Fanatisme umat kalau bersambut dengan pemimpin yang shaleh, tawaddhu',
jujur dan kapabel. Insya Allah akan membuahkan negara yang aman sentosa
dalam rahmat Allah SWT. Repotnya kalau fatanatisme itu bertemu dengan
pemimpin yang culas. Umat akan jadi korban.
Masalahnya fanatisme yang berujung
Ajo Duta manulih:
Bedanya kultur Jawa dengan Minangkabau ada pada fanatisme dan
akal-fikiran, Jawa penuh dengan kepatuhan ngengger-ndoroisme, sementara
Minangkabau lebih mengutamakan akal-fikiran yang berbuah cristism,
kadangkala malah terjadi akal-akalan. Karena itu partai yang mengkultuskan
dengan kultur Minang. Seperti buku bertemu ruas.
Original message
From: Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
Date:04/21/2014 9:10 PM (GMT-05:00)
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Gempita Shalawat Syekhermania
Ajo Duta manulih:
Bedanya
Ahmed Dahlan klop dengan kultur Minang. Seperti buku bertemu ruas.
Original message
From: Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
Date:04/21/2014 9:10 PM (GMT-05:00)
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Gempita Shalawat Syekhermania
Ajo Duta manulih
Assalamu'alaikum Wr. Wb dunsanak palanta RN,
tahun 1924 untuk pertama kalinya Buya HAMKA (masih remaja 16 tahun bernama
Malik) belajar agama di Tanah Jawa. Salah satu kesannya setelah beberapa
bulan belajar adalah, Islam di Minangkabau yang diajarkan ayahku dan para
guru yang lain, menjadi darah