Asyik, Hadir Museum & Kampung Wisata Tani

KLATEN - Fakultas Geografi UGM bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten 
dan KKN PPM UGM meresmikan berdirinya Museum Tani Indonesia dan Kampung Wisata 
Tani di dusun Selorejo, Krakitan, Bayat Klaten.

Peresmian ditandai dengan pemukulan gong dan penandatanganan prasasti oleh 
Bupati Klaten Sunarno, S.E didampingi Ketua Pengelola Museum Prof. Dr. 
Suratman, M.Sc, Kamis (17/9/2010).

Menurut Suratman, ide dan rintisan Museum Tani muncul semenjak 2000 silam. Pada 
saat itu orang tuanya memiliki gagasan perlunya melestarikan berbagai kegiatan 
terkait bidang olah pertanian.

"Perlu le, mbok lestareke (Perlu nak, coba dilestarikan)," ucapnya menirukan 
pesan orangtuanya.

Sehingga tidak mengherankan bila Museum Tani Indonesia ini kemudian menempati 
kediaman orang tua Prof. Suratman. Selain berbagai koleksi benda-benda 
pertanian dari berbagai daerah di Indonesia, di museum ini para pengunjung bisa 
menyaksikan berbagai jenis tanah, adat pertanian, makanan, hewan-hewan disertai 
gambar-gambar cara orang bertani dari berbagai daerah di Indonesia.

Sementara itu keberadaan Kampung Wisata Tani, kata Suratman, untuk melengkapi 
keberadaan Museum Tani Indonesia. Dengan berwisata di dusun ini, para 
pengunjung bisa melakukan home stay di rumah-rumah penduduk. Mereka pun bisa 
melakukan praktek bertani, outbond di alam desa, memancing, photo action, 
festival tani dan melihat upacara tradisi tani.

Disamping itu para wisatawan bisa terlibat dalam berbagai permainan 
tradisionil, tari-tari, membaca di perpustakaan tani dan memetik buah langsung 
dari pohon.

 "Ada dua puluh lima kegiatan yang bisa dipilih untuk mereka yang berkunjung di 
Kampung Wisata Tani ini," tambahnya.

Sebagai penasehat di Kampung Wisata Tani, Suratman menjelaskan, posisi 
geografis dusun Selorejo, Krakitan, Bayat Klaten ini sangat strategis. 
Lokasinya diapit oleh dua tempat tujuan wisata yang telah berdiri sebelumnya, 
yaitu Jimbung dan Rawa Jombor. Dua lokasi wisata yang sudah tidak asing bagi 
masyarakat Solo, Klaten dan Yogyakarta.

"Harapannya museum pun nantinya bisa bertaraf internasional. Oleh karena itu 
saya meminta kepada Keluarga Mahasiswa Fakultas Geografi untuk membuat proposal 
bagi wisata di daerah ini," jelasnya.

Di desa Wisata Selorejo para wisatawan bisa belajar cara membajak dan menggaru 
sawah dengan hewan sapi. Membajak dan menggaru lahan persawahan tentu menjadi 
atraksi yang menarik bagi pengunjung yang berasal dari kota besar. Kepada 
wisatawan juga ditawarkan menikmati suasana pedesaan dengan menggunakan bendi. 

"Bisa pula melihat orang beternak entok, kambing, sapi, burung puyuh. Para 
wisatawan bisa belajar mengenai burung langka, semacam burung Jalak Uren atau 
Jalak Bali," katanya.  

Hal senada disampaikan Bupati Klaten dalam sambutannya. Dikatakannya, bila 
potensi daerah sekitar sangat mendukung bagi pengembangan Museum Tani Indonesia 
dan Kampung Wisata Tani. Harapannya dengan pengembangan dua kegiatan ini di 
dusun Selorejo akan menambah khasanah bagi masyarakat sekitar dan umum di 
bidang pertanian, karena beragam jenis kegiatan pertanian bisa dikembangkan di 
daerah ini. 

"Karenanya kami sangat berterima kasih kepada keluarga Prof. Suratman yang 
telah memprakarsai berdirinya museum dan kampung wisata tani ini," tutur 
Bupati.(rhs) 

http://kampus.okezone.com/read/2010/09/17/373/372985/asyik-hadir-museum-kampung-wisata-tani

Kirim email ke