http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1597999.htm Kamis, 03 Maret 2005
Pemerintah Belum Optimal dalam Implementasi Praksis Pendidikan Ruteng, Kompas - Dalam implementasi praksis pendidikan, pemerintah belum menunjukkan tanggung jawabnya secara optimal. Padahal, kemampuan manajerial guna menyelamatkan pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat mendesak. Demikian yang mengemuka dalam diskusi terbatas bertema "Quo Vadis Pendidikan Kita" di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Senin (21/2), mengenang enam tahun meninggalnya Romo YB Mangunwijaya. Diskusi diselenggarakan oleh Komunitas Studi Mangunwijaya Flores pimpinan Romo Max Regus Pr, bekerja sama dengan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Ruteng. Sejumlah peserta diskusi melihat bahwa dalam konteks lokal Manggarai atau Flores umumnya, gereja Katolik antara lain melalui Yayasan Persekolahan Umat Katolik Manggarai (Sukma) sejak lama memainkan peran penting dalam pendidikan. Namun, institusi ini belakangan tidak lagi memiliki posisi tawar yang cukup kuat dalam mengontrol pelayanan pendidikan. Persoalan tersebut sangat terasa terutama saat hendak mendapatkan tenaga pendidik yang andal. Yayasan Sukma yang membawahi sekitar 288 sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, terutama di lingkungan sekolah dasar (265 unit), tidak lagi memiliki kekuatan politik untuk menekan para pendidik yang berkarya di lingkungannya. Kondisi itu terjadi sejak tahun 1970-an atau sejak pemerintah mengambil alih hampir seluruh kewenangan yayasan, seperti pembayaran gaji guru, penempatan tenaga guru, dan kewenangan lainnya. Guna mengatasi kemandekan dalam pendidikan itu, peserta diskusi berpendapat bahwa peran Yayasan Sukma perlu dipulihkan. Keterbatasan secara yuridis perlu dibuka, dan untuk itu perlu mendapat perhatian melalui diskusi serius dan tajam pada tingkat lebih tinggi dan luas. Juga dilihat pentingnya intervensi finansial yang lebih efektif dan signifikan dalam dunia pendidikan. Bahkan, ada peserta yang menyarankan dana subsidi bahan bakar minyak kalau perlu diarahkan untuk memberdayakan konstruksi pendidikan kita, terutama untuk memenuhi kebutuhan perbukuan guna mendukung perpustakaan sekolah. Keberadaan buku yang edukatif akan membantu terciptanya pendidikan berkualitas. Karena itu, penyebaran buku hingga ke sekolah-sekolah di pelosok-pelosok terpencil harus dilihat menjadi salah satu kebutuhan terpenting saat ini. Ketersediaan buku di lingkup sekolah atau di ruang-ruang baca umum akan mempercepat proses pencerdasan masyarakat. Khusus untuk Yayasan Sukma di Manggarai yang kini keberadaannya terkesan "ompong", disarankan supaya memperluas peran dan fungsinya. "Sukma sebagai institusi penyelenggara pendidikan terbesar di Manggarai hendaknya mulai memperluas fungsinya agar sekaligus menjadi lembaga advokasi independen pendidikan," ujar seorang peserta. Kecuali itu, diskusi juga menekankan pendidikan harus menyentuh, memberdayakan, serta diarahkan untuk membangun karakter dan identitas lokal. Pendidikan tidak boleh justru mencerabut berbagai kearifan lokal dengan implikasi sosiohistoris yang signifikan. Partisipasi dan kerja sama yang melibatkan semua elemen masyarakat bersama pemerintah merupakan keharusan dalam membedah dan mengusung cita-cita dasar pendidikan. Untuk itu, baik pemerintah atau swasta harus meninggalkan arogansi institusional yang mematikan kreativitas dalam pendidikan. (ans) ++++ http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1598094.htm Kamis, 03 Maret 2005 6.336 Ruang Kelas di Sumatera Selatan Rusak Parah Palembang, Kompas - Sebanyak 6.336 ruang kelas, dari sekitar 1.000 sekolah di seluruh Sumatera Selatan, mengalami kerusakan parah akibat bencana alam tahunan dan faktor usia bangunan. Jumlah ruang kelas yang rusak itu diperkirakan akan terus bertambah karena kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumsel Baidjuri Asir, Rabu (2/3), jika untuk perbaikan setiap kelas diperlukan dana Rp 70 juta, total dana yang diperlukan untuk merehabilitasi semua kelas yang rusak parah mencapai Rp 443,52 miliar. Dana yang setara dengan 31,6 persen Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah Sumsel 2005 itu tidak mungkin disediakan pemerintah provinsi (pemprov) karena amat besar. Mayoritas anggaran pendidikan yang ada saat ini, ungkap Baidjuri, masih difokuskan untuk menambah jumlah sekolah di daerah pedalaman dan pusat- pusat permukiman penduduk agar semua penduduk terjangkau oleh pendidikan. Sementara itu, alokasi anggaran untuk perbaikan masih sangat terbatas dan hanya diarahkan untuk perbaikan yang bersifat darurat. Besarnya jumlah ruang kelas yang rusak itu didominasi oleh bangunan SD inpres yang dibangun antara tahun 1970-an dan 1980-an. Selain usia, kerusakan gedung-gedung sekolah tersebut terjadi karena dibangun dengan dana yang besarnya hanya 60 persen dari anggaran yang disediakan saat itu. "Untuk memperbaiki semua kelas yang rusak, Pemprov Sumsel sangat mengharapkan dana dari pusat, termasuk dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak. Namun, subsidi itu hanya akan disalurkan untuk beasiswa, bukan untuk perbaikan gedung sekolah yang rusak," ucap Baidjuri. Akibat banjir Ia menyebutkan, besarnya jumlah ruang kelas yang rusak diperparah oleh banjir yang melanda Sumsel awal tahun 2005. Banjir yang berlangsung selama satu bulan itu mengakibatkan 87 gedung sekolah rusak berat gara-gara terendam air selama sepekan. Menurut Baidjuri, khusus untuk 87 sekolah itu, Dinas Pendidikan Nasional Sumsel sudah mengajukan permohonan dana Rp 3 miliar ke Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) untuk rehabilitasi. Akan tetapi, penyediaan dana rehabilitasi tersebut diperkirakan sulit dipenuhi karena saat ini Depdiknas sedang berkonsentrasi untuk membangun fasilitas sekolah di Aceh yang rusak akibat dilanda tsunami. (eca) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/