Pak Saf,


     Kecuali
 pribadi nan mampunyoi semangat kuat untuk melakukan studi seperti 
tentang PRRI tu, umumnya urang awak ndak punyo minat nan kuat untuk 
basulik-sulik dalam melakukan penelitian secaro ilmiah tu, apo lai kalau
 sacaro basamo-samo dalam satu pusat studi pulo. Lain kalau iko 
digalakkan melalui program penelitian untuak Master (S2) atau PhD (S3) 
di Jurusan Sejarah, Ilmu Politik ataupun Sosiologi di fakultas2 di 
universitas nan ado di ranah maupun di rantau. Liek contoh dari nan 
dilakukan dek Pak Deliar Noer, Mestika Zed, Saafroedin Bahar, kawan arek
 awak tu, dsb.
     Tapi kalau lai tabudua sumangaik seperti angku 
Datuak Soda awak nan di Plb tu ndak juo baa doh. Lanjutlah. Kalau paralu
 buek lah pusat studi PRRI tu. Paliang kurang mancubo bagai melah. 
     Sakitu dari ambo nan dhaif ko. MN

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke