SURAT KEPADA ORANG SEKAMPUNG
PROSES DESIVILISASI?! [4] Berdirinya Kalteng pada 1957 merupakan periode baru bagi komunitas Dayak Kalteng. Bisa dikatakan periode renaissance Dayak Kalteng. Lahirnya Kalteng di mata komunitas Dayak Kalteng seperti fajar tebit di langit timur harapan. Ketika berangkat meninggalkan rumah orangtua pada usia 10 tahun, karena di kampung tidak ada sekolah setingkat SMP pun, orangtua berpesan "nggati hewah umba dasi" [gantikan cawat dengan dasi] "ilah buli amun dia tau mengubah utus tutang lewu" [jangan kembali jika tidak mampu mengobah nasib komunitas dan kampunghalaman], pesan yang melukiskan ketidakpedulian pemerintah propinsi Kalsel berpusat di Banjarmasin pada daerah Kalteng yang menempatkan Kalteng pada keadaan terpinggir. Untuk ibukota propinsi dibangunlah desa Pahandut menjadi Palangka Raya. Menurut TT.Suan [sekarang masih hidup dan bisa ditanyai], tenaga teras membangun Palangka Raya hanya terdiri dari 24 orang. Buruh jalan didatangkan dari Jawa di bawah bimbingan insinyur-insinyur dari Uni Soviet yang membangun jalan-jalan di Tangkiling. Jumlah tenaga teras dalam membangun Palangka Raya begitu minim karena orang-orang takut pada kesunyian. Pengalaman membangun Palangka Raya menunjukkan bahwa membangun mimpi memerlukan keteguhan, kesungguhan dan tekad. Mimpi kemanusiaan menyaring anak manusia sebagai manusia yang manusiawi. Guna menyiapkan sumber daya manusia untuk menjalankan roda pemerintahan daerah, Tjilik Riwut menghimpun tenaga-tenaga Dayak yang terpencar di berbagai daerah luar Kalteng dan mengajak mereka pulang kampung. Dana untuk pendidikan, untuk membangun asrama mahasiswa [misalnya Asrama mahasiswa Palangka Raya, Jalan Pakuningratan Yogyakarta] dan beasiswa disediakan. Dana dan pengurusannya dikelola oleh TT.Suan seorang jururawat, salah seorang kepercayaan Tjilik Riwut. Pemuda-pemuda Dayak Kalteng disekolahkan ke mana-mana sampai menyekolahkan mereka hingga ke luar negeri. Tenaga-tenaga inilah yang kemudian yang menjadi teras pengelola pemerintahan propinsi Kalteng. Menyadari arti penting manusia, Tjilik Riwut sebagai gubernur pertama Kalteng, mulai membangun sekolah-sekolah. Universitas Palangka Raya pun didirikan. Sadar pula akan arti penting transport, Tjilik Riwut sebagai orang pertama propinsi mulai membangun lapangan terbang yang pada awalnya disebut lapangan terbang Panarung [setelah Tjilik Riwut meninggal bandara Panarung dinamakan bandara Tjilik Riwut]. Ketika mengajakku berkeliling Palangka Raya dengan jip Willys 49, beliau mengatakan bahwa bandara Panarung akan menjadi bandara internasional sedangkan untuk penerbangan dalam negeri akan dibangun bandara khusus. Sadar pula akan arti penting hubungan sungai dan laut, maka beliau bermaksud mendirikan Akademi Maritim di Sampit -- mimpi yang belum terlaksana sampai sekarang, padahal penduduk Kalteng, mempunyai kemampuan membuat kapal-kapal kayu berukuran 100-200 ton. Kapal-kapal yang sanggup melayani hubungan antar pulau di Indonesia. Setelah Kalteng berdiri sebagai propinsi sendiri dan dikelola oleh orang-orang Dayak yang merupakan penduduk mayoritas propinsi, komunitas Dayak mengalami perkembangan maju melompat di berbagai bidang, hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya ketika ia menjadi bagian dari Kalsel. Periode ini bisa dikatakan bahwa komunitas Dayak menjadi tuan di kampung kelahiran mereka sendiri.Dari sini nampak bahwa pembangunan daerah, pertama-tama bersandar pada putera-puteri daerah itu sendiri dan tidak bersandar pada orang-orang dari luar daerah sekalipun sesama warga negara Republik Indonesia. Rasa tanggungjawab orang dari luar daerah tidak setebal tanggungjawab orang daerah. Yang banyak terjadi, orang luar daerah datang hanya memanfaatkan daerah yang mereka datangi belaka. Pada waktu itu, bahkan tersiar kabar dan terdokumentasi dengan tandatangan PM Djuanda, bahwa ada rencana memindahkan ibukota Republik Indonesia [RI]ke Palangka Raya. Ketika masih hidup, alm.Jendral A.M. Hanafi, mantan dubes RI untuk Kuba, sering mengingatkan saya akan rencana ini dengan segala mimpi menyertainya. Mudah-mudahan angkatan sekarang tidak melupakan bagaimana angkatan pendahulu pembangun Kalteng sehingga mereka tidak mendapat kesulitan memperoleh pendidikan di tingkat apa pun. Selalu ingat bahwa apa yang mereka kenyam sekarang merupakan jerih payah bersimbah darah para pendahulu mereka. Malangnya masa renaissance Dayak ini tidak berlangsung lama. Keadaan berobah drastis ketika Orde Baru [Orba] Soeharto naik ke panggung kekuasaan. Tjilik Riwut di demo dan dituduh sebagai penghianat.Keluarganya dituduh sebagai "terlibat" dalam G30S. Merasa tuduhan demikian sebagai fitnah, Tjilik Riwut ingin melawan, tapi diingatkan oleh Tiyel Djelau, saudara dan teman seperjuangannya agar tetap tenang dan jangan melakukan tindak bunuh diri sia-sia. Sambil menahan diri, Tjilik Riwut meneteskan airmata. Setelah menggadaikan nyawa untuk Republik dan membangun Kalteng kampung kelahirannya, tiba-tiba dituding sebagai pengkhianat. Tjilik Riwut dicopot oleh Soeharto dari kursi kegubernuran. Sebelum meninggalkan kursi gubernur Tjilik Riwut masih mengajukan syarat bahwa ia mau ke Kementerian Dalam Negeri dengan syarat bahwa beliaulah yang menunjuk penggantinya! Orang yang ditunjuknya adalah Reynault Sylvanus, insinyur kimian lulusan Bandung yang disekolahkan oleh Tjilik Riwut. Untuk mengontrol Sylvanus, Soeharto mengatur perkawinan politik Sylvanus dengan seorang puteri Solo. Perkawinan politik,seperti ini juga sekarang dilakukan oleh Gubernur A.Gani dengan seorang "dalang politik" asal Banjar sangat anti Dayak. Gani mengawinkan anaknya dengan anak seorang "dalang politik anti Dayak" untuk tetap mempertahankan kekuasaan "vazal"nya di Kalteng [Apa siapa A.Gani termasuk Wahyudi,bupati Sampit,orangnya Gani dan berambisi jadi gubernur Kalteng karena A.Gani sudah terlalu busuk, yang banyak dibantu oleh Tjilik Riwut, bisa bisa ditelusuri melalui tokoh-tokoh teman seperjuangan Tjilik Riwut yang masih hidup sekarang!]. Adalah suatu kesalahan besar dari pemerintah SBY-Kalla memberikan tanda jasa kepada Wahyudi yang tidak mampu mengatasi Tragedi Sampit. Tapi tanda jasa justru diberikan oleh pemerintah SBY-Kalla kepada Wahyudi sebagai orang berjasa dalam Tragedi Sampit 2000. Sungguh suatu ironi sejarah! Dari sini saya melihat bahwa pemerintah SBY-Kalla, dalam hal Kalteng, tidak kenal keadaan Kalteng, tidak tanggap dan tidak aspiratif samasekali. Saya berada di Kalteng, berada di tengah konflik etnik berdarah itu dan tahu bagaimana Wahyudi, tahu apa-siapa Wahyudi, yang diberikan tanda jasa secara tidak layak oleh pemerintah SBY-Kalla. Di sini saya hanya memprotes pemberian tanda jasa kepada Wahyudi yang saya anggap sebagai bedak dari orang yang meragukan tanggungjawabnya. Tapi barangkali inilah Indonesia sekarang dan wajahnya yang bopeng. Hendaknya masyarakat Kalteng tidak pendek ingatan dan tidak terkecoh oleh iklan dan uang sehingga memilihnya jadi gubernur Kalteng mendatang. Yang layak jadi gubernur Kalteng adalah orang yang tanggap dan aspiratif. Masalah asal etnik adalah nomor dua karena tidak tentu yang Dayak adalah orang yang tanggap dan aspiratif, republiken dan berkindonesiaan. Tanpa syarat-syarat ini, Kalteng akan terus terpuruk. Paris, Februari 2005. -------------------- JJ.KUSNI [Bersambung....] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/