http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/4/o1.htm
Secara fisis menunjukkan kondisi batuan kerak bumi di bawah Bali sangat mudah patah dan tidak mampu menampung akumulasi stres batuan yang terlalu besar. Keadaan semacam ini justru pertanda baik dalam perspektif keselamatan umat manusia khususnya masyarakat Bali. Karena dengan kondisi batuan yang mudah melepaskan stres yang dimanifestasikan dalam renteten gempa bumi kecil berarti akumulasi stres batuan yang ada di berbagai kawasan di Bali mudah untuk dilepaskan. Sehingga kecil kemungkinan batuan akan mengalami akumulasi stres cukup lama yang akan menyebabkan gempa besar dan merusak. Aktivitas Gunung Berapi dan Gempa Bumi Oleh Daryono, S.Si., M.Si. GEMPA bumi yang secara beruntun mengguncang kawasan Bali sejak awal 2005 hingga terjadinya gempa Karangasem pada Selasa (1/3) dan gempa selatan Nusa Penida, Rabu (2/3), adalah murni aktivitas gempa tektonik yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan aktivitas vulkanisme Gunung Agung (3.142 m). Gempa bumi dangkal dengan kekuatan 3 hingga 4 skala Richter di kawasan Selat Lombok secara historis sudah biasa terjadi, karena kawasan ini memang dikenal sebagai kawasan seismik paling aktif di Bali akibat adanya aktivitas patahan lokal. Secara umum gempa bumi dapat dibedakan dalam empat jenis: gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa akibat ledakan nuklir. Jenis-jenis gempa bumi tersebut masing-masing memiliki perbedaan disebabkan oleh faktor penyebabnya. Gempa tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas lempeng tektonik, baik berupa aktivitas benturan antarlempeng maupun aktivitas patahan-patahan aktif. Gempa tektonik memiliki daya rusak yang dahsyat bila energi yang terpancar dari pusat gempanya besar dengan kedalaman dangkal. Di Bali gempa tektonik disebabkan oleh benturan lempeng Indo-Australia dari selatan dan lempeng Eurasia yang pertemuannya berada di Samudera Hindia kurang lebih 200 km di selatan pesisir selatan Bali. Selain karena aktivitas benturan lempeng, gempa bumi yang terjadi di Bali juga dibangkitkan oleh aktivitas patahan lokal dan patahan aktif busur belakang kepulauan di utara Bali yang populer dikenal sebagai Bali Back-arc Thrust. Sementara gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunung api. Gempa vulkanik biasanya memiliki kekuatan yang tidak terlalu besar hanya dalam bentuk getaran-getaran yang dirasakan dalam skala sangat lokal di kawasan badan gunung. Terkadang gempa vulkanik ini, karena kecilnya energi yang dipancarkan, hanya terpantau oleh seismograf dalam catatan seismogram. Gejala Awal Merebaknya isu meletusnya Gunung Agung akhir-akhir ini sudah sangat meresahkan masyarakat Bali. Padahal, tidak ada laporan dari Dinas Vulkanologi akan adanya gejala peningkatan aktivitas Gunung Agung. Secara vulkanis, keluarnya asap belerang dari kawah sebenarnya merupakan hal yang wajar dan normal mengingat Gunung Agung adalah gunung berapi yang masih aktif. Di mana pun berada di dunia ini semua gunung api yang masih aktif akan mengeluarkan asap belerang. Dalam ilmu vulkanologi, secara umum gejala awal terjadi letusan gunung berapi yang paling pokok adalah adanya getaran mekanik yang tercatat sebagai getaran tremors akibat naiknya magma ke permukaan. Gejala lain adalah adanya deformasi pada tubuh gunung api berupa penggembungan tubuh gunung api, termasuk adanya perubahan kelerengan yang dapat dipantau dengan instrumen khusus. Secara fisis juga dapat diamati munculnya gejala hidrothermal seperti peningkatan discharge mata air panas, peningkatan discharge uap dari fumarol, kenaikan suhu mata air panas dan adanya perubahan kimia berupa peningkatan kandungan SO2 atau H2S. Untuk menyatakan bahwa sebuah gunung berapi berada dalam keadaan bahaya dan akan terjadi letusan bukanlah hal yang mudah karena harus melalui tahapan dan prosedur pemantauan secara fisis dan visual yang cukup intensif. Pemonitoran gunung api untuk menyatakan kondisi bahaya perlu menggunakan beberapa metode untuk menentukan lokasi, tipe dan magnitude kegiatan. Aktivitas seperti kegempaan vulkanik yang tidak normal (tidak biasa) dapat diperkirakan akan mengakibatkan letusan. Bila demikian, berbagai studi monitoring dan penyelidikan ilmiah yang menunjang untuk peramalan letusan dapat dilakukan lebih akurat. Studi tersebut harus dirancang untuk menggambarkan pusat gempa, menentukan lokasi dan kecepatan deformasi menentukan apakah ada bodi magma pada lapisan kerak bumi bagian atas. Makin banyak kualitas, tipe dan beraneka data yang diperoleh makin mendekati hasil interpretasi yang lebih benar. Secara umum pemantauan seismik adalah alat utama dalam pemonitoran gunung api. Agar mendapat informasi kemungkinan letusan-letusan besar dari dapur magma yang relatif dangkal perlu menggunakan rangkaian seismometer. Bila letak hiposenternya dapat diketahui dengan baik, maka bentuk tubuh magma dapat ditentukan berdasarkan kegempaan di sekelilingnya. Pengamatan visual terdiri atas pengamatan tinggi asap, suhu solfatar, suhu air kawah dan suhu air panas. Jadi bila ada perubahan mencolok dari pengamatan visual tersebut perlu diwaspadai. Namun, semua gejala awal tersebut, tidak satu pun terjadi pada Gunung Agung yang begitu heboh diisukan akan meletus oleh masyarakat luas di Bali. Pekembangan Terakhir Memperhatikan perkembangan kondisi tektonik kawasan Bali dan sekitarnya, memang sejak lima bulan terakhir menunjukkan adanya kenaikan tingkat aktivitas kegempaan yang cukup signifikan. Berdasarkan data catatan gempa bumi yang dipantau Pusat Gempa Regional III Bali, sejak awal tahun 2005 saja sudah empat kali terjadi gempa terasa dalam berbagai variasi magnitude dan kedalaman. Secara tektonik, adanya rentetan beberapa gempa terasa dalam skala itensitas II hingga IV MMI (Modified Marcalli Intensity) yang mengguncang kawasan Bali akhir-akhir ini menunjukkan karakteristik kondisi batuan kerak bumi yang cukup ''rapuh''. Secara fisis menunjukkan kondisi batuan kerak bumi di bawah Bali sangat mudah patah dan tidak mampu menampung akumulasi stres batuan yang terlalu besar. Keadaan semacam ini justru pertanda baik dalam perspektif keselamatan umat manusia khususnya masyarakat Bali. Karena dengan kondisi batuan yang mudah melepaskan stres yang dimanifestasikan dalam renteten gempa bumi kecil berarti akumulasi stres batuan yang ada di berbagai kawasan di Bali mudah untuk dilepaskan. Sehingga kecil kemungkinan batuan akan mengalami akumulasi stres cukup lama yang akan menyebabkan gempa besar dan merusak. Secara teoretis, apabila di suatu kawasan sering terjadi gempa kecil maka daerah tersebut justru akan relatif aman karena batuan di tempat tersebut tidak sempat menampung stres yang akan menimbulkan gempa besar. Kebalikannya, suatu daerah justru akan dinilai berbahaya dan berpotensi terjadi gempa besar bila kawasan tersebut termasuk rawan gempa, namun sangat jarang terjadi gempa atau sepi gempa. Karena daerah tersebut diduga sedang menyimpan atau ''menabung'' stres batuan yang suatu saat akan dilepaskan sebagai gempa besar dan merusak. Kawasan semacam ini dalam seismologi disebut sebagai kawasn seismic gab yang sangat berbahaya karena berpotensi membangkitkan gempa dengan skala magnitude besar. Karena energi yang tersimpan dalam batuan telah terakumulasi sangat lama disebabkan batuan di tempat tersebut memiliki tingkat elastisitas yang tinggi dan tidak rapuh. Sebagai contoh kasus kawasan seismic gab yang telah berhasil membangkitkan gempa besar adalah kawasan Samudera Hindia sebelah barat Aceh. Berdasarkan catatan kegempaan, kawasan tersebut dengan potensi kegempaan yang sangat tinggi. Namun beberapa tahun terakhir, di kawasan tersebut sangat jarang gempa terjadi sehingga gempa besar pada 26 Desember 2004 menyebabkan gelombang pasang tsunami yang sangat dahsyat. Sehingga patut disyukuri jika kawasan Bali sebagai daerah dengan tingkat kerawanan seismik yang tinggi, namun memiliki karakteristik batuan tektonik yang ''rapuh''. Sehingga dengan seringnya terjadi gempa kecil justru Bali akan aman dan terhindar dari gempa yang besar dan merusak. Penulis, karyawan Balai Besar Meteorologi dan Geofisika, Denpasar [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/