Sumber:SUARA PEMBARUAN DAILY , 26 Nop.2004
---------------------------------
Sang Pembunuh Sepesawat dengan Munir?

KEMATIAN aktivis hak asasi manusia, Munir, di dalam pesawat Garuda Indonesia 
Boeing 747-400 nomor penerbangan GA 974 dari Jakarta ke Amsterdam (via 
Singapura) sangat mengejutkan, terutama bagi manajemen PT Garuda Indonesia. 
Apalagi kematian itu disebabkan racun yang masuk ke tubuh Munir.
epala Komunikasi Perusahaan Garuda, Pujobroto menyadari, berbagai pihak akan 
mempertanyakan bagaimana keamanan catering atau makanan yang disediakan 
untuk penumpang, termasuk yang diberikan kepada almarhum Munir.
Pujo hanya bisa memberi jaminan bahwa hidangan untuk penumpang pesawat 
Garuda di setiap penerbangan, baik domestik maupun internasional, sudah 
memiliki standar dan prosedur keamanan yang ketat. Tentunya termasuk yang 
dihidangkan kepada Munir dalam penerbangan ke Amsterdam pada 7 September 
2004.
Selama ini, makanan dan minuman di atas pesawat Garuda, baik untuk penumpang 
maupun awak kabin, disediakan oleh PT Aero Catering Service (PT ACS), anak 
perusahaan PT Aero Wisata, yang juga anak perusahaan PT Garuda Indonesia. 
Selain Garuda, ACS menyediakan catering untuk beberapa maskapai penerbangan 
domestik dan asing yang beroperasi di Indonesia.
Dijelaskan, prosedur ketat sudah diterapkan mulai dari pemilihan bahan 
makanan, pengolahan, proses pengiriman, hingga penyajian kepada penumpang di 
dalam pesawat. Sehingga kecurigaan adanya racun di makanan yang disantap 
Munir, menurut Pujobroto, seharusnya tidak ada.
Menurut dia, catering Garuda mendapat sertifikasi HACCP (Hazard Analysis 
Critical Control Point) dari SAI Global, Australia. HACCP ini merupakan 
standar higienis yang berlaku secara internasional yang harus dipenuhi oleh 
semua inflight caterer (penyedia jasa catering untuk penerbangan). Sedangkan 
untuk prosedur tetap penerbangan menyangkut awak kabin hingga pilot, Pujo 
mengklaim semuanya sudah mengikuti standar prosedur internasional, 
sebagaimana termaktub dalam Regulasi Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil 
Aviation Safety Regulation/CASR). Ketentuan CASR itu sudah diadopsi 
Direktorat Perhubungan Udara Departemen Perhubungan dan menjadi kewajiban 
yang harus diterapkan semua maskapai penerbangan domestik.
Pesawat GA-974 berangkat dari Jakarta, Senin (6/9) pukul 21.55 WIB, dan tiba 
di Singapura Selasa (7/9) pukul 00.40 waktu setempat. Setelah melakukan 
transit di Singapura selama satu jam sepuluh menit, pesawat melanjutkan 
perjalanan menuju Amsterdam. Pesawat dijadwalkan tiba di Amsterdam 7 
September 2004 pukul 08.10 waktu Amsterdam.
Penerbangan jarak jauh (longhaul flight) itu melibatkan enam pilot dan 
kopilot. Mereka adalah Pilot in Command (PiC) Capt Taufik Sabur dan Kopilot 
(Flight Officer/FO) Nurrachmad Avianto yang menerbangkan pesawat GA-974 rute 
Jakarta-Singapura. Kemudian PiC Capt Pantun Matondang dan FO David Destinus 
untuk penerbangan sektor Singapura-Amsterdam sesi pertama (6,5 jam pertama) 
dan PiC Capt Widyo Kirono dan FO Tumpal Hutapea pada 6,5 jam kedua.

Menutup Peluang
Namun pihak Garuda Indonesia terkesan menutup peluang wartawan untuk dapat 
menggali informasi langsung dari para pilot dan awak kabin yang bertugas 
dalam pesawat yang ditumpangi almarhum Munir. Alasan yang dikemukakan 
Garuda, informasi yang dibutuhkan akan disampaikan oleh para awak 
penerbangan kepada Kepolisian.
Menyangkut kematian Munir, Pujobroto mengisahkan, berdasarkan catatan 
Garuda, selama transit di Singapura, Munir turun dari pesawat dan menuju ke 
Terminal Bandara Changi, Singapura. Dalam penerbangan dari Singapura menuju 
Amsterdam atau sekitar tiga jam setelah pesawat lepas landas dari Bandara 
Changi, seorang purser (penyelia awak kabin), Najib, menyampaikan laporan 
kepada Capt Pantun Matondang bahwa terdapat seorang penumpang yang duduk di 
kursi nomor 40 G bernama Munir mengalami sakit. Munir dilaporkan beberapa 
kali ke toilet.
Selanjutnya, Pantun memerintahkan Najib segera meminta pertolongan ke 
penumpang lain yang kebetulan seorang dokter yang duduk di kursi nomor 1 J. 
Najib juga diminta terus memonitor kondisi penumpang dan melaporkan 
perkembangannya ke pilot.
Setelah mendapat bantuan pengobatan dari dokter, tempat duduk Munir 
dipindahkan berdekatan dengan tempat duduk dokter. Ketika itu Munir dalam 
keadaan tenang dan beristirahat.
Dijelaskan, dalam setiap penerbangan terdapat perlengkapan First Aid Kit 
yang dapat dimanfaatkan oleh setiap penumpang yang membutuhkan sesuai 
regulasi penerbangan CASR 121.309 ayat d-2. Di samping itu, di setiap 
pesawat disiapkan Doctor's Kit yang penggunaannya hanya boleh dilakukan oleh 
dokter untuk pengobatan jika terdapat penumpang yang sakit dalam 
penerbangan.
Menurut Pujobroto, perlengkapan Doctor's Kit di pesawat GA-974 itu telah 
memenuhi standar sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2002, 
baik dari sisi jenis, jumlah, kualitas obat maupun peralatannya. Sesuai 
Basic Operations Manual (BOM), jika ada penumpang yang sakit atau memerlukan 
pertolongan medis, PiC akan mengumumkan apakah di antara penumpang ada yang 
berprofesi sebagai dokter. "Jika terdapat dokter, PiC akan meminta bantuan 
dokter itu untuk membantu penumpang yang sakit, dan akan menugaskan satu 
orang awak kabin yang harus mengikuti perkembangan penumpang yang sakit, 
memberikan bantuan dan dukungan secara penuh, baik kepada dokter maupun 
penumpang yang sakit, serta melaporkan setiap perkembangan yang terjadi 
kepada PiC,'' papar Pujobroto.
Dalam kaitan dengan penanganan penumpang yang sakit, PiC akan mengikuti 
saran, rekomendasi atau instruksi dari dokter/tenaga medis, termasuk apabila 
pesawat sampai harus kembali ke bandara keberangkatan, atau mendarat di satu 
tempat tujuan tertentu. Jika di antara penumpang tidak ada yang berprofesi 
sebagai dokter, PiC memerintahkan kepada awak kabin untuk memberikan 
tindakan yang bersifat pertolongan pertama. PiC akan membuat keputusan 
apakah pesawat harus kembali, mendarat di satu tempat, atau meneruskan 
perjalanan ke kota tujuan.

Bantuan Dokter
Dalam penanganan terhadap Munir, dokter telah memberikan bantuan pengobatan 
kepada Munir. Antara lain memberikan obat dan memberikan suntikan sebanyak 
dua kali, yang diambil dari Doctor's Kit. Beberapa jam kemudian, Munir 
kembali kesakitan. Setiap kali diberi minuman selalu dimuntahkan kembali. 
Untuk kedua kalinya, Munir disuntik oleh dokter dan setelah itu menjadi 
lebih tenang.
Sekitar tiga jam sebelum pesawat mendarat di Amsterdam, setelah pramugara 
Madjib Nasution (dalam siaran pers Garuda sehari setelah Munir wafat, 
disebutkan pramugara bertugas bernama Najib) melayani seluruh penumpang, dia 
kembali ke Munir dan mendapati Munir telah meninggal.
Selanjutnya tokoh HAM itu dinyatakan wafat pada 7 September 2004, pada 
perkiraan waktu pukul 04.05 waktu setempat, ketika pesawat berada di 
ketinggian 40.000 kaki di atas wilayah udara Hongaria. Jenazah Munir 
dibaringkan di kursi 4J dan 4K. Pada saat itu beberapa awak kabin melakukan 
shalat jenazah.
Sementara itu, Tim Polri yang dikirim ke Belanda untuk mengungkap kasus 
kematian Munir mengalami kendala untuk mendapatkan salinan hasil autopsi. 
Data analisis tersebut rencananya akan diserahkan kepada Pemerintah 
Indonesia melalui Polri dalam batas waktu yang belum ditentukan, kata 
Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di 
Senayan, Jakarta, yang dipimpin oleh Teras Narang.
"Gara-gara itu, upaya mengungkapkan secepatnya kasus kematian Munir tidak 
bisa dilakukan," kata Kapolri. Namun Polri akan berusaha mencari jalan lain 
seperti mengautopsi jenazah Munir yang telah dikebumikan di Malang beberapa 
waktu lalu.
Kepala Bidang Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol Suyitno Landung 
mengatakan kepada Pembaruan, langkah lain yang bisa dilakukan Polri adalah 
menginvetarisasi semua penumpang pesawat Garuda penerbangan Bandara 
Seokarno-Hatta ke Amsterdam.
Dari daftar penumpang diharapakan ditemukan adanya dugaan pelaku yang juga 
menjadi penumpang pesawat itu. Bisa jadi, pelaku dalam pesawat melakukan 
penyamaran atau memanfaatkan pihak ketiga. "Langkah pengembangan 
penyelidikan tersebut merupakan teknik di lapangan dan menuju ke sana, kami 
koordinasikan dengan pihak Garuda atau instansi terkait lainnya," kata 
Landung. (G-5/Y-4)

---------------------------------
Last modified: 26/11/04



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke