Assalamualaikum wr wb, Dalam kehidupan sekuler, orang miskin jarang mendapat bantuan. Bahkan terkadang justru hak milik mereka seperti tanah/toko dirampas jadi milik pengusaha-pengusaha kaya.
Uang pajak jarang sekali diberikan untuk memakmurkan rakyat miskin. Sebagai contoh, trotoar yang masih bagus diganti baru. Jalan yang masih mulus atau berluang sedikit setiap tahun dilapis ulang seluruhnya. Tapi adakah uang pajak tersebut dipakai untuk memperbaiki rumah orang miskin yang rusak atau membangun perumahan rakyat bagi rakyat yang belum memiliki rumah? Jadi dalam sistem sekuler, harta dari orang kaya boleh dikata tidak mengalir kepada orang miskin. Justru harta orang miskin bisa dirampas oleh si kaya. Dalam ajaran Islam tidak begitu. Dalam sebagian harta orang kaya terdapat hak orang miskin. "Sedekah (zakat) yang diambil dan orang-orang kaya dan dibagikan kepada orang-orang miskin." (HR. Bukhori Muslim) Ajaran Islam mengajarkan agar harta jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja, tapi juga ke orang miskin: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu... [Al Hasyr:7] Coba saksikan bagaimana uang rp 2 ribu trilyun lebih hanya beredar di antara spekulan saham di Bursa Saham setiap tahunnya. Itulah sistem sekuler. Coba lihat bagaimana negara mensubsidi para pemegang uang dengan bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan SUN (Surat Utang Negara) sekitar Rp 60 trilyun per tahun. Uang rakyat diberikan ke orang-orang kaya. Dalam Islam uang, zakat, sedekah diberikan kepada orang miskin, anak yatim, budak, orang yang berhutang, dsb: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [At Taubah:60] Di media massa sempat kita baca rakyat yang kelaparan sampai busung lapar, sebagian ada yang makan nasi basi/nasi aking. Dalam Islam, orang yang tidak mau memberi makan orang miskin adalah pendusta agama: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (Q. S. Al-Maun: 1-2) Terjadinya kelaparan karena ajaran Islam di atas tidak ditegakkan sehingga tidak ada sanksi bagi orang yang melanggarnya. Dalam sistem sekuler orang cenderung boros dan bermewah-mewahan. Studi banding ke luar negeri yang harusnya cukup 5 orang justru sampai 20 orang lebih. Pembangunan rumah mewah dan fasilitas mobil mewah bagi pejabat sementara banyak rakyat kelaparan dan tidak punya rumah adalah satu ironi yang menyedihkan: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. [Al Israa:26] Ajakan untuk membantu orang miskin begitu masif di dalam Al Quran. Tentu saja dalam membantunya ada banyak cara, dari mengadakan pelatihan, memberi pekerjaan, atau memberi modal untuk usaha: Dan (Ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil ( yaitu ) : Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. [Al Baqarah:83] Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan , akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Al Baqarah:177] Jelas beda kan antara sistem sekuler sekarang yang tidak peduli pada orang-orang miskin dengan ajaran Islam yang begitu mulia? Wassalamualaikum wr wb === Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits? Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] ____________________________________________________________________________________ Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos & more. http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC