Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Berikut ini ambo sampaikan dialog antara KH. Bahaudin Mudhary dengan seorang Nasrani.
Di karena file nyo sangek panjang jadi ambo kirim beberapa kali.
Maaf kalau alah ado yang pernah mambaco..
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Salmi Sarkis
MUKADDIMAH
DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS
Oleh : KH. BAHAUDIN MUDHARY
Kehidupan Beragama adalah hak bagi setiap manusia yang merupakan wujud
dari
kesadaran dirinya sebagai hamba sang Pencipta. Tidak seorangpun boleh
memaksa
orang lain untuk memeluk atau keluar dari suatu agama. Sungguh amat naif
jika
seseorang melakukan sesuatu peribadatan tanpa keyakinan, disebabkan
keterpaksaan psikologis, moral maupun material.
Didunia ini terdapat berbagai kepercayaan dan agama yang masing-masing
mengklaim dirinya sebagai agama yang paling benar, sedangkan yang lain
adalah
sesat. Diantaranya adalah Agama Kristen yang memiliki pemeluk terbesar di
dunia. Dengan figur Yesus sebagai Tuhan dan Penebus Dosa, Kristen setiap
saat
menyapa manusia untuk menerima doktrin dan ajarannya. Tetapi, setiap ia
berbenturan dengan keyakinan lain, terutama dengan Islam, Yesus selalu
dipertanyakan: "Dia manusia ataukah tuhan?"
Di saat Kristen bertemu dengan seorang muslim bernama K.H. Bahaudin
Mudhary,
ia ditanya keabsahan doktrin ketuhanannya sekaligus Al Kitabnya. Hanya
dengan
berdasarkan ayat-ayat kitab suci kristen sendiri, Bahaudin Mudhary
mengungkap
kerancuan dogma ketuhanan Yesus sebagaimana yang disampaikan dalam dialog
dengan seorang misionaris
Kristen bernama Antonius Widuri.
Buku yang sudah dicetak berulangkali dan juga diterbitkan di Inggris oleh
Cambridge University Press ini adalah hasil dialog tersebut, yang sudah
menjadi kitab rujukan dalam kajian ilmiah.
KATA PENGANTAR
DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS
Buku Dialog Masalah Ketuhanan Yesus ini telah mengalami cetak ulang
beberapa
kali, bahkan sudah beredar di negara-negara Timur Tengah dalam edisi
Bahasa
Arab, dicetak di Inggris oleh University Press Cambridge, dan memang luar
biasa peminatnya.
Karena itu, Untuk cetakan kelima kali ini sengaja kami menjalin kerjasama
dengan Penerbit Pustaka Da’I yang sudah lama menerbitkan
beberapa buah pena
almarhum K.H. Bahaudin Mudhady.
Tentu saja isinya persis seperti cetakan pertama Tahun 1971, meski dengan
bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan pertama Tahun 1971, meski
dengan
bentuk dan perwajahan yang tampil beda. Dan juga adanya tambahan, sebuah
surprise yang datangnya dari teman sejawat ayahanda Almarhum yaitu Bapak
KH.
Abdullah Wasi’an yang berkenan memberikan sambutan untuk
cetakan kelima ini.
Insya Allah, ada makna dan maslahahnya bagi segenap pengagum buah pikir
Alm.
Kyai Bahaudin Mudhary, terutama bagi kami seluruh keluarga Almarhum dan
Yayasan Pesantren Sumenep.
Wassalam
Surabaya, 3 Mei 1994
H. Hizbul
Maulana
Malam Pertama
BILA BERDIALOG
Oleh: H. ‘Abdullah
Wasi’an
ASAL MULA TERJADINYA
PERTEMUAN
Pada malam Selasa tanggal 9 Maret 1970,
salah seorang Santri (Pelajar) dari
Pesantren Sumenep (Sdr. Marzuki
mengadakan sekedar selamatan tahun baru Islam (1 Muharram tahun Hijriah) yang
dihadiri oleh beberapa santri lainnya.
Beberapa saat kemudian datang dua orang
saudara bernama Markam dan Antonius Widuri (keduanya adalah tim Akuntan) yang
sementara oleh Kantor Akuntan Jakarta ditugaskan di P.N.Garam di Kalianget.
Saudara Markam berasal dari Padang beragama Islam, dan saudara Antonius Widuri
berasal dari Yogyakarta beragama Kristen sejak kecil dan memang dari keluarga
Kristen Katolik Roma.
Kedatangan saudara Markam dan Antonius
Widuri pada selamatan tersebut ingin menemui Kyai Bahaudin Mudhary yang memang
sudah dikenal sebelumnya. Oleh kawan-kawan, terutama oleh saudara Marzuki selaku
tuan rumah kedatangan dua saudara ini disambut dengan ramah dan rasa gembira.
Kemudian saudara Markam menerangkan
kedatangannya dari Kalianget ke Sumenep
menyertai saudara Antonius Widuri, sengaja untuk menemui Kyai Bahaudin
Mudhary, berhubung dengan keinginannya yang sudah lama terkandung untuk
membandingkan tentang masalah Ketuhanan dalam Agama Kristen dan Islam. Juga soal
yang berhubungan dengan i'tikad, kepercayaan diantara kedua agama tersebut.
Menurut saudara Markam, karena Bapak
Kyai sedang berada disini, kalau bisa
dilain waktu untuk menemui beliau,
diberi waktu cukup. Akan tetapi sekiranya
bapak Kyai dan Tuan Rumah serta
saudara-saudara di sini tidak keberatan, minta supaya diperkenankan untuk
menguraikan isi hatinya, agar saudara-saudara tidak salah faham, karena hal
tersebut, hanya dari hati ke hati saja, yakni hanya soal keyakinan pribadi
semata-mata.
Kawan-kawan tidak keberatan asalkan
berkisar dalam soal agama saja, dan tidak ada kata-kata singgungan terhadap
siapapun. Jadi hanya merupakan soal jawab antara pribadi dengan pribadi saja.
Bapak Kyai Bahaudin menerangkan,
sekiranya soal jawab antar pribadi ini tidak
selesai malam ini juga, apakah akan
dilanjutkan pada malam yang lain. Oleh
saudara Markam dan saudara Antonius
dijawab, bahwa yang penting adalah
kepuasan, walaupun memerlukan waktu lama
baik siang maupun malam. Kalau begitu menurut Kyai Bahaudin Mudhary, kita dapat
menamakan pertemuan ini adalah pertemuan pertama. Dengan catatan pertemuan
pribadi semata-mata bukan pertemuan dengan undangan.
Perlu diterangkan dalam soal-jawab ini
nama-namanya disingkatkan Huruf: "A" singkatan untuk Bapak Kyai Bahaudin Mudhary
dan huruf "B" singkatan dari Antonius atau saudara Markam. Karena Saudara Markam
sering ikut menjelaskan keterangan saudara Antonius.
PERSETUJUAN BERSAMA
A: Sebelum diadakan pertemuan, saya
pandang perlu menentukan sesuatu yang di rasa penting yang patut kita atur
terlebih dulu.
B: Hal itu kita serahkan saja kepada
bapak Kyai bagaimana baiknya pertemuan kita nanti.
A: Apakah tidak sebaiknya pertemuan kita
ini dicatat saja dan bila dirasa
perlu kita gunakan tape recorder untuk dijadikan kenang-kenangan.
B: Baiklah, kita setuju pendapat Bapak
Kyai.
A: Kalau begitu saya akan minta bantuan
kepada seorang saudara untuk mencatat pembicaraan kita masing-masing. Dan apakah
saudara tidak keberatan hasil pembicaraan kita nanti sekiranya panjang perlu
untuk diketahui umum juga,
sebaiknya kita jadikan buku (dibukukan)
B: Buat saya tidak keberatan, asal
membawa manfaaat untuk umum.
A: Jadi saudara setuju
B: Ya, sangat setuju.
A: Terima kasih, sekarang saya ingin
menanyakan, maksud saudara menemui saya. Dan tadi saudara menyebut tentang agama
Kristen dan Islam.
B: Begini Pak Kyai, secara terus
terang dengan hati ikhlas saya
sampaikan bahwa saya adalah
seorang yang beragama Kristen Katolik. Seringkali juga membaca buku-buku agama Islam, dan
majalah-majalah Islam, terutama majalah Kiblat yang terbit di Jakarta. Dengan
membaca buku-buku dan majalah-majalah
tersebut, lalu timbul keinginan saya untuk mempelajari dan meneliti agama
Islam. Akan tetapi keinginan itu selalu saya sembunyikan saja.
A: Dimanakah saudara mendapat buku-buku
Islam dan Majalah Kiblat.
B: Secara tidak disengaja, saya sering
menemukan di meja kawan. Mula-mula saya tidak menghiraukan, karena buku dan
majalah tersebut berkelainan dengan
keyakinan saya. Pada suatu malam saya tidak bisa tidur, padahal saya
ingin beristirahat, lalu saya
mondar-mandir di kamar tidur, keluar masuk kamar, lalu saya lihat majalah Kiblat di atas
meja, mungkin kepunyaan kawan yang
ketinggalan waktu bertamu ketempat saya secara tidak sengaja, saya
ambil majalah tersebut, tanpa
kesadaran saya bawa ketempat tidur, lalu saya buka-buka lembaran, mungkin ada
bacaan atau cerita-cerita yang dapat mendorong saya supaya tidur. Kemudian pada
suatu halaman, saya menjadi terkejut melihat suatu artikel tentang kristen,
tanpa pikir saya membaca. Mula-mula hati saya selaku orang kristen merasa
tersinggung, akan tetapi seolah-olah ada daya tarik yang memerintahkan saya
supaya terus membacanya, pada saat itulah secara tiba-tiba muncul dorongan hati saya
untuk berpikir dan meneliti kebenaran keyakinan saya. Entah karena apa saya
lantas ingin membaca buku-buku Islam dan Majalah-majalah Islam. Malah sering
saya cari-cari pinjaman majalah Kiblat pada kawan-kawan yang berlangganan. Makin
lama, bertambah timbul dorongan hati saya untuk meneliti ajaran Islam dan
Kristen, dan ingin membandingkan tentang ketuhanan antara dua agama tersebut.
Secara diam-diam saya terus membaca buku Islam disamping membaca kitab Injil
yang menjadi keharusan saya selaku pemeluk agama Kristen.
A: Apakah saudara telah mempelajari
kitab Injil Cukup Mendalam
B: Menurut perasaan saya, Kitab Injil
itu telah saya pelajari dan saya anggap
cukup mendalam. Ini hanya menurut ukuran
kemampuan yang ada pada saya saja. Entah lagi dalam penilaian orang lain.
A: Kemudian Bagaimana Kelanjutan
keinginan saudara.
B: Setelah saya meneliti buku-buku Islam
dan Kristen yang saya temui, maka
dorongan hati saya untuk melepaskan
keinginan saya tak dapat saya tahan. Lalu saya mulai tanya-tanya tentang agama
Islam pada beberapa orang yang saya temui, tetapi keterangannya itu belum ada
yang memuaskan hati saya.
A: Kepada siapa saja saudara bertanya
tentang ajaran Islam.
B: Kepada siapa saja yang saya temui,
disamping pembicaraan yang lain.
Jadi saya bertanya-tanya merupakan
selingan-selingan saja dari pada yang
menjadi pokok pembicaraan. Jadi tidak
secara langsung.
A: Setelah itu adakah suatu pengaruh
pada saudara
B: Ya, anehnya saya mulai tidak rajin
lagi pergi ke gereja, mungkin inilah
pengaruhnya.
A: Kemudian bagaimana
B: Oleh Karena saya tidak merasa puas
dari orang-orang yang memberikan
keterangan tentang Islam, lalu saya
bicarakan kepada saudara Markam. Oleh
saudara Markam saya diajak kerumah Bapak
Kyai Baha. Maka saya perlukan datang kemari diantar oleh saudara Markam.
A: Mungkin saudara belum mendalam
mempelajari kitab Injil. Apakah tidak
sebaiknya saudara meneliti kembali
ajaran-ajaran agama Kristen sebelum
diadakan pertemuan.
B: Kalau begitu apakah orang yang bukan
pemeluk Islam tidak dibolehkan
mempelajari agama Islam
A: Bukan begitu, maksud saya ialah bahwa
agama Islam itu bersikap toleransi
terhadap semua agama dan pemeluknya.
Walaupun ajaran Islam tidak bolehkan memaksa siapapaun untuk memeluk agama
Islam. Pemeluk-pemeluk Islam hanya diharuskan melakukan da'wah terhadap siapapun
yang sudi menerimanya.
B: Akan tetapi, sayapun memeluk agama
Kristen bukan karena ikut-ikut.
Pendirian saya setiap orang bebas
memilih agama menurut keyakinannya dan
berpindah agama menurut keyakinannya
pula, yang tentu sebelumnya didahului
oleh penelitian dan
pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai dengan
kemampuannya, baik dengan perantaraan
buku-buku, Kitab-kitab, maupun dengan soal jawab (diskusi) atau lainnya.
A: Betul, akan
tetapi asalkan dengan cara yang wajar, sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran
antara pemeluk suatu agama dan penganut
agama yang
lain.
B: Itulah yang saya maksudkan agar
kedatangan saya kepada Bapak Kyai tidak
sampai timbul sangka-sangka dan
dugaan-dugaan yang tidak wajar, melainkan
dengan tujuan mencari kebenaran dalam
memeluk suatu agama. Ringkasnya saya memeluk suatu agama di atas dasar
penelitian dari segi rasio maupun dengan ilmu jiwa, dari segi ilmiah, sehingga
menimbulkan keyakinan yang kokoh dalam jiwa saya. Keyakinan yang teguh dan kokoh
tentunya tidak mungkin menjadi orang yang ikut-ikutan.
A: Memang seharusnya demikian
B: Ada saya jumpai, penganut suatu agama
disebabkan karena keturunan, karena ayah dan ibunya menganut suatu agama, karena
pengaruh pergaulan, lingkungan, pengaruh keadaan atau bisa jadi maksud untuk
berlindung atau lainnya. Oleh karenanya saya berani bersumpah bahwa saya tidak
termasuk pada orang-orang yang saya sebutkan itu.
A: Saya hargai pendirian saudara itu.
B: Oleh karena itulah saya menemui bapak
kyai untuk menguraikan isi hati saya
yang telah lama saya kandung. Akan
tetapi apakah tidak sebaiknya Bapak kyai
memberikan waktu kepada saya; terserah
menurut kesempatan Bapak kyai karena sekarang sudah tengah malam. Akan tetapi
sebisa-bisanya secepat mungkin.
A: Baik, Besok malam saja saudara datang
lagi, dengan catatan tidak usah
beritahukan dulu pada orang lain. Saya
usahakan tempatnya.
B: Akan tetapi bagaimana kalau ada orang
yang datang ingin mendengarkan saja.
A: Pokoknya pertemuan kita di usahakan
supaya tidak sampai diketahui orang
lain, tetapi kalau dipandang perlu saya
kira boleh saja, daripada hasil
pertemuan kita diberitahukan. Sekiranya
besok malam ada orang datang hanya
ingin mendengarkan, hal itu terserah
kepada mereka sendiri, pokoknya kita
tidak mengundang mereka dan mereka tidak
mengganggu ketertiban dan kelancaran dalam pertemuan kita.
B: Baiklah, Semoga pertemuan kita dapat
diatur antara pribadi dengan pribadi,
bukan untuk umum.
A: Memang demikianlah rencana saya dan
supaya saudara-saudara yang ada disini tahu.
B: Saya setuju dengan pendapat Bapak
Kyai
A: Adakah Saudara mempunyai Kitab Injil
B: Ya, Saya mempunyai kitab: Perjanjian
Lama, Perjanjian Baru dan yang
berbahasa Inggris: "The Holy Bible" dan
ada juga kitab bahasa Belanda
"Bijbellezingen voor het Huisgezin dan
ada juga "Al Kitab" terbitan tahun
1968, dan yang terbitan tahun 1970 dan
Kitab Zabur.
A: Saya harap kitab-kitab yang saudara
sebutkan itu dibawa semuanya besok
malam.
B: Ya, saya akan bawa semuanya. Apakah
Bapak Kyai mempunyai juga kitab
tersebut
A: Dulu pernah mempelajarinya, tetapi
dipinjam oleh kawan yang sampai
sekarang belum dikembalikan, namun saya
telah membacanya .
B: Kalau begitu saya akan bawa semua
Kitab-kitab Kristen yang ada pada saya.
A: Harapan
saya memang demikian ......
Bersambung...................................malam ke 2
____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________