http://www.indomedia.com/bpost/022005/18/opini/opini1.htm
Jumat, 18 Februari 2005 02:03

Menuju Bisnis Beretika Islam
Oleh : Sri Sugiati

DIAM-diam persoalan etika bisnis rupanya diidam-idamkan juga di Indonesia. 
Sudah waktunya bagi para pengusaha untuk memperhatikan etika dalam 
berbisnis. Dalam melakukan bisnis jangan hanya mengejar keuntungan tapi juga 
harus memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan. Demikian kata Direktur 
Eksekutif Indonesia Business Links (IBL) Yanti Koestoer, di Jakarta, Jumat 
(3/12/2004).
Dipandang dari segi etika, memang tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) 
tidak hanya sekadar menyangkut pengembangan komunitas (community 
development/CD). Tidak juga sekadar kegiatan sosial (charity). Pengertian 
CSR jauh lebih luas dari itu. Di dalamnya juga termasuk memperlakukan 
karyawan dengan baik dan tidak diskriminatif serta tidak melanggar HAM.
Demikian pula, perlakuan terhadap pemasok harus baik. Jangan berbuat aniaya 
terhadap para pemasok. Juga, sistem pelaporan keuangan tunggal, tidak doubel 
atau beberapa laporan untuk mengelabui pemerintah dan petugas pajak. "Tidak 
kalah pentingnya adalah bagaimana perusahaan dirasakan manfaatnya oleh 
masyarakat di sekitar lokasi perusahaan berdiri," tutur Yanti.
Ketua Umum IBL, Pradakso Hadiwidjojo, juga mengatakan pentingnya menjalankan 
perusahaan dengan etika. "Kalau ingin sukses dan berkelanjutan, maka bisnis 
itu harus dijalankan dengan etika, termasuk di dalamnya CSR. CSR bukanlah 
sumber biaya atau pemborosan. Sebaliknya, CSR itu ikut memperbagus dan 
mempercantik perusahaan," tandasnya sambil mengakui bahwa di Indonesia, CSR 
masih terbilang baru.
Agaknya, perbincangan soal etika bisnis itu akan semakin mengemuka mengingat 
arus globalisasi semakin deras terasa. Globalisasi memberikan tatanan 
ekonomi baru. Para pelaku bisnis dituntut melakukan bisnis secara fair. 
Segala bentuk perilaku bisnis yang tidak wajar seperti monopoli, dumping, 
nepotisme dan kolusi tidak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku.
Bisnis yang dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip agama dan 
nilai-nilai etika seperti pemborosan, manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, 
kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi. 
Manajemen yang tidak memperhatikan dan tidak menerapkan nilai-nilai agama 
(nilai-nilai moral), hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, 
tidak akan mampu survive dalam jangka panjang.
Etika bisnis ialah pengetahuan tentang tata cara ideal mengenai pengaturan 
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku 
secara universal. Etika dalam implementasinya selalu dipengaruhi oleh faktor 
agama dan budaya. Faktor budaya dan agama mempengaruhi proses perumusan 
etika bisnis dalam dua hal: (1) Agama dan budaya dianggap sebagai sumber 
utama hukum, peraturan dan kode etik. (2) Agama dan budaya lebih independen 
dalam etika bisnis dibanding jenis etika bisnis lainnya.
Syariah Islam, misalnya, memberikan aturan umum dan standar etika yang 
berhubungan dengan konsep bisnis, seperti dalam hal kepemilikan, keadilan, 
harga, persaingan, dan hubungan antara pemilik dengan karyawan. Secara 
normatif, nilai-nilai dasar yang memberikan pedoman dalam perilaku bisnis 
Islami tercermin dalam perilaku Nabi Muhammad SAW. Sebagai a trading 
manager, perilaku bisnis Nabi, seperti digambarkan oleh Aisyah ra, adalah 
memiliki motivasi dan perilaku Qur'ani, di antaranya: berwawasan ke depan 
dan menekankan perlunya perencanaan (QS 59: 18).
Dalam konsep etika demikian, hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang 
sudah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); mengutamakan kepentingan umum 
(public interest), misalnya dengan penekanan pada penunaian zakat, infak dan 
sedekah; menekankan perlunya profesionalisme dalam berbisnis, misalnya dalam 
hal komitmen pada kualitas, produktivitas kerja, efektivitas, efisiensi, dan 
tertib pembukuan.
Profesionalisme telah dicontohkan dalam keseluruhan perjuangan Nabi 
Muhammad, bahkan dalam semua bidang kehidupannya. Hal itu merupakan tuntunan 
moral dan etika Qur'ani. Tidak hanya dalam berbisnis (QS 2: 282-283); tapi 
juga dalam memenuhi komitmen (janji) dengan tepat (QS 3: 152; QS 4: 122; dan 
QS 30: 6); dalam memenuhi takaran, mempertahankan kejujuran dan keadilan 
dalam bermuamalah (QS 87: 1-3); dalam mengutamakan efisiensi terkait 
penggunaan sumber daya, tapi tidak kikir (QS 17: 26-27); dalam menegakkan 
kedisiplinan kerja (QS 24: 51-52; QS 18: 85-89).
Nabi Muhammad juga dinamis dan selalu adaptif menghadapi perubahan (QS 2: 
138; QS 2: 30). Ulet, bekerja keras, sabar dan pantang menyerah (QS 2: 
155-157; QS 3: 186). Menekankan perlunya ukhuwah dan pemeliharaan hubungan 
baik antarsesama manusia (QS 3: 103-104; QS 6: 159-165).
Etika bisnis Islami merupakan tatacara pengelolaan bisnis berdasarkan 
Al-Qur'an, 
hadist, dan hukum yang telah dibuat oleh para ahli fiqih. Terdapat empat 
prinsip etika bisnis Islami: (1) Prinsip tauhid yang memadukan semua aspek 
kehidupan manusia, sehingga antara etika dan bisnis terintegrasi, baik 
secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horizontal (hablumminannas). 
Sebagai manifestasi dari prinsip ini, para pelaku bisnis tidak akan 
melakukan diskriminasi di antara pekerja, dan akan menghindari 
praktik-praktik bisnis haram atau yang melanggar ketentuan syariah.
(2) Prinsip pertanggungjawaban. Para pelaku bisnis harus bisa 
mempertanggungjawabkan segala aktivitas bisnisnya, baik kepada Allah SWT 
maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memenuhi tuntutan 
keadilan. (3) Prinsip keseimbangan atau keadilan. Sistem ekonomi dan bisnis 
harus sanggup menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. (4) 
Prinsip kebenaran. Dalam prinsip ini terkandung dua unsur penting, yaitu 
kebajikan dan kejujuran. Kebajikan dalam bisnis ditunjukkan dengan sikap 
kerelaan dan keramahan dalam bermuamalah, sedangkan kejujuran ditunjukkan 
dengan sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya 
penipuan sedikitpun.
Integrasi etika bisnis Islami dalam proses bisnis secara keseluruhan akan 
berdampak pada beberapa pengaturan. Di antaranya: menentukan standar etika 
dari konsep bisnis yang berlaku; menentukan praktik bisnis yang etis dan 
tidak etis; menentukan bentuk lembaga bisnis yang sah dan sesuai ketentuan 
syariah; menentukan prinsip dan prosedur akuntansi yang sesuai dengan 
syariah Islam; dan menekankan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab 
sosial (CSR) terhadap masyarakat.
Dengan menggunakan etika bisnis Islami sebagai dasar berperilaku, baik oleh 
manajemen maupun oleh semua anggota organisasi, maka perusahaan akan 
mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas 
adalah yang memiliki kesehatan moral dan mental, punya semangat dalam 
meningkatkan kualitas amal (kerja) di segala aspek, memiliki motivasi yang 
bersifat inner, mampu beradaptasi dan memiliki kreativitas tinggi, ulet dan 
pantang menyerah, berorientasi pada produktivitas kerja, punya kemampuan 
berkomunikasi, mengutamakan kerapian dan keindahan kerja. Jika akal 
dikendalikan iman, akan membuat seseorang dalam berbisnis tetap berpedoman 
pada standar etika yang diyakininya.
Bila memiliki SDM yang berkualitas, maka akan lahir strategic cost reduction 
(SCR) atau strategi pengurangan biaya, di mana SDM akan memfokuskan 
pengurangan biaya pada penyebab timbulnya pemborosan yaitu kualitas yang 
rendah. Peningkatan kualitas, keandalan dan kecepatan dalam menghasilkan 
produk, mengakibatkan pengurangan total biaya yang dibebankan kepada 
costumer. SCR ini memiliki karakteristik bagus, yaitu bertujuan menempatkan 
perusahaan pada posisi kompetitif, berlingkup luas, berjangka panjang, 
bersifat kontinyu, bersifat proaktif, berfokus ke seluruh value chain.
SDM yang berkualitas itu tentu sangat penting. Karyawan (anggota organisasi) 
adalah penentu akhir keberhasilan SCR dalam jangka panjang. Keseriusan 
manajemen puncak amat menentukan efektivitas program pengurangan biaya, dan 
mindset sebagai landasan SCR.
Untuk memiliki SDM yang berkualitas, perlu adanya pemberdayaan karyawan 
(employee empowerment), di mana hal ini merupakan langkah strategis untuk 
mewujudkan pengurangan biaya dalam jangka panjang. Pemberdayaan karyawan 
yang terintegrasi dengan etika bisnis Islami diharapkan akan melahirkan rasa 
percaya antara manajer dengan karyawan.
Dalam konteks demikian, setiap anggota organisasi akan melakukan setiap 
pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab dan jujur. Dalam diri anggota 
organisasi terdapat keyakinan bahwa setiap manusia adalah pemimpin, sehingga 
harus bertanggung jawab atas pekerjaan/tugas yang diberikan kepadanya, baik 
bertanggung jawab kepada Allah maupun kepada atasan di tempat mereka 
bekerja.
Jadi, sebetulnya, untuk pengurangan biaya dalam jangka panjang, dibutuhkan 
perubahan perilaku karyawan.
Karyawan merupakan kunci sukses dalam strategi pengurangan biaya. 
Keberhasilan manajemen dalam pemberdayaan karyawan amat ditentukan oleh 
kesadaran para karyawan terhadap perlunya nilai-nilai kebenaran dan moral 
(nilai-nilai etika) sebagai landasan berperilaku dalam kaitan dirinya 
sebagai pelaku bisnis.
Dengan demikian, pemberdayaan karyawan yang didasarkan pada etika bisnis 
Islami merupakan langkah strategis untuk pengurangan biaya dalam jangka 
panjang. Di sinilah, di antaranya, sangat pentingnya penerapan etika dalam 
bisnis. Semoga hal itu cepat disadari oleh para pelaku bisnis di negeri ini.
Direktur Lembaga Tafsir Etika Sosial (LTES) Yogyakarta 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke