http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=celoteh&id=281765

      Sabtu, 13 Desember 2008

      Bahaya Stres pada Ibu Hamil
      Penuhi Kebutuhan Zat Gizinya dan Rutin Berkonsultasi ke Dokter Kandungan



      STRES di masa kehamilan bisa berpengaruh buruk pada janin. Tak hanya itu, 
stress yang dialami wanita hamil juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan 
yang serius. Menurut Kepala Puskesmas Baru Tengah dr Cokorda Ratih, stres 
merupakan kondisi emosional individu yang dapat mempengaruhi fungsi normal 
organ tubuh, seperti misalnya meningkatnya denyut jantung, rasa lelah yang 
berlebihan, sakit kepala, susah tidur, gangguan saluran pencernaan, gangguan 
saluran kemih dan lain sebagainya. 
      "Adanya janin di dalam rahim inilah yang akhirnya membuat si ibu menjadi 
stres, maka secara otomatis stres akan mempengaruhi emosi si ibu," kata wanita 
yang akrab disapa dr Ratih ini. 

      Ratih mengatakan, stres yang terjadi pada ibu hamil akan memberikan 
akibat pada janin yang dikandungnya, karena posisi janin yang berada di dalam 
rahim dapat merespons apa yang sedang dialami oleh si ibu. 

      "Itulah sebabnya kenapa seorang ibu dituntut untuk tidak hanya siap 
secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental," ujar dr Ratih lagi. 

      Bedasarkan penelitian, lanjut Ratih, ibu hamil yang mengalami stres akan 
berdampak buruk pada janinnya. Misalnya saja, keguguran bila usia kehamilan 
berada di triwulan pertama, atau keterlambatan pertumbuhan janin dalam rahim 
dan prematuritas (lahir dengan janin kurang bulan) bila terjadi pada trimester 
kedua atau ketiga. 

      Ratih mengakui, stres sering terjadi pada ibu hamil, baik yang diketahui 
atapun yang tidak diketahui sebabnya. Namun biasanya, stres dipicu oleh 
beberapa sebab, seperti keluhan mual, muntah, pusing, sering kencing, sakit 
pinggang dan sebab lainnya yang umumnya dikeluhkan wanita hamil. 

      "Hanya saja, derajat dan manifestasi klinisnya tidak sama antar ibu hamil 
satu dengan ibu hamil lainnya," bebernya. 

      Ratih juga menjelaskan, pada keadaan hamil status emosional ibu hamil 
cenderung labil, sehingga si ibu gampang sekali mengalami stres. Dengan 
semikian, stres akan mengakibatkan dikeluarkanya hormon stres yang dapat 
mempengaruhi sistem organ tubuh. Apabila pengaruh emosi si ibu ini tidak 
didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis, ataupun lingkungan tempat 
tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengakibatkan stres pada ibu hamil 
akan semakin bertambah berat. 

      Untuk mencegah dan menghilangkan stres pada ibu hamil ini, Ratih 
menyarankan agar si ibu hamil makan secara teratur dengan kecukupan zat gizi 
dan minum yang cukup. 

      "Selain itu, istirahat yang cukup sesuai kebutuhan antara 7-9 jam sehari, 
dan rutin berkonsultasi pada dokter kandungan untuk menilai status kesehatan 
janin, dan kehamilan secara keseluruhan, dapat juga dilakukan oleh ibu hamil 
untuk mencegah terjadinya stres," sebutnya.(dha) 
     




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke