Faedah
          Shuffah adalah sebuah lantai khusus di mesjid Nabawi, tempat 
orang-orang miskin Muhajirin tinggal disana. Jumlah sahabat ahlush-shuffah 
selalu berubah dari waktu ke waktu. Allamah As-Suyuthi rah.a. telah menulis 
seratus satu nama sahabat yang tinggal di Shuffah, dan ia menulis tentanng 
mereka dalam risalah tersendiri.sedangkan buthhan dan Aqiq adalah nama dua 
tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang arab sangat menyukai 
unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.
Maksud’tanpa berbuat dosa’ adalah tanpa suatu usaaha. bukan sebagaimana harta 
seseorang yang dapat bertambah banyak melalui pemerasan atau mencuri dari orang 
lain, atau dari merampas warisan sesama saudara. Oleh sebab itu , Rasulullah 
saw menafikan semua cara itu, yaitu tanpa bersusah payah sama sekalai atau 
berbuat dosa. Semua orang tentu senang memperolehnya, tetapi disebutkan bahwa 
mempelajari beberapa ayat al-quran itu lebih baik dan lebih utama daripada 
mendapatkan semua itu. Hendaknya kita meyakini bahwa seekor atau dua ekor unta 
sama sekali tidak sebanding, bahkan walaupun dibandingkan dengan satu kerajaan 
seluas tujuh benua. Semua pasti akan ditinggalkan. Jika bukan pada hari ini 
tentu pada hari esok, ketika maut menjemput, pasti semuanya terpaksa harus 
berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al-quran akan bermanfaat 
selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan kita dapat menyaksikan bahwa seseorang 
yang diberi satu rupiah tanspa beban
 tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar 
disimpan olehnya, tetapi kelak akan diambil lagi karena ia terbebani amanah 
tanpa mendapatkan manfaat sedikit pun.
Inti maksud hadits diatas adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu 
yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseorang diam atau bergerak, 
hendaknhya selalu berpikir apakah dirinya sedang berbuat sesuatu yang sementara 
atau sia-sia atau sesuatu kekal dan bermanfaat? Betapa rugi waktu yang 
digunakan hanya untuk mencari bencana yang abadi. Kalimat terakhir dalam hadits 
diatas menyebutkan dsbahwa jumlah yang sama tetap lehib utama daripada jumlah 
untanya. Kalimat itu mengandung tuiga maksud yaitu.
(1)   Hanya sampai jumlah empat. Masalah ini telah dijelaskan dengan 
terperinci. Dan selebihnya disebutkan secara umum bahwa semakin banyak ayat itu 
dibaca, akan lebih utama daripada sejumlah unta yang sama. Adapun unta yang 
dimaksud adalah semua jenis unta, baik yang jantan maupun yang betina. 
Disebutkjan jumlah keempat agar dapat dibayangkan bagaimana jika lebih dari 
empat.
(2)   Jumlahnya sama dengan yang disebutkan dalam jumlah hadits diatas, tetapi 
untanya tergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina , 
ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi saw. Menegaskan bahwa satu 
ayat lebih berharga daripada seekor unta betina.
 
                                                                                
                                         
Mulla ali Qari rah. a . menulis tentang seorang shalih yang sedang bersafar. 
Ketika tiba di Jeddah, ia diminta oleh para pengusaha kaya raya agar tinggal 
lebih lama di tempat mereka, agar dengan keberkahan orang shalih, harta dan 
pernigaan mereka mendapat keuntungan. Maksudnya , para pelayan orang shalih 
juga akan mendapatkan bagian dari keuntungan pernigaannya tersebut. Pada 
mulanya orang shalih menolak tawaran mereka, tetapi setelah didesak terus, 
akhirnya orang shalih berkata,”berapakah keuntungan tertinggi dari perniagaan 
kalian?” jawab mereka,” penghasilabn kami berbeda, setidaknya kami bisa 
mendapatkan keuntungan dua kali lipat.” Kata orang shalih, Kalian telah 
bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit, aku tidak menghendaki 
sesuatu yang sedikit ini,, sehingga harus kehilangan sholatku, di 
Mesjidil-Haram yang pahalanya dilipatkan sampai seratus ribu kali.”
          Pada hakikatnya, kaum muslimin hendaknya memikirkan betapa mereka 
telah dmengorbankan keuntungan agama demi mendapatkan keuntungan dunia yang 
sedikit ini.               
 
Dari Uqbah bin ‘Amir. R.a., ia berkata,’Rasulullah saw. Keluar dan menemui kami 
di Shuffah. Beliau bersabda,’Siapakah di antara kalian yang suka setiap pagi 
pergi ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang membawa dua ekor unta betina 
yang berpunuk besar tanpa berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi?’ Maka kami 
menjawab,’Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya.’ Sabda beliau,’Mengapa salah 
seorang dari kalian tidak pergi pada pagi hari ke mesjid lalu belajar atau 
membaca dua ayat Al-qur’an(padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor 
unta betina, tiga ayat lebih baik dsaripada tiga ekor unta betina, empat ayat 
lebih baik dari empat ekor unta betina dan seterusnya, sejumlah ayat yang di 
baca mendapat sejumlah unta yang sama.’(Muslim, Abu Dawud).
 
                                                                                                          
               


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke