----- Original Message ----- From: eva kusuma To: Budhisatwati KUSNI ; Mailinglist Nasional Sent: Thursday, June 17, 2004 1:21 PM Subject: Re: [Nasional] DOKUMEN SUBUD -- UNTUK BAHAN DISKUSI [1]
Kawan2 sekalian, Saya terdorong merespon diskusi soal Bule Subud dan dayaks berdasar pengetahuan saya sebagai orang yang sudah menjadi anggota Subud sejak 1991 dan pernah ke Tengkiling walau hampir 10 tahun lalu, tetapi insyallah masih update info soal proyek Subud di sana. Apalagi, kakak kandung saya tahun lalu memutuskan kembali ke dunia profan setelah terengah mengadakan pendampingan masyarakat di sana selama 10 tahun sebagai bagian proyek community developmentnya Subud. Pertama sekali saya ingin berkomentar soal ajakan untuk stop bule yang tidak memihak dayak tapi dengan memperluasnya termasuk untuk menstop Dayak dan pribumi Jawa yang juga berwatak menindas para marhaen yang dalam hal ini adalah indegenous people. Subud memilih Kalteng karena manut penerimaan kejiwaan YM Bp Subuh bahwa Kalteng adalah ibukota masa depan RI yang tahun 50an belum diketahui potensi alamnya. YM melalui teropong kejiwaan sudah mampu melihat potensi ini tetapi dunia pengetahuan belum menyebutkannya. Karena konstalasinya kejiwaan/ spiritual, maka keluarlah sebutan 'masyarakat jin' soalnya pada tahun 60an Kalteng masih gung lewang lewung, transmigrasi saja belum dimulai kan? Sehingga masih kuat getaran 'dunia lain' daripada hiruk pikuk material seperti konteks kita menganalisisnya saat ini. Jadi, sungguh bukan suatu penghinaan tetapi semata atas pengalaman spiritual yang diterima YM Bp Subuh yang antara lain beliau didatangi kepala jin beserta anak pinaknya yang tidak keberatan Subud mengembangkan proyek di sana. Istilah itu muncul dari YM Bapak. Sayangnya, istilah itu dibaca orang lain tanpa rujukan asal istilah tsb dan apalagi bukan orang Subud. Untuk konteks waktu dan komunitas yang berbeda sebutan itu memang potensial bikin retak masyarakat Dayak. Subud sendiri adalah persaudaraan kejiwaan (banyak sesepuh PNI seperti Ibu Trimurti, Bp-Ibu Nasir , dan Dr Widagdo Bandung yang baru lolos caleg DPR dari Bandung adalah anggota Subud) yang anggotanya adalah warga dunia asal percaya kepada Tuhan meski agamanya beda, nasionalitasnya, bangsa beda dst. Dari catatan yang saya tahu, saat ini setidaknya ada national committee Subud tersebar di 97 negara termasuk Poland, Checo, Nigeria, Zambia, Moscow, Japan (ini ekspor Indonesia paling berhasil kayaknya) Subud mempunyai mempunyai community center yang cukup besar di AS, Cilandak, Spanyol, Columbia dan yang paling berat untuk berkembang ya justru di Tengkiling-Kalteng itu walau YM Bapak merekomendasikan sejak awal untuk digarap. Mandatnya sederhana yaitu untuk mendorong integrasi manusia berdasar persaudaraan spritual yaitu sebagai umat yang percaya Tuhan. Subud, karena percaya bahwa ada relasi antara spiritual-material sehingga mengembangkan lembaga2 mulai yang sifatnya spiritual hingga enterprise yang berorientasi ke bisnis, dan community development yang di Tengkiling dikomandani Prof Sayogyo dari IPB. Di badan PBB, Subud juga mempunyai reputasi yang baik karena memperoleh ruang khusus di kantor Jenewa dengan fokus menjadi semacam task force urusan hak2 kelompok indegeneous. Saya melihat ketegangan antara bule Subud (kepanjangan dari Susila Budhi Dharma) dan kawan2 lokal adalah nggak nyambungnya ekspektasi kedua belah pihak. Jangan lupa pula ada ketegangan internal Subud coklat biasanya Jawa-Dayak dengan Subud bule. Antara Jawa dan dayak saja ada ketegangan kok. Biasa, benturan budaya dan termasuk menyangkut power atas resources. Ini manusiawi bukan? Upaya mengembangkan Kalteng (yang termotivasi fatwa YM Bapak) sungguh bagai kawah candradimuka. Yang berguguran juga banyak, yang sampai sekarang trauma juga banyak sehingga ganti orang yang berdampak ganti strategi, partner adalah cerita sehari-hari. Belum lagi gangguan lingkungan, misalkan ada anggota Subud Australia, Holland, Portugal yang sudah invest bermilyard-milyard US $ untuk bangun hotel, canopy proyek, perumahan untuk antisipasi World Subud Conggres 2001 menjadi stress karena pecah konflik Sambas yang merembet hingga perkampungan Subud. Untuk community development sendiri, setahu saya ada pendampingan untuk petani lokal, ada penambangan, ada juga yang mencoba pertanian organik yang sebagian sampai sekarang masih berjalan. Ini dikelola kombinasi antara bule (biasanya sbg donor dan konsultan) Jawa dan teman-teman Dayak. Untuk persisnya dan lebih detail saya akan kontak mereka untuk update info dan kalau masih dianggap perlu, unt bisa saya share ke mailist ini. Dengan perekonomian nasional yang lagi mengkerut sehingga pengangguran 40 juta, enclave 'mewah' bule Subud di Tengkiling memang bisa jadi sumber konflik. Perkampungan (pemukiman) itu yang bukan industrial estate bisa jadi tumpahan ketidakpuasan penduduk, tetapi tentu saja ini tidak adil. Perkampungan itu bukan MNC dan memang menyakitkan melihat para bule hidup berbeda standar. Tapi mau gimana, mereka tidak doyan ubi, naik angkot, tidak bisa ngomong dayak dst yang prinsipnya ukuran bajunya tidak sama dengan kita2. Bukan hanya itu, mereka juga membawa gaya hidup dari kampung mereka yang menyakitkan mata orang2 lokal. Sementara kita mencari duit mereka buang2 duit. Justru menurut saya, mereka agak eksentrik karena ke Kalteng lebih didorong alasan spiritual daripada motive profit. Artinya kalau toh ada yang berbisnis, itu lebih coba2 karena sifatnya masih individual investor. Meski terasa personal saya anggap Subud adalah manifestasi butir2 nilai asli Indonesia yang terbukti ampuh dan universal yaitu terbukti dan teruji (nyontek kampanye Mega) karena pluralisme tidak saja dijadikan prinsip2 retorika tetapi sudah diwujudkan. Istilah kami, Pancasila yang sudah maujud, tidak saja dalam konteks antar suku dan agama yang berbeda se Indonesia, tetapi mampu menjadi cross cutting warga dunia. jadi keingat bahwa Bung Karno juga terobsesi bikin Pancasila mendunia. Subud sbg bukti? Sayangnya, pendirian Subud lebih didorong karena alasan spritual, bukan perkumpulan kapital ekonomi sehingga Subud tidak dapat menjawab secara efektif tuntutan material. Secara teoritis, Subud percaya bahwa kesempurnaan spritual akan secara otomatis diikuti dengan kemajuan material. Bahkan material akan datang sendiri kepada jiwa yang spiritualitasnya sudah tinggi karena sang material ingin menyorgakan diri lewat jiwa tersebut. Sayangnya, kondisi ideal tersebut saat ini belum teraih para anggota Subud baik yang bule maupun yang coklat. Apalagi untuk memberikan kepada lingkungan di luar komunitas Subud, meski itu menjadi mandat organisasi. Sayang ya..... (semoga interpretasi menjadi lebih balance) Merdeka! Jakarta, June 17 Eva K Sundari Budhisatwati KUSNI <[EMAIL PROTECTED]> wrote: PENGANTAR: Sehubungan dengan diskusi tentang " berjudKoloni Bule Di Kalteng" yang dibuka oleh tulisan Ronny Teguh dalam milis Dayaks [15 Juni 2004] , berjudul "Stop Kerajaan Bule di Kalteng", bersama ini saya sampaikan dokumen SUBUD yang dikeluarkan oleh SUBUD sendiri yang ada kaitannya dengan masyarakat Dayak. Penyalinan dan penyiaran kembali dokumen ini dimaksudkan agar kita mengenal apa-siapa SUBUD dan tujuannya beroperasi di Kalimantan Tengah melalui dokumen SUBUD sendiri. Melalui dokumen ini dan dokumen-dokumen SUBUD lainnya kita mendengar SUBUD berbicara tentang dirinya sendiri . Dengan kata lain kita membiarkan SUBUD berbicara tentang SUBUD dan bagaimana SUBUD memandang masyarakat Kalteng sebagai "masyarakat Jin". Dokumen ini saya salin sebagaimana adanya, tanpa mengobah titik-koma dan segala kesalahan cetak. Mudah-mudahan dokumen ini, yang akan disiarkan secara bersambung, bisa dijadikan materi diskusi dan dari diskusi ini masing-masing kita bisa mempunyai angka tentang SUBUD dan bagaimana langkah serta sikap nalar menghadapinya sesuai kepentingan Masyarakat Dayak sebagai bagian dari kepentingan kemanusiaan serta usaha memanusiawikan manusia. JJ.Kusni ANEKA SUBUD Majalah Khusus Untuk Anggota Edisi 185, Januari-Pebruari-Maret-2000 Alamat Redaksi: Wisma SUBUD, Cilandak Barat, Jln. RS.atmawati No.52, Jakarta 1002. Alamat Tata Usaha :Jln. Kramat No. 34, Pondok Labu ,Jakarta Selatan 12450. Dewan Penyunting: Penanggungjawab /Pemimpin Umum Muchtarudin Siregar Ketua Soeharto Mangunsuharto Anggota Rahardjo Endang Rahardjo Djoko Mulyono Sumartono Pelaksana Hari Rahardjo (Dari halaman 2) Yang tertera di Kulit Depan (Halaman 1): ANEKA SUBUD Khusus Untuk Anggota Jadi dibilangnya, ketika Adam di Surga, jadi sebelum diturunkan di bumi, dia (panca indera-red) tidak diperlukan andaikata mengambil barang dengan tangannya, tidak perlu melihat barang dengan sesuatu dengan matanya, pun juga tidak perlu, karena tidak bersyarat. Itulah yang dikatakan Surga itu. Kemudian ketika pada waktunya dia akan diturunkan ke bumi, disertai segala seusuatunya yang menjadi kebutuhan hidupnya nanti sesudah ia di bumi, yaitu seluruh panca indera dan seluruh nafsu. ....Adam jadi di dunia dengan segala kelengkapannya yang tidak kurang suatu apa, itulah yang dikatakan manusia sempurna, dalam bahasa ilmunya Insan Kamil. [Bapak, 21/3/1981]. Edisi 185. Januari-Pebruari-Maret -2000. Halaman 3: PENGANTAR PENYUNTING Munas 2000 dan lain-lain MUNAS 2000 di Rungai Sari, Sei Gohong, Palangka Raya tgl.25-27 Pebruari 2000 berjalan lancar, meriah dan sukses, serta menelurkan kesimpulan-kesimpulannya. Sebelum MUNAS 2000 dibuka, diselenggarakan pertemuan SES untuk membahyas kesempatan bisnis di segala bidang di Kalteng pada tingkat bisnis menengah ke bawah, mendapatkan tanggapan positif. Pengembangan bisnis dan proyek-proyek di Palangka Raya yang disampaikan dalam kata sambutan. Kata sambutan pembukaan Munas Ketua Umum, menjadi harapan besar wqbagi Walikota Palangka Raya. Ceramah YM Bapak dan Bimbingan Kejiwaan yang selalu kami muat akan menambah keyakinan kita tentang Latihan Kejiwaan Subud. Pemakaian Simbol Subud sudah diatur dalam Surat Keputusan PPK SUBUD untuk disosialisasikan. Tunggakan Cabang/Ranting untuk majalah Aneka Subud sudah mengkhawatirkan. Pak Sudarsono Bandung-PPI, berkeberatan sebagian kalimat pada Pengantar Penyunting, Aneka Subud No.184, "Tentang Kalimantan, ada pendapat yang perlu dipertimbangkan, agar strategi, misi & visinya dirubah dari pengembangan wirausaha Subud menjadi meng-Subud-kan masyarakat Jin di Kalimantan dahulu", agar kalimat "yang perlu dipertimbangkan" dihapus, karena dianggap nakal dan sangat tendensius, yang dapat menambah salah paham atau membuat polemik. Kalau memang terjadi demikian, kami tidak berkeberatan meralatnya. Maka dengan ini sebagian kalimat tersebut kami anggap tidak ada. Terima kasih. Kami muat pula hasil silaturahmi Komwil V di Yogyakarta tentang oleh-oleh MUNAS 2000. Penyunting [Bersambung......] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar. Now with Pop-Up Blocker. Get it for free! http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.arsip.da.ru *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Posting: [EMAIL PROTECTED] 5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/