JURNAL KEMBANG KEMUNING:
MENGGALAKKAN SISTEM JARINGAN KERJA ANTAR KOMUNITAS SASTRA-SENI "Jurnal Kembang Kemuning" yang mengisahkan kegiatan Jaring Penulis Kaltim [JPK] telah mendapat sambutan hangat dari Gola Gong pengasuh Komunitas Rumah Dunia, Banten dan sementara anggota milis [EMAIL PROTECTED] yang anggota-anggotanya tersebar di seluruh Kalimantan, Borneo dan berbagai negeri. Gola Gong dari Rumah Dunia Banten misalnya seperti biasa sambil menyampaikan harapan terbaiknya kepada komunitas-komunitas saastra-seni itu, ia pun menyatakan bahwa pintu Rumah Dunia selalu terbuka untuk semua kerjasama dan saling belajar. Seperti sering kukatakan bahwa lahirnya komunitas-komunitas sastra begini merupakan penemuan baru angkatan sekarang dalam mengembangkan krativitas pada saat mereka berada dalam kebuntuan dan tekanan yang keras dari suatu sistem yang tiranik. Lahirnya komunitas-komunitas begini kukira juga memperlihatkan bahwa kerja kreatif memang merupakan kensicayaan kehidupan yang tidak bisa ditahan dan ditindas oleh kekuasaan tiran sekejam apa pun. Pramoedya A. Toer bahkan melahirkan empat karya utama Pulau Burunya justru di pulau pembuangan itu, sedangkan pada masa kekuasaan Soviet yang represif, di Uni Soviet tumbuh sastra samizdat,di Indonesia misalnya lahir sastra bawahtanah dan yang disebut "sastra eksil", dan tentu masih banyak contoh lagi. Dibandingkan dengan masa pemerintahan Soekarno di mana para sastrawan-seniman umumnya tergabung dalam organisasi-organisasi kebudayaan terpusat, maka berbeda halnya dengan komunitas-komunitas sastra-seni yang terdapat sangat banyak di berbagai daerah dan pulau. Komunitas-komunitas ini bersifat independen dan umumnya mereka muncul dari bawah atas prakarsa seniman-seniman itu sendiri. Berdirinya komunitas-komunitas ini kukira, merupakan petunjuk bahwa massa itu sangat kreatif. Dengan lahirnya komunitas-komunitas ini maka para seniman secara praktek telah mendesentralisasikan kehidupan kesenian dan menolak monopoli nilai standar dalam berkesenian. Melalui praktek-praktek berkesenian, komunitas-komunitas ini melaksanakan secara nyata prinsip budaya "bhinneka tunggal ika" di negeri ini, prinsip yang dijegal oleh pikiran tunggal, asas tunggal dan sentralisme Orde Baru. Dengan kegiatan dan kreasi yang diperlihatkan oleh komunitas-komunitas ini maka tidak bisa dikatakan bahwa kelompok ini dan itu di Jakarta merupakan standar berkesenian. Kelompok-kelompok di Jakarta dalam perkembangannya hanyalah salah satu saja bagian dari komunitas-komunitas yang ada di negeri ini. Melihat perkembangan berkesenian Indonesia sekarang, maka aku melihat jasa tak terabaikan dari komunitas-komunitas ini untuk adanya kebudayaan Indonesia yang republiken dan berkeindonesiaan. Jasa ini kukira merupakan bentuk kepeloporan para seniman dalam bermasyarakat, berkeindonesiaan dan ber-republik-indonesia. Masalah daerah dan pusat, memang dimunculkan oleh Orba ketika Orba menterapkan asas tunggal dan pikiran tunggal yang sangat sentralistis represif dan eksploatatif menyebabkan daerah hanya sebagai sapi perahan, kebudayaan daerah dihancurkan secara lebih sistematik, lebih sistematik daripada yang dilakukan oleh kolonialis Belanda. Oleh pilihan politik ini maka daerah bangkit melawan, sampai-sampai muncul gerakan pemisahan diri dan memerdekakan diri. Dari segi ini maka yang menjadi sumber dari masalah daerah memang Orba. Sedangkan masalah daerah pada masa pemerintahan Soekarno kukira lebih terletak pada bagaimana "bhinneka tunggal ika", nilai-nilai republiken berkeindonesiaan itu terwujud. Setelah bertaburannya komunitas-komunitas sastra-seni ini, pertanyaan berikut yang muncul kukira menjadi bagaimana membuat gebrakan kepeloporan komunitas-komunitas ini bisa menjadi lebih efektif dan berdaya dalam skala dan hasil? Pada pertanyaan inilah kukira terletak masalah perlunya komunitas-komunitas menggalakkan lebih jauh kerjasama, salingbantu dan saling tukar-pengalaman. Aku bahkan berpikir mengapa tidak misalnya komunitas-komunitas membentuk suatu federasi melalui mana dirumuskan politik kebudayaan dari bawah, oleh para aktor kebudayaan itu sendiri atas dasar praktek dan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Aku kira rumusan yang mereka telurkan akan lebih tanggap dan aspiratif daripada dilakukan oleh kongres kebudayaan elitis yang mengabaikan para aktor itu sendiri. Kongres atau konfrensi antar komunitas ini barangkali sekaligus bisa merumuskan program kebudayaan terkordinir, tanpa melepaskan independensi komunitas. Khusus untuk pertanyaan ini, aku kira masalahnya termasuk mendesak, dan dari segi ini aku sangat menghargai usaha JPK [Jaringan Penulis Kaltim] yang mengisyaratkan mimpi dan keinginan melalui penerbitan antologi puisi Kalimantan dan akan segera diluncurkan -- mungkin di Yogyakarta awal Agustus 2005 ini. Aku tahu benar, di Kalteng, di Kalbar juga di Kalsel terdapat banyak sanggar-sanggar kesenian-kesenian dan komunitas-komunitas sastra-seni?. Apa yang dilakukan oleh JPK kukira bentuk undangan atau himbauan menggalakkan sistem kerja jaringan antar komunitas. Juga yang ditulis oleh Gola Gong. Himbauan dan undangan sambil menatap hari-hari yang jauh. Aku tidak yakin bahwa himbauan dan undangan ini akan menjadi gema suara sendiri yang memantul di lembah-lembah gunung yang sepi seperti sipongang. Tapi baris-baris ini pun hanyalah suatu himbauan dan mungkin juga hanya sipongang. Mudah-mudahan tidak, karena penggalakan kerjasama antar komunitas ini memang kulihat sangat berguna untuk bangsa dan negeri ini.*** Paris, Juli 2005. JJ.KUSNI [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/