http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1598190.htm Kamis, 03 Maret 2005
Tujuh Kabupaten di NTT Terancam Krisis Pangan Kupang, Kompas - Tujuh dari 16 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur kini dalam kondisi terancam krisis pangan akibat rendahnya curah hujan. Padahal, ribuan petani mengandalkan lahan yang ditanami berbagai komoditas seperti padi, jagung, sorgum, dan hortikultura lainnya. Kini tanaman tersebut sulit tumbuh, dan kalaupun tumbuh cepat layu dan mati. Demikian diungkapkan Ketua Harian Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Nusa Tenggara Timur yang juga merupakan Wakil Gubernur NTT Frans Leburaya, Rabu (2/3) di Kupang. Tujuh kabupaten itu adalah Lembata, Flores Timur, Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, dan Sikka. "Tujuh kabupaten itu sudah memberikan laporan kepada Pemerintah Provinsi NTT ke gubernur. Laporan itu akan dibahas dalam rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rapat Sabtu (5/3) mendatang," kata Frans. "Ancaman rawan pangan itu dipicu oleh kekeringan. Memang ada petani yang berusaha menanam, tetapi tanamannya tidak bisa hidup. Curah hujan sangat rendah. Itulah persoalannya, tetapi Gubernur NTT sudah menugaskan dinas teknis terkait untuk mendata agar lebih akurat," katanya. Provinsi NTT memiliki 15 kabupaten dan satu kota dengan penduduk sekitar 4,1 juta jiwa. Sekitar 80 persen penduduknya bergantung pada sektor pertanian, terutama lahan yang tersebar di tiga pulau besar yakni, Flores, Sumba Timur, dan beberapa pulau berukuran sedang, yakni Alor, Lembata, Adonara, dan Solor. Ancaman rawan pangan, kata Leburaya, amat mungkin terjadi di NTT karena daerahnya kering dan tandus. "Kami harus menyikapi cepat laporan ini karena tanaman pangan dan hortikultura adalah sandaran utama hidup warga kita," katanya. Dia menjelaskan, biasanya siklus tanam warga NTT mengikuti tradisi bertani yang sudah lazim, yakni mulai menanam sekitar Desember atau awal Januari. "Pada dua bulan itu biasanya petani kesulitan, tetapi akan segera teratasi pada bulan Februari, karena saat itu biasanya sudah panen jagung," katanya. Akan tetapi, akibat sedikitnya curah hujan, jagung tak bisa dipanen pada Februari ini karena tanamannya banyak yang mati atau tidak tumbuh. Berapa persisnya jumlah keluarga tani, serta berapa luas lahan pertanian yang kekeringan, tidak diketahui karena belum ada laporan rinci dari kabupaten. "Gubernur juga sudah mengirim surat kepada para bupati, akan segera mendata secara pasti seperti apa kondisi ancaman rawan pangan itu. Data itu penting bagi kami untuk bisa menentukan program penanganannya, serta kebijakan apa yang harus diambil," kata Leburaya. Dia melanjutkan, saat ini memang belum terdengar kabar adanya orang yang kelaparan di daerah-daerah. Namun, Pemprov NTT harus mengambil langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan. Langkah yang dilakukan Pemprov NTT, kata Leburaya, akan ditetapkan setelah rapat koordinasi hari Sabtu (5/3), akhir pekan ini. Langkah yang mungkin dilakukan, salah satunya adalah program padat karya. Untuk program itu Pemprov NTT dipastikan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Dari Stasiun Geofisika Lasiana, Sugeng Tolani menyebutkan, curah hujan di wilayah NTT sudah melampaui titik puncaknya dan ternyata itu pun tidak cukup tinggi untuk dapat menumbuhkan tanaman warga. Puncak curah hujan diprakirakan sudah terjadi Februari lalu. Prakiraan itu didasarkan pada pengaruh global yang bersifat sinoptik (bisa berulang). Sementara itu Sekretaris Komisi B DPRD NTT Pata Vincensius dalam rapat penyampaian pandangan masing-masing komisi terhadap Nota Keuangan atas RAPBD NTT 2005 kemarin, Rabu (2/3), mendesak Pemprov NTT mengalokasikan dana khusus untuk mengatasi ancaman krisis pangan yang gejalanya sudah mulai terasa sejak beberapa waktu lalu. Kini gejala itu dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak. "Kami meminta Pemprov NTT mengucurkan dana khusus untuk mengantisipasi rawan pangan," katanya. (cal) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/