Saya kira di Indonesia tidak ada yg lebih merusak daripada POLIGAMI yg
tidak bertanggung jawab.  Main kawin cerai tidak karuan dan semua
dilakukan atas nama agama dan dianggap tidak bertentangan dengan agama.

Karena tidak ada tanggung jawab seorang ayah atas keutuhan keluarga
maka keluarga tidak utuh dan di sini mulai rusaknya suatu nilai2 moral
masyarakat.

Yang ketujuh yg Anda sebut itu bagi relatif minor dibandingkan dg
penyebab utama ini.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "agussyafii" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> 7 Faktor Kehancuran Keluarga
> 
> Di dalam rumah tangga selalu memiliki rintangan dan penyebab
> kehancuran, dalam pandangan Psikofitrah ada 7 penyebab kehancuran
> keluarga. Kehancuran keluarga ditengah masyarakat berarti juga
> kehancuran satu bangsa sebab keluarga adalah cermin dari satu bangsa.
> 
> 1. Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun,
> magic dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja
> membuat langkah hidup tidak rationil, tetapi juga bisa menyesatkan
> pada bencana yang fatal.
> 
> 2. Makanan yang tidak halalan thayyiba. Menurut hadis Nabi, sepotong
> daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung
> mendorong pada perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min al
> haram ahaqqu ila an nar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil,
> pakaian dan lain-lainnya.
> 
> 3. Kemewahan. Menurut al Qur'an, kehancuran suatu bangsa dimulai
> dengan kecenderungan hidup mewah, mutrafin (Q/17:16), sebaliknya
> kesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran. Keluarga yang memiliki
> pola hidup mewah mudah terjerumus pada keserakahan dan perilaku
> manyimpang yang ujungnya menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.
> 
> 4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WIL
> dan PIL). Oleh karena itu suami atau isteri harus menjauhi "berduaan"
> dengan yang bukan muhrim, sebab meskipun pada mulanya tidak ada maksud
> apa-apa atau bahkan bermaksud baik, tetapi suasana psikologis
> "berduaan" akan dapat menggiring pada perselingkuhan.
> 
> 5. Kebodohan. Kebodohan ada yang bersifat  matematis, logis dan ada
> juga kebodohan sosial. Pertimbangan hidup tidak selamanya matematis
> dan logis, tetapi juga ada pertimbangan logika sosial dan matematika
> sosial.
> 
> 6. Akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi
> penggerak tingkah laku. Orang yang kualitas batinnya rendah mudah
> terjerumus pada perilaku rendah yang sangat merugikan.
> 
> 7. Jauh dari agama. Agama dalah tuntunan hidup. Orang yang mematuhi
> agama meski tidak pandai, dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpang
> terlalu jauh dari rel kebenaran. Orang yang jauh dari agama mudah
> tertipu oleh sesuatu yang seakan-akan "menjanjikan" padahal palsu.
> 
> 
> 
> Wassalam,
> Agussyafii
> 
> ============================================
> Silahkan kirimkan komentar anda tentang tulisan ini di
> http://agussyafii.blogspot.com Atau di sms 0888 176 48 72
> ============================================
>


Kirim email ke