, antara Partai
>Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDI Perjuangan di satu sisi,
>dan di sisi lain Golkar serta Partai Amanat Nasional (PAN).
>Inilah ramalan yang mencuat dalam acara talk-show "Menguak
>Relasi Politik NU-Kekuasaan" di Hotel Sahid, Surabaya,
>awal pekan ini.
>
>Terjadinya koalisi dua kekuatan besar tersebut menjadi
>penegasan hampir semua pembicara dan floor yang hadir,
>selain harapan mereka terhadap kemungkinan terjadinya
>duet untuk jabatan Presiden dan Wakil Presiden atas diri
>Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Abdurrahman Wahid,
>serta Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
>
>Keyakinan tersebut antara lain diungkapkan Ketua Rabhital
>Ma'ahidil Islam (RMI) Pusat, KH Yusuf Muhammad, Ketua
>PB NU KH Drs Tolkhah Hasan, pengamat politik UNAIR
>Dr Daniel Sparinga, pengajar Universitas Muhammadiyah
>Malang Mas'ud Said MM, pakar hukum UNAIR Prof Dr
>JE Sahetapy, guru besar UNAIR Prof Dr Soetandyo
>Wignyosubroto, Ketua Syuriah PB NU KH Muchid Muzadi,
>serta pengamat politik UNAIR Kacung Maridjan MA.
>
>Kacung Maridjan berkeyakinan dua koalisi besar itu akan
>terjadi, tapi dirinya menambahkan peta politik sangat
>tergantung dari hasil pencapaian jumlah suara pada
>Pemilu 1999 mendatang.
>
>"Sangat berbahaya jika koalisi PKB-PDI Perjuangan tidak
>mencapai lebih 50 persen suara. Kalau PKB-PDI mendapat
>45 persen dan PAN-Golkar juga 45 persen, berarti harus
>ada partai koalisi yang mampu nomboki 10 persen.
>Partai kuncinya justru PPP dan Partai Bulan Bintang
>(PBB)," urainya.
>
>Menurut Kacung, di sini lah letak bahayanya, karena baik
>PBB yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra maupun PPP yang
>dipimpin Hamzah Haz adalah orang-orang yang memiliki
>kedekatan dengan kekuasaan atau "status quo".
>
>"Yusril kan bekas ghost-writer-nya (penulis naskah --red)
>Soeharto, sedangkan Hamzah Haz anggota DPR produk Pemilu
>1998 yang pro-Soeharto, dan sekarang juga anggota
>Kabinetnya Habibie," katanya.
>
>Sedangkan mengapa PAN ditempatkan sebagai sekelompok
>dengan Golkar, tidak ke PKB dan PDI Perjuangan, para
>pembicara menyebutkan adanya persoalan ideologis dan
>kultural yang berbeda sepanjang sejarahnya antara NU
>dan Muhammadiyah. Sementara Amien Rais justru "pernah"
>dekat dengan Habibie ketika di ICMI.
>
>"Untuk menarik simpati pemilihnya, wajah Golkar nantinya
>adalah wajah yang sangat anti-Soeharto. Itu kan persis
>apa yang dilakukan Amien sekarang ini," ucap pakar hukum
>UNAIR Prof Dr JE Sahetapy.***

Kirim email ke