[R@ntau-Net] Kisah AR

2004-06-21 Terurut Topik harman
Mungkin cerita ini bisa sedikit membantu:

quotes
==Keretakan makin mencuat terutama setelah Gus Dur memecat Hamzah Haz 
dari jabatan Menko Kesra. Poros Tengah merasa dilukai. Poros Tengah 
berbalik arah menggalang kekuatan dengan PDIP dan Golkar yang juga 
sudah merasa dilecehkan Gus Dur==

Dalam beberapa kesempatan saya pernah mendengar kisah langsung dari
AR mengenai naik/turunnya GD yang oleh sebagian masy. AR dijadikan
sebagai penyebab tanpa mau melihat duduk persoalannya.
Dikatakan AR, ketika GD mulai melakukan manuver-2 yg kita akui juga
sangat menyakitkan, AR sdh susah berkomonikasi langsung dengan GD
padahal sblmnya AR begitu mudah berkomonikasi (telpon atau berkunjung)
dedngan GD. Dlm beberapa kesempatan AR sempat juga meminta GD supaya
tidak melakukan hal-2 yg kontroversi dan AR akan mencegah teman-2 di
parlemen dan GD pun  menyanggupi tapi lagi-lagi GD tidak menepati
janjinya.
Dlm kondisi tsb dimana semua fraksi terutama PDIP, PPP, PG sdh sgt 
gatal tangan mereka untuk menjatuhkan GD. Jadi kalau kita mau fair
sebenarnya yg menjatuhkan GD itu adalah PG dan PDIP sbg mayoritas
kursi di MPR bandingkan dengan PAN + PKS hanya +/- 40 kursi, apa
yg bisa dilakukan oleh ketua MPR thdp keinginan 60%  suara? sementara
AR kena getahnya krn saat itu ia menjabat ketua MPR dan masih bagus
kejatuhan GD itu bukan secara musyawarah atau kesepakatan fraksi akan
tetapi melalui voting dan sepengetahuan saya ketua legislatif tidak
punya pilihan lain kecuali ketuk palu terhdp hasil voting.

wassalam,
harman

Nama:
Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, MA 
Lahir:
Surakarta, 26 April 1944 
Orang tua:
Syuhud Rais dan Sudalmiyah 
Istri:
Kusnariyati Sri Rahayu 
Pendidikan: 
Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada (lulus 1968) 
Notre Dame Catholic University, Indiana, USA (1974) 
Al-Azhar University, Cairo, Mesir (1981) 
Chicago University, Chicago, USA (gelar Ph.D dalam ilmu politik
1984) 
George Washington University (postdoctoral degree, 1988-1989) 
Perjalanan karir:
Dosen pada FISIP UGM (1969-1999) 
Pengurus Muhammadiyah (1985) 
Asisten Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (1991-1995) 
Wakil Ketua Muhammadiyah (1991) 
Direktur Pusat Kajian Politik (1988) 
Peneliti Senior di BPPT (1991) 
Anggota Grup V Dewan Riset Nasional (1995-2000) 
Ketua Muhammadiyah (1995-2000) 
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (1999-sekarang) 
Ketua MPR (1999-2004)
  

 
 
  
  ==   1   2   3   4   5   6   7   ==

  Prof. Dr. M. Amien Rais 


  King Maker Pentas Politik Nasional

  Partai Amanat Nasional mendeklarasikan pasangan Amien Rais dan Siswono
Yudo Husodo sebagai calon presiden dan wapres hari Minggu 9 Mei 2004 di
halaman belakang Gedong Joeang 45, Jakarta.  Dwitunggal yang disebut sebagai
koalisi agamis-nasionalis dan nasionalis-agamis itu bertekad membangun
kedamaian dan menuntaskan reformasi.


  Selain itu, dwitunggal ini juga disebut sebagai pemimpin yang berani,
jujur dan amanah. Pada acara deklarasi ini, juga dibacakan garis besar
platform Amien Rais Siswono yang bertajuk 'Akselerasi Kemajuan Bangsa
2004-2009. 

   

  Kiprah Prof. Dr. M. Amien Rais dalam pentas politik nasional cukup
fenomenal. Kendati Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpinnya, hanya
mendapat tujuh persen suara pada Pemilu 1999, ia mampu menjadi king maker
pentas politik nasional dan menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) bahkan nyaris pula jadi presiden pada SU-MPR 1999. Kini, mantan Ketua
Umum Muhammadiyah itu menjadi salah satu kandidat kuat calon presiden yang
berpeluang memenangi Pemilu Presiden 2004.

  Pada awal bergulirnya reformasi, putera bangsa kelahiran Solo, 26
April 1944, ini didaulat berbagai kalangan aktivis sebagai Bapak Reformasi.
Ia menonjol dengan berbagai aktivitas dan pernyataan-pernyataan yang cerdas
dan keras ketika itu. Memang, sejak awal bergulirnya reformasi yang
digerakkan oleh para mahasiswa, Amien Rais sudah menyatakan diri ingin
mencalonkan diri sebagai presiden. Suatu pernyataan yang tergolong amat
berani sebelum lengsernya Pak Harto. 

  Pencalonan dirinya menjadi presiden itu, bukanlah semata-mata didorong
hasrat untuk berkuasa, melainkan lebih didorong keprihatinannya atas
penderitaan rakyat akibat kesalahan kepemim-pinan nasional yang otoriter dan
korup. Ia melihat, keterpurukan bangsa ini harus diperbaiki mulai dari
tampuk kekuasaan.

  Obsesi inilah yang mendorong Guru Besar Universitas Gajah Mada ini
mendirikan PAN bersama-sama dengan para tokoh reformis lainnya. Sebuah
partai terbuka berasas Pancasila dan berbasis utama Muhammadiyah. Namun
suara yang diperoleh PAN pada Pemilu 1999 tidak cukup signifikan untuk

Re: [R@ntau-Net] Kisah AR

2004-06-21 Terurut Topik Ronald P. Putra

-- Original Message --
From: harman [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak  1993) 
[EMAIL PROTECTED]
Date:  Tue, 22 Jun 2004 08:39:57 +0700


  PPSK ini memiliki peran besar dalam membidani lahirnya ICMI. Di kantor
PPSK inilah pertama kali konsep ICMI digodok, kemudian dibawa ke Wisma
Muhammadiyah di Tawangmangu, Solo, untuk disempurnakan. Setelah itu baru
dibawa ke Malang.
  Sejumlah tokoh penting bergabung di lembaga ini, di antaranya:
Moeljoto Djojomartono, Soedjatmoko, Ahmad Baiquni, Kuntowijoyo, Bambang
Sudibyo, Umar Anggara Jenie, Ichlasul Amal, Yahya A. Muhaimin, Affan Gafar,
A. Syafi’i Maarif, dan Amien Rais yang dipercaya untuk memimpinnya.


-- CUT ---

Saya memiliki versi yg agak berbeda tentang kelahiran ICMI ini dan pihak-pihak yg 
sangat berperan besar didlmnya. Kenapa saya kemukakan, bkn krn ingin menkaunter 
tulisan di atas, tapi lebih kepada pemaparan sejarah dari sisi yg agak berbeda, 
mungkin.

Sepanjang yg tercatat dlm berbagai buku, kelahiran ICMI lebih dibidani oleh para 
aktivis dakwah kampus yg kemudian disambut oleh para tokoh, dlm ingatan saya tokoh ini 
adalah Bang Imad (Ir. M Imaduddin Abdurrahim). Dlm berbagai ceramahnya, beliau (bang 
Imad) juga selalu menyebut bahwa kelahiran ICMI terjadi krn desakan sekelompok pemuda 
kepada dirinya utk menggagas pembentukan ikatan cendikian muslim.

Sekelompok pemuda inilah (yg kemudian diketahui bernama : Erik Salman, Ali Mudakir, 
Muh Zaenuri, Awang Surya, dan Muh Iqbal) yg kemudian menggagas ide ini dan berkeliling 
mendatangi para cendikiawan muslim, dan salah satu yg menyambut gagasan ini adalah 
Bang sendiri.

ICMI kemudian dideklarasikan dlm sebuah perhelatan akbar bertajuk Simposium Nasional 
Cendikiawan Muslim : Membangun Masyarakat Abad XXI pd tgl 6-8 Des 1990 yg dibuka oleh 
pres Suharto di Student Centre, Universitas Brawijaya, Malang.

semoga bermanfa'at

wassalaam,
Ronald


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net