Nabi Kasih Sayang

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri


"Benar-benar telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian
sendiri, yang terasa berat baginya penderitaan kalian; penuh perhatian
terhadap kalian; dan terhadap orang-orang Mukmin, sangat pengasih lagi
penyayang" ( Q.s. 9:128)



Nabi Muhammad SAW diutus Allah tiada lain untuk merahmati semesta alam (Q.s.
21:107). Maka tentulah bukan kebetulan bila ternyata Nabi Muhammad SAW dan
agama yang dibawanya merupakan rahmat. Merupakan kasih sayang bagi semesta
Alam.


Tentulah bukan kebetulan, bahkan hal yang wajar bahwa pembawa kasih saying
adalah seseorang yang pengasih dan penyayang. Siapapun yang mempelajari
Sirah Nabi SAW, akan menjumpai kisah-kisah kasih sayang Nabi Muhammad SAW,
sebagaimana siapapun yang mempelajari syariat agama akan dengan mudah
menemukan bukti hikmah-hikmah kasih sayang Islam.


Kasih sayang bisa dengan mudah Anda temui dalam kehidupan sehari-hari sang
Rasul SAW, baik sebagai bapak dan suami dalam lingkungan keluarga, sebagai
saudara di kalangan handai taulan, sebagai teman di kalangan sahabat,
sebagai guru di antara para murid, sebagai pemimpin di kalangan ummat,
bahkan sebagai manusia di tengah mahluk-mahluk Allah yang lain.


Dalam surat At-taubah ayat 128 yang terjemahannya dinukil di awal tulisan
ini, Allah menyifati nabi Muhammad SAW dengan beberapa sifat yang kesemuanya
merupakan penggambaran akan besarnya kasih sayang beliau. Dalam ayat itu
disebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang 'aziezun alaihi
maa'anittum, yang merasakan betapa berat melihat penderitaan dan harieshun
'alaikum yang sangat mendambakan keselamatan kaumnya; dan raufun rahiem,
pengasih lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman.


Penderitaan kaumnya terasa berat sekali bagi Rasulullah SAW; baik
pedneritaan itu dialami di dunia maupun –apalagi- di akhirat. Oleh karena
itu Rasulullah SAW hariesh, penuh perhatian , dan sangat mendambakan
keselamatan kaumnya –ummat manusia- jangan sampai menderita. Dan hal ini
dapat dilihat dari sikap dan sepak terjang beliau dalam kehidupan dan
perjuangannya : bagaimana beliau menyantuni dan menganjurkan penyantunan
terhadap kaum dhu'afa; bagaimana beliau menegakkan dan menganjurkan
penegakan kebenaran dan keadilan; bagaimana beliau menghormati dan
menganjurkan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia; bagaimana
beliau berperingai dan menganjurkan untuk berperangai mulia (akhlaq
al-kariemah); dan bagaimana beliau tak henti-hentinya melakukan dan
menganjurkan amar ma'ruf nahi munkar dan seterusnya.


Khusus tentang amar ma'ruf nahi munkar, bahkan menjadi ciri Nabi dan juga
–diharapkan menjadi ciri- ummatnya. Amar ma'ruf nahi munkar, apabila
dicermati, kiranya memang merupakan pengejawantahan dari keinginan
keselamatan ummat manusia, agar tidak menderita, yang bersumber dari –dan
didorong oleh kasih sayang itu pula.


Memang, boleh jadi hanya orang yang mempunyai rasa kasih sayang dan memahami
arti sebenarnya dari kasih sayanglah yang mau dan menerima amar ma'ruf nahi
munkar. Amar ma'ruf nahi munkar hampir tidak bisa dibayangkan berjalan dan
apalagi membudaya dalam masyarakat yang tidak aling menyayangi dan
mengasihi.


Maka tidaklah mengherankan bahwa, sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW sangat
ditaati, karena dan denga kasih sayang; bukan ditaati karena ditakuti dan
dengan kebencian atau keterpaksaan. Jadi, kasih sayang Allah yang mewujud
dalam firman-Nya – perintah dan larangan-Nya- melalui pribadinya yang
pengasih dan penyayang – ke dalam kehidupan ummat manusia. Atau boleh pula
dikatakan apabila Islam merupakan kasih sayang Allah, maka Nabi Muhammad SAW
merupakan "bentuk konkret" dari Islam itu sendiri. Maka tidak berlebihan
jika Sayyidatina Aisyah r.a ketika ditanya tentang Rasulullah SAW hanya
mengatakan "Kaana khuluqul-Qur'an" (Perilaku beliau adalah Qur'an).


Dan kaum muslimin yang berimanlah yang selanjutnya diharapkan meneruskan
membawa kasih sayang Ilahi itu kepada semesta alam. Bukankah Allah sendiri
berfirman kepada Nabi SAW "Qul in kuntum tuhibbuun Allah fattabie'unnie
yuhbibkumullah…" (Katakanlah, "Jika kalian benar-benar mencintai Allah,
ikutilah jejakku; niscaya Allah mengasihi kalian dan mengampuni dosa-dosa
kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang") ( Q.s. 3:31). Wallahu
a'lam. []



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


-- 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com 
4. Satu email perhari: ppiindia-dig...@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nom...@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-nor...@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ppiindia-dig...@yahoogroups.com 
    ppiindia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke