http://www.suarapembaruan.com/News/2005/02/18/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY SUARA PEMBACA Ikan Asin Makanan Murah dan Sehat IKAN asin merupakan salah satu primadona teman makan karena sudah menjadi makanan tradisional sejak ratusan tahun. Namun yang menjadi persoalan kini adalah apakah sang primadona ini sesuai dengan standar kesehatan. Ikan asin kini tidak lagi seperti ikan asin yang kita kenal dahulu, yaitu yang berbau khas ikan asin. Bau khasnya itu adalah akibat proses fermentasi daging ikan itu oleh bakteri yang tidak berbahaya selama proses pengasinan dan penjemuran ikan tersebut. Seperti diketahui, proses fermentasi makanan adalah suatu proses yang sudah dilakukan orang sejak ratusan bahkan ribuan tahun, misalnya dalam proses pembuatan roti, tape singkong, tape ketan, tuak, anggur, sayur asin, tempe, oncom, terasi, ikan asin, tauco. Proses fermentasi terjadi oleh adanya bakteri yang tidak berbahaya atau oleh jamur dan ragi. Agar menjadi ikan asin yang khas dan kering, proses penjemuran itu memerlukan sinar matahari yang cukup serta fermentasi oleh bakteri yang tidak berbahaya. Bila penjemuran dilakukan kurang baik, misalnya karena langit berawan atau hujan, lalat dapat mengerumuni ikan asin itu dan bertelur, sehingga telur lalat menetas dan menjadi belatung. Kalau sekarang kita meninjau di pasar tradisional maupun supermarket terkenal, maka ikan asin kelihatannya lebih bersih karena tidak berlalat, akan tetapi bila dicium sama sekali tidak berbau khas ikan asin, bahkan sering pula berbau obat. Hal ini disebabkan oleh karena para pembuat ikan asin sekarang tidak mau ambil risiko ikannya menjadi busuk selama penjemuran akibat kurangnya sinar matahari atau diteluri lalat sehingga belatungan. Karena itu, pada waktu pembuatan ikan asin itu, ikan itu diberi obat pengawet (sering dipakai formalin, yaitu obat untuk mengawetkan mayat manusia) atau disemprot dengan DDT ( bahan racun pembunuh nyamuk dan serangga). Alhasil, tujuan agar tidak dihinggapi lalat, malah mengakibatkan terbunuhnya juga bakteri yang tidak berbahaya yang berguna dalam proses fermentasi tersebut. Sebagai uji coba, pernah saya menaruh sepotong ikan asin di dalam perangkap tikus dan ternyata sampai beberapa hari tidak ada satu pun tikus yang berminat, namun ketika saya ganti dengan tulang ayam, maka langsung tertangkap sampai dua ekor tikus. Dapat disimpulkan bahwa baik tikus maupun lalat kurang berminat pada ikan asin ini, karena indera mereka dapat menangkap aroma obat pengawetnya atau racun DDT. Karena sebagian besar rakyat kita gemar mengonsumsi ikan asin (dan terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya akhir-akhir ini meningkat tajam), dapat dibayangkan apa yang akan terjadi bila mereka sampai menderita sakit akibat obat pengawet formalin atau racun DDT tersebut. Karena itu, saya mohon perhatian dinas kesehatan, pihak Dirjen POM dan ibu menteri kesehatan untuk meneliti persoalan ini sebagai hal yang diprioritaskan. Sam Lazuardi (DSS) Dwiwarna 2 / 6 Jakarta Pusat [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/