Sabtu, 28 Maret 2009 .

Oleh : 
* Sunaryono Basuki Ks, sastrawan tinggal di Singaraja





Mohon
maaf sebelumnya kepada semua pihak kalau-kalau yang saya tulis ini
menyinggung perasaan atau wibawa atau apa saja yang Anda punyai.
Tulisan ini sekedar mengemukakan keheranan saya akan kreatifitas bangsa
ini dalam memberi nama-nama tempat.

Saya mulai dengan nama-nama pelabuhan. Jakarta punya Tanjung Priuk (
Priok) yang dikalahkan oleh Surabaya karena punya Tanjung Perak, namun
Semarang tak mau kalah punya Tanjung Emas. Luar biasa, kota terkaya di
Indonesia. Namun "sialnya" Lampung "hanya" punya Tanjung Karang, dan
Riau punya Tanjung Pinang. Celakanya lagi,. Di Pulau Bintan tempat
Tanjung Pinang berada juga ada Tanjunguban. Sumatera Utara punya
Tanjungbalai. Masih ada tempat lain yang bernama Tanjung Pandan.

Provinsi Sumatera Barat juga unik. Kurang puas dengan punya kota
Padang, mereka masih perlu punya kota Padang Panjang, dan Padang
Sidempuan dan propinsi ini punya "jumlah" kota terbanyak di Indonesia,
yakni Kabupaten Lima Puluh Kota! Lebih aneh lagi, di Papua ada
Kabupaten Raja Ampat. Pasti bupatinya kebingungan, sebab walau
keberadan kerajaan-kerajaan di Indonesia masih diakui, seperti adanya
Festival Kerajaan se Indonesia, kebanyakan kerajaan-kerajaan itu tidak
punya raja yang memerintah kecuali DIY yang punya Sri Sultan yang
menjabat sebagai Gubernur DIY.

Konon Borneo atau Kalimantan dianggap sebagai pulau tertua di
Indonesia, tetapi dari namanya pasti Pulau Bangka yang tertua! Ada juga
nama-nama tempat yang ganda, di Jawa dan di Luar Jawa. Kalau di Inggris
ada kota York, maka di Amerika ada New York, demikian juga kota London
disaingi oleh kota New London di Kanada, sedangkan Perth di Skotlandia
juga ada di Australia. Kota universitas Lancaster di Inggris ternyata
punya pendamping sebuah kota kecil di Amerika di dekat Columbus, Ohio.
Hal ini dapat dipahami karena mungkin para imigran dari Inggris ingin
mengenang kota asalnya dan mengabadikan nama kotanya di benua baru.

Mungkin alasannya sama dengan sebuah tempat kecil di Tabanan, Bali yang
bernama Kediri, juga ibukota NTB yang Mataram. Mungkin saja berhubungan
dengan Mataram kuno di Jawa. Di Buleleng, Bali juga ada desa pantai
yang bernama Penarukan, entah apa hubungannya dengan kota kecil
Penarukan di timur Situbondo, di ujung Jalan Pos Dandeles
Anyer-Penarukan.

Pada masa penjajahan Belanda, para penguasa Bali yang memberontak akan
"diselong", artinya katanya, dibuang ke Ceylon, padahal ada yang bilang
hanya dibuang sampai Padang di Sumatera. Namun, di NTB juga ada nama
kota kecil namanya Selong. Apakah nama itu meniru Ceylon, belum ada
informasi mengenai hal tersebut.

Kabupaten Buleleng di Bali adalah kabupaten terluas dengan wilayahnya
yang membentang dari ujung barat sampai hampir mencapai ujung timur
berbatasan dengan Karangasem. Kabupaten ini juga berbatasan dengan
Bangli, Tabanan, dan Jembrana. 

Namun, dalam guyonan muncul bahwa Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten
terluas. Kenapa? Seseorang nyeletuk: Karena pantainya lebih. Di Gianyar
memang ada nama wilayah yang bernama Pantai Lebih!

Lain lagi dengan kata "pura" yang berarti kota. Mungkin merasa kurang
enak punya nama kota Karangasem yang bermakna "kebun asam", beberapa
tahun lalu kota ini dinamai Amlapura, sedangkan dalam bahasa Bali amla
berarti asam juga, jadi sebetulnya tak ada yang berubah, namun nama
kabupatennya tetap saja Karangasem, mungkin serupa Asem Bagus yang
sampai sekarang dapat membanggakan jajaran pohon asam berjajar rapi di
jalan lebar, padahal jalan itu dibuat di jaman penjajahan Belanda. 

Rupanya pemerintah Belanda punya visi jauh ke depan saat nantinya jalur
utara ini memang harus lebar seperti sekarang. Tak terbetik berita
kalau Asem Bagus akan diganti dengan Amla Bagus, mungkin sebab amla
bukan bahasa Jawa? 

Lalu, apakah kota kecil Sri Indrapura ada hubungannya dengan Batara
Indra, dengan demikian bermakna kotanya Batara Indra? Apakah ada
hubungannya dengan kompleks percandian Muara Jambi yang konon malah
tempat suci agama Buddha sementara Batara Indra dipercaya dalam agama
Hindu. ? Masih di selatan Jambi ada Kenaliasem yang juga takkan diubah
menjadi Kenaliamla.

Masih di Bali, kota Klungkung juga ikut diubah menjadi Semarapura alias
"kota cinta". Syukurlah Singaraja tidak latah berubah menjadi Singapura
walau penduduknya sering menyebutnya dengan "kota singa" lantaran raja
Panji Sakti pendiri kota ini dijuluki Singa Ambara Raja. Dan "kota
singa" kan bisa "diterjemahkan" menjadi Singapura.
        Di luar Bali kita bisa berkunjung ke Tembaga Pura, Jayapura, Telani 
Pura.

Lain lagi "urang Sunda" yang suka menamai tempat atau sungai dengan
kata "Ci" yang artinya air. Yang paling indah dan mengerikan karena
sering mengirim banjir ke Jakarta adalah Ciliwung. Mendengar kata
Cianjur kita teringat beras yang nikmat, sama sekali tak ingat air,
walau padi tak bisa tumbuh tanpa air yang cukup, kecuali, tentu saja
padi gogo untuk tanah kering. 

Cililitan yang pernah jadi nama terminal bus di Jakarta sama sekali tak
mengingatkan kita pada air, dan orang malah tak peduli apa arti
"lilitan", demikian juga dengan nama-nama Cibinong dan sebagainya,
tetapi Ciamis memang "air manis:, Cimahi "air yang cukup" dan Cibeurem
selatan Ciawi bermakna "air merah", walau tak terlihat dimana ada air
merah. Wilayah yang pernah penuh dengan bilyard center itu entah
seperti apa keadaannya. Disitu (dulu) berdiri vila-vila milik orang
kaya dan penting dari Jakarta. Yah, masih ada Citeurup,.Cisalak, Ciawi,
Cigombong, dan sebagainya. 

Soal suka memakai nama "air" di ujung timur Jatim ada Banyuwangi, "air
harum" lantaran kesucian seorang istri, sedangkan di wilayah Pasuruan
ada pemandian Banyu Biru, ada pula desa Banyupoh. Di pulau lain ada Air
Mandidi.

Penduduk Betawi juga suka menamakan tempat-tempat tertentu sesuai
dengan ciri khas tempat itu, misalnya sejumlah pemberhentian bus Kabel,
Cemara Kembar, atau bangunan Proyek, Gang Kelinci. Anda pasti tahu
dimana Gang Kelinci di Pasar Baru yang menjadi terkenal karena lagu
gubahan Titiek Puspa yang dinyanyikan Lilies Suryani. Tapi coba tanya
dimana pemberhentian bus yang disebut Kabel sebab kabelnya sekarang tak
ada dan Cemara Kembar yang cemaraya pasti sudah ditebang.

Transmigran dari Jawa ke Sulawesi pasti kagum akan sebuah danau yang
'sangat religius" sebab namanya Danau Poso. Dalam bahasa Jawa, poso
berarti puasa. Nah!***
* Sunaryono Basuki Ks, sastrawan tinggal di Singaraja
 


      Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke