Jurnal Kembang Kemuning:


"BROUILLONS de la CULTURE [CORAT-CORET KEBUDAYAAN] BERNARD PIVOT


1.

Bernard Pivot adalah salah seorang tokoh dalam dunia sastra dan budaya Perancis 
sekarang, termasuk dalam memelihara dan mengembangkan bahasa Perancis. Pivot 
lah yang melalui sebuah bukunya "Menyelamatkan 100 Kata Yang Hampir Hilang" 
mengatakan bahwa kalau kita berjuang membela kelestarian hutan, menolak 
pembabatan hutan secara liar demi kehidupan kita, mengapa kita tidak bersikap 
sama terhadap bahasa. Dengan latar pikiran begini,maka Pivot mengangkat ulang 
dan mempopulerkan kembali 100 kata-kata lama dalam bahasa Perancis yang hampir 
hilang. Kata-kata lama pun di mata pandang Pivot masih bisa melayani 
kepentingan kehidupan kekinian kita.Mengapa kata-kata itu mesti dibuang?


Dalam bidang sastra, melalui acara tetap televisinya di terusan FR2 [France2], 
Pivot secara teratur membahas secara mendalam karya-karya Perancis dan bukan 
Perancis yang baru diterbitkan. Berbagai kritikus, termasuk sang sastrawan 
terkait, oleh Pivot diundang untuk bersama-sama membicarakan karya-karya 
tersebut. Salman Rusdhi, Solzenitzin, Nasrin, Jelinek, Bernard Henri Levy, 
Claude Simon, Jean d'Ormesson, Gao Xingjian, Julia Kristeva, hanyalah 
segelintir saja dari deretan panjang nama-nama besar di dunia sastra yang 
diundang oleh Pivot untuk mengisi ruangan budayanya. 


Secara ekonomi, buku-buku yang telah dibahas oleh Pivot melalui ruang tetapnya 
ini, bisa dikatakan akan laku keras sehingga masuk tidaknya suatu karya di 
acara Pivot oleh para penerbit dan pengarang dipandang sebagai salah satu 
ukuran berhasil tidaknya karya yang diterbitkan. Pendapat Pivot nampak sangat 
berpengaruh di kalangan sastrawan, budayawan dan penerbit Perancis.


Dalam bidang bahasa, Pivot jugalah yang mempelopori lomba dikte internasional 
menulis bahasa Perancis. Perlombaan ini diikuti oleh peserta dari berbagai 
negeri termasuk beberapa orang dari Indonesia.


Untuk menghargai jasa-jasa Pivot di bidang sastra dan bahasa, oleh François 
Mitterrand, presiden budayawan Perancis itu, kepada Pivot telah  diberikan 
bintang jasa "Legion d'honneur". Bintang jasa ini pulalah yang pernah diberikan 
kepada Pramoedya A. Toer bertepatan dengan kunjungan singkatnya ke Paris pada 
tahun 1999 bersama-sama Joesoef Isak dari Penerbit Hasta Mitra.Karena waktu 
Pram di Paris terlalu singkat dan daftar urutan undangan sudah terlalu panjang, 
maka Pram sekali pun sudah diusulkan ke Pivot tapi Pivot tidak berdaya untuk 
mengobah programnya.


Sekarang apa yang dilakukan oleh Pivot dalam bidang sastra-budaya melalui ruang 
khususnya di televisi diikuti oleh budayawan-budayawan angkatan muda di 
terusan-terusan telivisi lainnya. Sedangkan Pivot meneruskan acaranya di FR2 
melalui rubrik "Bruillons de la Culture" [BDC] -- "Corat-coret Kebudayaan". 
Kekhususan Pivot dari rubrik-rubrik sejenis yang diselenggarakan oleh 
budayawan-budayawan dari angkatan di bawah Pivot, terdapat dalam cara pengisian 
yang kemudian berdampak pada taraf isi.


Bagaimana Pivot mengisi BDCnya? 


Kontak-kontak budaya Pivot  sangat luas di berbagai benua. Masalah yang 
diangkat oleh Pivot memang bukan hanya Perancis tetapi juga mencakup sastra dan 
budaya dunia. Pembukaan diri ini diarahkan oleh Pivot untuk memperkaya dan 
mendukung sastra dan budaya Perancis. Dengan menggunakan jaringannya yang luas 
ini maka Pivot tidak segan-segan mendatangi tokoh-tokoh yang ingin 
dibicarakannya, merekam perjalanannya ke dalam bentuk filem atau DVD untuk 
disiarulang. Melalui cara ini, Pivot membuat acaranya sangat hidup dan tidak 
membosankan. Masalah-masalah yang diangkatnya senantiasa disertai dengan latar 
sejarah, lingkungan, termasuk lingkungan sosial yang bersangkutan, sehingga 
pemirsa menjadi paham akan proses pembentukan diri seorang sastrawan dan jalan 
pikirannya. Roman atau novel yang kita baca pun dengan demikian akan menjadi 
lebih gampang mencernanya. Saya tidak tahu, apakah cara Pivot mengisi BDCnya, 
menganalisa karya-karya yang dibahasnya bisa disebut sebagai metode Pivot. Tapi 
saya memperoleh kesan  bahwa metode Pivot  ini tak obah dari  salah satu bentuk 
  analisa dan kritik sastra yang disesuaikan dengan perkembangan kemajuan 
tekhnologi? Yang jelas juga bahwa metode kritik dan analisa sastra Pivot yang  
ringan tapi sarat muatan sangat efektif dalam mengembangkan apresiasi sastra 
dan budaya. Pengaruh Pivot sangat terasa dalam masyarakat sastra dan dunia 
penerbitan sastra. Pivot bukan hanya seorang dokumentalis, tetapi juga seorang 
pembahas dan kritikus sastra. Ia juga mempunyai kolom-kolom tetap di berbagai 
harian seperti "Le Journal du Dimanche", Paris. 


Setelah mengikuti acara-acara BDC Pivot sampai malam kemarin [10 Maret 2005], 
saya dapatkan bahwa salah satu kekuatan Pivot dalam BDC terletak dalam 
pertanyaan-pertanyaan yang dia ajukan. Masalah-masalah pemikiran dan sastra 
yang pelik, melalui pertanyaan-pertanyaan dan jawaban  interlukotor 
[lawanbicara]nya, masalah-masalah terasa menjadi gampang dipahami. Pivot tidak 
ingin memperumitkan masalah, tapi sebaliknya ingin membuat masalah jadi 
gamblang. Dalam bertanya, Pivot menempatkan diri sebagai orang yang tidak tahu 
apa-apa dan awam. Mengikuti siaran-siaran BDC, saya merasa seperti menghadiri  
sebuah kuliah sastra dan budaya disampaikan oleh seorang dosen yang menguasai 
benar bidangnya.


Para penulis muda kiranya tidak akan melupakan Pivot karena Pivot yang pengamat 
sastra juga banyak mengangkat penulis-penulis baru ke permukaan seperti yang 
dilakukan oleh Pascal Sevran, pengembang musik Perancis terkemuka yang juga 
mendapat Legion d'Honneur, terhadap musikus-musikus muda. Pivot yang menyebut 
profesinya adalah "membaca",  bukan kritikus, bukan budayawan, bukan esais atau 
pun pengamat sastra, dari bacaaannya yang luas, mencermati lalu memilih 
benih-benih baru yang akan diangkatnya berdasarkan karya-karya mereka yang 
sudah terbit. Pivot yang mengidap sakit jantung, sadar bahwa perkembangan 
sastra dan budaya Perancis selanjutnya terletak di tangan angkatan muda. Karena 
itu perhatiannya pun sangat besar terhadap perkembangan angkatan muda.


Yang paling menarik bagi  saya yaitu pada saat Pivot menyelenggarakan debat 
sastra dengan mengundang tokoh-tokoh dari berbagai aliran pandangan sastra-seni 
di negeri. Melalui kesempatan begini, saya mendengarkan masing-masing pihak 
menjelaskan dasar pikiran mereka serta mengetengahkan dasar alasan mereka 
dengan tenang. Masing-masing mencoba menjadi pendengar dan pembahas analisa dan 
argumen interlukotornya secara tenang. Barangkali inilah yang disebut "debat 
ide", demikian selalu saya berkata pada diri saban mengikuti acara BDC jenis 
begini. Jika benar demikian maka debat ide memerlukan kematangan sikap, 
kemampuan menghargai orang lain, kepandaian mendengar dan membahas, menyediakan 
tempat bagi kebenaran orang lain. "Tidak kurang pentingnya adalah dasar 
pengetahuan yang tersedia di lumbung pemahaman.

Tengah malam tanggal 10 Maret lalu, saya mengikuti percakapan Pivot dengan 
Barnes Julian, penulis dan pemikir Inggris yang sangat mengenal Perancis. 
Dialog antara dua budayawan dari dua negeri ini mengetengahkan soal-soal 
prinsipil seperti halnya masalah "menjadi diri sendiri dalam hubungannya dengan 
bingkai atau ruang", peranan sastrawan dengan membandingkan sikap George Sand 
dan Gustave Flaubert, serta perbedaan Ratu Inggris dengan Presiden Perancis. 

Untuk Jurnal mendatang, saya hanya memilih beberapa  soal saja. 


Paris, Maret 2005.
-----------------
JJ.KUSNI

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke