PKS panik menghadapi gelombang protes Anti RUU Porno Betapa terkejutnya para kader PKS menyaksikan dengan mata kepala sendiri hebatnya gelombang aksi massa yang Anti RUU Porno. Mereka jelas panik, pasalnya liputan berbagai media massa, kecuali harian Republika, begitu gencar menayangkan aksi-aksi tersebut yang digelar di berbagai kota. Seorang kader PKS nampak kebingungan, "Kapan neh ormas non-Islam kasih dukungan ke RUU Porno ya? Kalau media terus mengeskspos seolah-olah RUU APP ini hanya didukung oleh ormas Islam aja, tidak heran kalau di sebuah milis ada yang menyebut RUU APP ini RUU-nya Taliban. Weleh... Belum lagi cap yang diberikan kepada Harian Republika, harian yang terang-terangan mendukung RUU ini sebagai harian sektarian." Kekhawatiran kader PKS itu kemudian terjawab di harian Republika yang lalu mengklaim di beberapa artikelnya bahwa tokoh non-Islam A, B dan C mendukung RUU Porno. Padahal terbukti itu cuma pelintiran dan pemutar balikan fakta. Di milis-milis juga gencar aksi mematahkan argumentasi para 'fundies' yang 'nggremet' (pelan-pelan) ingin mensyariahkan Republik Indonesia melalui Perda-Perda, RUU Porno, pemberangusan aliran-aliran yang dicap sesat, pengusiran serta pengrusakan properti milik umat Islam aliran Ahmadiyah di beberapa wilayah, dan masih banyak yang lainnya. Berbagai peristiwa itu semua saling terkait walau pelakunya berbeda-beda. Mereka pikir, proses pengesahan RUU Porno di DPR tersebut akan berjalan mulus mengingat mayoritas penghuni negeri ini pemeluk agama Islam. Ternyata kenyataan yang terjadi tak sesuai dengan 'grand strategy' yang mereka canangkan.
Akan berhentikah mereka? Tidak! Mereka masih menyimpan berbagai agenda yang siap digulirkan setiap saat. Semakin keras dilawan, mereka akan bertindak kian brutal. Jauh sebelum RUU Porno dibincangkan masyarakat luas, para kader PKS sudah menyebar ke berbagai milis. Mereka seolah ingin berperan sebagai penggembala berbaju putih di antara domba-domba hitam yang mereka kira sesat. Bahkan ada yang sosok sebenarnya adalah lelaki tetapi menyamar jadi perempuan, semisal Senja, Bunga, Dessy, Juwita, Nayla, Tiara, Sinta, Melati, dan nama-nama artis beken lainnya. Tentu saja agar terkesan bahwa RUU Porno tersebut didukungkaum perempuan. Mereka juga menggunakan nama berbau non-muslim, misal Joseph, Thomas, dan lain sebagainya, agar terkesan bahwa yang non-muslim pun mendukung gerakan mereka. Yang jelas, mereka sudah dipersiapkan sejak dini untuk membentuk opini publik dan menyebarkan misi khusus bahwa RUU Porno tersebut adalah 'obat mujarab' buat bangsa Indonesia dan layak untuk didukung. Mereka, para kader PKS, berupaya keras untuk menangkal siapa saja yang anti RUU Porno, khususnya di milis-milis. Bahkan mereka kerap main keroyokan - contohnya pernah terjadi di milis JURNALISME. Tapi apa lacur? Serangan bertubi-tubi membuat mereka kewalahan sendiri, dan selalu kalah dalam berargumentasi. Yah, mereka akhirnya cuma bisa gigit jari. Apalagi aksi yang dicanangkan para budayawan, aktivis, rohaniawan, seniman dan kalangan pendidik yang kerap menuliskan opininya di berbagai media massa untuk menolak RUU Anti Porno. Belum lagi aksi-aksi damai di jalanan dan pentas-pentas seni yang digelar di berbagai kota untuk menentang RUU tersebut. Tentu saja para kader PKS cuma bisa terbengong-bengong. Kebanyakan dari mereka cuma bermodal dakwah ala harakah yang pakemnya sudah diprogram dengan cuci otak. Muatannya tak jauh dari tema andalan mereka: Jauhi Yahudi! Babat kapitalisme! Waspadai komunisme! Cekal para atheis! Hancurkan patung-patung berhala! Ganyang kristenisasi! Ambrukkan Barat! Gantung para pelacur! Jilbabi ABG ber-u-can-see! Cewek berkaos ketat itu setan! Basmi kaum homo dan lesbian! Jadikan Bali sebagai Daerah Khusus Pornografi! Seolah hanya mereka yang terbaik di muka Bumi ini dengan seenak udelnya menghakimi orang lain yang berbeda dengan kemauan dan kepercayaan kelompok mereka. Sungguh fasis dan amat berbau Taliban, bukan? Sayangnya, kebanyakan dari mereka - walau bergelar sarjana - tak punya kemampuan menulis dengan bernas. Mereka juga kebanyakan anti pada unsur-unsur seni budaya sesuai aliran yang mereka anut. Karena itukah mereka jadi radikal? Kalau mereka mencoba menuliskan opini, pasti 'garing' maknanya. Pasalnya, hanya budaya padang pasir yang mereka agung-agungkan, walau senyatanya kering kerontang. Bisa saja mereka kirim opini ke Republika, tapi soal dimuat atau tidaknya tentu saja tergantung redaksi. Kalau korannya jadi tak laku gara-gara isinya amburadul, siapa yang bertanggung jawab? Lagipula halaman koran amat terbatas. Di lain pihak mereka rajin menyebarkan berbagai kegombalan dan memutar balikkan fakta. Semisal: "Orang-orang yang tak setuju RUU APP itu tergolong kaum kafir. Mereka antek-anteknya Barat dan agen kapitalis global yang ingin merusak negeri ini melalui pornografi." Siapa sih yang setuju maraknya pornografi di negeri ini? Gunakan KUHP dan berdayakan penegak hukum! Belum lagi sikap FPI yang siap pasang badan dengan ancaman akan men-sweeping anggota DPR yang anti RUU Porno. "Kami sudah siap dengan amunisi untuk menghadapi anggota DPR yang menolak RUU APP ini. Tapi, ternyata mereka tidak muncul," kata Habib Rizieq yang pentolan FPI kepada harian INDO.POS. Berikut komentar seorang aktivis pluralisme: "Pakaian setertutup apapun tak bakalan menjamin bahwa orang tersebut orang yang baik. Begitu juga orang yang berpakaian minim belum tentu berkepribadianburuk. Yang terpenting pada diri manusia adalah kepribadian dan pemikiran kita. Adanya RUU Porno ini seperti seseorang yang tengah melindungi pohon dari serangan babi kemudian si pemilik pohon memagarinya agar terhindar dari serangan gerombolan babi. Si babi dibiarkan terlepas bebas sedangkan pohonnya dipenjarakan." "Mereka telah mensosialisasikan RUU APP ini secara besar-besaran melalui mesjid-mesjid. Artinya mereka memanfaatkan agama demi goalnya RUU ini. Masyarakat awam yang sedang kesulitan dan tidak sempat lagi membaca bahkan mengkritisi draft RUU-nya tentu akan ambil mudahnya saja. Dengan hanya membaca judul RUU tersebut mereka pasti akan setuju. Siapa sih orang yang setuju pornografi? Pasti jarang kan. Itulah. RUU ini memang telah dipersiapkan dengan cerdik oleh mereka. Semuanya telah diperhitungkan." Disinyalir, bergulirnya RUU Porno tersebut ada kaitannya dengan 'perjanjian terselubung' antara SBY dan PKS, partai yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin tersebut yang mendukungnya kala pilpres lalu. Selain PKS, pihak-pihak yang terkait dengan rencana besar pendirian kekhalifahan Islam adalah pentolan-pentolan MUI, para petinggi Departemen Agama, MMI, FPI, Laskar Jundullah Islamiyah, Hizbut Tahrir dan lainnya. Akan berhasilkah misi mereka menebas leher Garuda Pancasila? Itu semua tergantung ketegasan SBY - JK untuk menyadarkan mereka, dan menindak tegas mereka yang berbuat kriminal dan juga mereka yang ingin menggilas Pancasila atas nama dogma-dogma. Wassalam, ReJa Pahlawan Bangsa e: [EMAIL PROTECTED] __________________________________________________________________________ From: "Wido Q Supraha" <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thu, 09 Mar 2006 11:08:31 +0700 Subject: [PKS] Surat Dukungan RUU APP Assalaamu 'alaykum ikhwah sekalian, Mohon bantuan antum untuk mengirimkan surat dukungan berkop, baik atas nama musholla/majelis ta'lim /organisasi massa, kepada Ketua Pansus, Bapak Balkan Kaplale, menuntut segera disahkannya RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi. Paling lambat 09/03/06 ke nomor fax 5715512. Demikian, mohon informasi ini segera disebar luaskan, mengingat aksi-aksi dari penolak RUU ini sudah sedemikian gencarnya, dan sistematis secara legal. Demikian, Jazakalloh, Wido Q Supraha Ketua DKM Al Barokah Gedung CYBER - Jakarta __________________________________________________________________________ Yosi Molina E-mail: [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 8 Mar 2006 20:57:13 -0800 (PST) Subject: [PKS] RUU-APP untuk Indonesia Bermartabat!!!! Sekarang media setiap hari menayang isu penolakan aktivis terhadap RUU-Anti Pornografi dan Pornoaksi. Seolah-olah suara mereka mewakili suara semua masyarakat. Ayo selamatkan Indonesia dari kerusakan....jika anda setuju dan mendukung RUU-APP, maka nyatakan sikap... Hadirilah Diskusi Publik "RUU APP untuk Indonesia Bermartabat" Ahad 12 Maret 2006 pukul 14 di Gedung Muhammadiyah Jln. Menteng Raya 62. Insyaallah hari Kamis 16 Maret 2006 di Mesjid Attin, jam 10.00 pagi. Nyatakan sikap dengan membubuhi tanda tangan. "Djakarta Public Society" __________________________________________________________________________ Karaengta E-mail: [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 9 Mar 2006 13:53:08 +0800 Subject: Re: [PKS] 'Sikapi RUU APP dengan Bijak' Salam Hormat, Justru persoalan kemiskinan, pengangguran dsb itu disebabkan oleh pejabat yg terlena oleh goyangan Inul, Anisa Bahar atau Tiara Lestari sehingga lupa akan nasib rakyatnya :-)....Tokh RUU APP ini tidak ada pasal yg menyebabkan disintegrasi suku bangsa maupun Agama, karena nilai2 yg dianut RUU APP merupakan nilai2 universal yang diterima oleh semua Manusia yg "Normal", yaitu Manusia yg ingat bahwa kita hanya khalifah di muka bumi ini. Jadi sebelum first thing first, kita be proactive dulu , kemudian begin in the end mind atau ingat akhir perjalanan adalah Akhirat yang kekal dan abadi dalam Ridho Allah SWT __________________________________________________________________________ --- In [EMAIL PROTECTED] "tri yudistira" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau kita tidak memulai dari yang kecil/sederhana 'n dimulai dari sekarang mau kapan lagi nunggu bangsa ini banyak masalahnya 'n hancur or apa ? moral itu merupakan basic dari suatu perubahan kalau moral orang indonesia sudah mulai kotor dengan korupsi,pornografi 'n hal yang mendukung akan terjadinya kemerosotan moral maka yah tinggal kita tunggu kehancuran negeri kita ini jadi tentukan sikap. "KALAU ANDA INGIN BANGSA INI BERSIH, KUAT 'N BERHASIL MAKA SALAH SATUNYA ADALAH DENGAN MENDUKUNG RUU APP, TAPI KALAU ANDA INGIN BANGSA INI HANCUR DENGAN SALAH SATUNYA TIDAK MENDUKUNG RUU APP DENGAN SEMUA ALASANNYA MAKA ANDA TERMASUK DARI ORANG YANG TURUT MENGHANCURKAN BANGSA INI" __________________________________________________________________________ Anton M. Suryawardhana E-mail: [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 09 Mar 2006 05:03:13 -0000 Subject: Re: [PKS] 'Sikapi RUU APP dengan Bijak' Sebagian yang menolak RUU APP itu juga sebetulnya anti pornografi. Saya cuma bilang sebagian, soalnya saya ngga tau yang sebagiannya lagi gimana dan jumlah tepatnya berapa.. Tapi bagaimana agar RUU APP --baik formalnya maupun semangatnya-- bisa diterima semua kalangan.. sekarang tantangannya itu.. artinya kita harus tahu "bagaimana" dan juga.. "kapan".. Peraturan, kalo ngga diterima semua kalangan, pasti deh ujungnya cuma dua hal: 1) peraturannya dilaksanakan tapi dianggap cerminan tirani (dan berpotensi memunculkan konflik lain yang mungkin malah lebih parah daripada moralitas itu sendiri) 2) peraturannya hanya berlaku di atas kertas Yang manapun itu kejadian, kalo saya, pasti bilangnya dakwah yang gagal.. Walisongo aja kan pake siasat untuk berdakwah, bukan main ultimatum: "Hayo pilih, kamu terima ajaran islam atau tidak.. kalau iya kamu beriman, kalo tidak maka kamu kafir masuk neraka.." Kalo kayak begitu model dakwah Wali Songo, mungkin muslimin di pulau jawa khususnya, hari ini, hanya keturunan mereka saja.. (ini cuma mungkin lho..). Itu pun tidak lalu berarti orang2 menolak islam, tapi bisa jadi cuma ngga suka sama caranya.. __________________________________________________________________________ Nurcahyo E-mail: [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 10 Mar 2006 10:00:20 +0700 Subject: [PKS] Ormas Islam Berikan Dukungan Kapan neh Ormas non Islam kasih dukungan ke RUU APP ya? Kalau media terus mengeskspos seolah-olah RUU APP ini hanya didukung oleh ormas Islam aja, tidak heran kalau di sebuah milis ada yg menyebut RUU APP ini RUU-nya Taliban. Weleh... Belum lagi cap yang diberikan kepada Harian Republika, harian yang terang2an mendukung RUU ini sebagai harian sektarian. Sangat tidak adil, ditengah gembar gembor demokratisasi dan kebebasan berekspresi, hanya karena mendukung RUU lalu mendapatkan cap seperti itu. Bagaimana dengan puluhan atau bahkan lebih banyak lagi media yg anti RUU ini (terang2an maupun malu2)..? Demokrasi memang tidak berlaku kalau sudah 'melawan' kepentingan 'mereka'. Padahal 'mereka' sendiri yang sering koar-koar pentingnya demokratisasi di segala bidang, termasuk kebebasan bekekspresi. Kebebasan berkespresi bagi 'mereka' hanya bisa dimiliki oleh 'mereka'. Kalau yang di luar 'mereka' punya pendapat lain, 'mereka' bilang sektarian, anti NKRI, picik, dll. __________________________________________________________________________ Jumat, 10 Mar 2006, Ormas Islam Berikan Dukungan JAKARTA - Maraknya penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP) membuat sejumlah ormas Islam geram. Kemarin, mereka ramai-ramai mendatangi Panitia Khusus (Pansus) RUU APP untuk memberikan dukungan. Beberapa ormas tersebut adalah Front Pembela Islam (FPI), Dewan Imamah Nusantara (DIN), Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), PP Aisiyah, Fatayat NU, Front Umat Islam, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muslimah Peduli Umat, Badan Pesantren Seluruh Indonesia, Salam Universitas se-Indonesia, dan Wanita Islam. Rombongan FPI dan DIN mendatangi Pansus RUU PA sekitar pukul 15.00. Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq dan Perwakilan DIN Abdurrahman Assegaf. Mereka ditemui Ketua Pansus RUU PA Balkan Kaplale. "Kami sudah siap dengan amunisi untuk menghadapi anggota DPR yang menolak RUU APP ini. Tapi, ternyata mereka tidak muncul," kata Habib kemarin. Dalam statemennya, FPI meminta agar masukan, kritik, dan protes terhadap RUU APP yang berasal dari pebisnis porno harus diabaikan. FPI juga menyoroti keberatan atas RUU APP dengan alasan budaya dan adat istiadat suatu masyarakat tertentu. Menurut FPI, alasan tersebut harus ditolak karena sudah ada pengecualian dalam RUU APP. "Keberatan segelintir orang terhadap RUU APP dengan alasan devisa negara juga harus ditolak. Apalagi, alasan demi penghormatan terhadap turis asing," tegasnya. Sebelumnya, belasan ormas Islam juga menemui Balkan Kaplale. Mereka mendukung pansus agar tidak gentar dengan gerakan penolakan RUU APP yang marak. Balkan mengakui, saat ini pihaknya mendapat tekanan dari banyak pihak karena RUU APP ini. "Saya terharu mendapat dukungan dari ormas-ormas Islam," kata Balkan. Seperti diketahui, gerakan penolakan RUU APP makin menguat. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri menyatakan menolak RUU APP itu. Begitu juga dengan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung serta istri Gus Dur, Sinta Nuriyah. Di Bali, penolakan lebih keras lagi. Begitu juga dengan sebagian artis, model, dan perancang busana yang menggelar aksi saat peringatan Hari Perempuan Sedunia. (tom) http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=215514 __________________________________________________________________________ --------------------------------- Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/