JURNAL KEMBANG KEMUNING: 



ISYARAT BARU DARI MASYARAKAT DAYAK DI PEDALAMAN KALTIM.

2.


Pernyataan ini pun barangkali memperlihatkan suatu proses perkembangan tertentu 
di kalangan komunitas Dayak.


Apa dan bagaimanakah proses perkembangan tertentu itu? 


Diumumkannya Pernyataan ini berguna, karena jika terjadi apa-apa yang berbentuk 
lain jika pernyataan ini tidak diindahkan khayalak ramai tidak akan heran dan 
tahu jalan perkembangannya serta asal muasal kejadian, tidak secara gegabah 
menuding komunitas Dayak sebagai komunitas yang suka perang dan kekerasan. 
Pernyataan ini juga merupakan usaha membentuk dan menyiapkan pendapat umum baik 
di tingkat lokal, nasional mau pun iternasional. Aku tidak tahu, apakah ketika 
mengumumkan pernyataan ini, pihak Komunitas Punan Hulu Kelay sudah menyiapkan 
langkah-langkah berikutnya yang kongkret, sehingga pernyataan tidak tinggal di 
pernyataan atau kata-kata di atas kertas tanpa wibawa.


Untuk suatu komunitas yang tinggal di pedalaman dan bahkan dikelompokkan pada 
"suku terasing", penggunaan pernyataan sebagai sarana membela dan 
memperjuangkan hak asasinya bukanlah hal yang umum, apalagi menggunakan media 
massa elektronik dan disebarkan melalui milis yang sepadan dengan permasalahan.


Memperhatikan gejala ini, besar dugaanku bahwa penggunaan metode perjuangan 
begini,  kiranya tidak lepas dari peranan para cendekiawan komunitas Dayak 
Punan Hulu Kelay yang sudah balik kampung. Dugaan ini diperkuat oleh 
pengorganisasian orang-orang Dayak Punan Hulu Kelay dalam bentuk Komunitas yang 
sangat lazim sekarang ini. Dari komposisi penandatangan Pernyataan, dugaan ini 
memperoleh penguatan baru lagi di mana bentuk organisasi "modern" dan 
"tradisional" dipadukan sehingga antara keduanya ada sambungan. Modern dan 
tradisi bergabung jadi satu kekuatan, yang modern mendasarkan diri pada budaya 
lokal yang sudah ada [baca:tradisional]. Jika dugaan ini  benar maka di sini 
aku melihat betapa kearifan dan kebudayaan lokal dijadikan dasar untuk 
pemberdayaan dan pembangunan bersolidaritas memanusiawikan manusia, kehidupan 
dan masyarakat, jalan yang dirumuskan oleh Prof.Dr.Sayogjo sebagai "Jalan 
Kalimantan". Masalah ini adalah masalah konsepsional, masalah urgen patut 
dipecahkan sebelum kita bertindak dan mengorganisasi diri untuk menjadi tuan 
atas nasib diri dan di kampung kelahiran sendiri. Untuk mewujudkan "Jalan 
Kalimantan" ini, penyatuan diri para pemuda-pemudi Dayak yang terdidik dengan 
mayoritas warga komunitas di daerah-daerah terpencil baik di hulu atau di 
hilir, akan mempunyai arti sangat strategis. Barangkali keluarnya pernyataan 
Komunitas Dayak Punan Hulu Kelay ini hanya menegaskan kembali kepentingan ini. 
Untuk sanggup menyusup hingga ke hulu-hulu yang jauh dari segala fasilitas 
memang diperlukan keteguhan komitmen dan meresapnya suatu wawasan kemanusiaan 
di dalam diri orang-seorang. Keteguhan ini pun akhirnya seperti ujar orang 
Tiongkok Kuno bahwa "daya tahan seekor kuda diuji dalam perjalanan jauh" juga 
adanya.


Jika dugaan di atas benar, maka ia menggarisbawahi arti pentingnya agar para 
mahasiswa-mahasiswa Dayak yang sedang belajar di mana pun di luar Kalimantan 
sekarang untuk pulang kampung begitu mereka selesai dengan studi mereka dan 
bukan keasyikan di rantau yang memberi kenyamanan dan fasilitas lebih dari di 
kampung. Jika mau berbicara terus-terang, tanpa menyimpan pengertian sukuisme 
sempit atau ethnosentrisme apalagi tutuppintuisme, tapi secara kenyataan dan 
pengalaman sejarah,  aku sama sekali belum percaya pemberdayaan dan pembangunan 
daerah bisa ditangani secara tanggap dan aspiratif oleh etnik-etnik lain. Tidak 
pernah ada buktinya etnik lain membawa perobahan maju untuk komunitas Dayak. 
Yang banyak buktinya adalah penggarongan dan pengurasan kekayaan daerah. 
Kalimantan Tengah lahir dan berkembang adalah karena bersandar pada usaha dan 
kegiatan, dengan darah dan keringat serta pengorbanan putera-puteri daerah 
Kalteng sendiri. Jika putra-puteri daerah tidak mau kembali sesudah studi 
mereka selesai, maka bukanlah salah langit dan bumi, apalagi kesalahan pihak 
etnik pendatang baru jika komunitas Dayak terpinggirkan. Untuk keluar dari 
keadaan terpinggir dan terpuruk, kukira Dayak patut jadi etnik yang bermutu dan 
bukan jadi etnik budak kekinian yang loyo tidak punya harga diri, jati diri dan 
merelakan diri kehilangan martabat lalu menempatkan  uang sebagai raja, memburu 
dengan segala cara tanpa malu-malu  gelar-gelar semu hasil pembelian. Yang 
diperlukan komunitas Dayak dan negeri ini, kukira, pertama-tama dan di atas 
segalanya adalah manusia yang bermutu, berwatak dan berkomitmen republiken dan 
berkeindonesiaan. Gelar bukanlah jaminan menjadi manusia demikian. Untuk Tanah 
Dayak barangkali pertama-tama yang diperlukan adalah manusia  pemimpi dan 
pejuang dan pejuang-pemimpi bermutu daripada orang-orang bergelar semu dan 
tanpa nyawa.


Paris, Juli 2005.
----------------
JJ.KUSNI



[Selesai]

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke