Karena karunia, pemberian dan kebaikan Allah swt. Ke atas hamba-Nya sangat banyak, tidak ada batasnya, dan tidak ada bandingnya. Oleh sebab itu berdzikir kepada Yang Maha Memberi dan mensyukuri karunia-Nya adalah merupakan sesuatu yang fitrah bagi seorang hamba. Ayat-Ayat tentang Dzikir “Maka ingatlah kepada-Ku niscaya Aku pun mengingatmu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu ingkari (nikmat)-Ku.” (Qs. Al-Baqarah:152). “Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, maka berdzikirlah kepada Allah di Masy’aril-Haram. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana Dia tunjukan kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum it benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.”(Qs. Al-Baqarah:198) “Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa, ‘Ya Raab kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.’ Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.’Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah sangat cepat perhitungan-nya.”(Q.s. Al-Baqarah”200-2002). Faedah: Sebuah hadits menyebutkan bahwa ada tiga orang yang do,anya tidak akan ditolak, bahkan akan di kabulkan oleh Allah swt.: (1) Orang yang selalu berdzikir kepada Allah swt., (2) Orang yang dianiaya, (3) Pemimpin yang adil. (Jami’ush-Shaghir).
[Non-text portions of this message have been removed]