Iya, itu kalau kita ber-empati dari sudut pandang Kristen.
Disalib atau tidak, pengalaman humility adalah puncak kenabian Isa.
Disalib adalah pengalaman tersendiri, yaitu Nabi yang disalib
bersama penjahat lainnya. Nggak disalibya gossipnya tetep saja
disalib. Ingat, nabi Isa hidup pada
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dengan harapan agama bukan saja bisa menari dan berdendang bersama
imajinasi liar manusia. Agama mungkin akan membantu manusia
memahami
imajinasi ilahi, memberi jalan untuk mewujudkan aspirasi tinggi
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri [EMAIL PROTECTED]
wrote:
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dengan harapan agama bukan saja bisa menari dan berdendang
bersama
imajinasi liar manusia. Agama mungkin akan membantu manusia
Imagination adalah suatu berkah atau sarana untuk memahami atau
mencapai atau menerobos sesuatu.
Ukuran agama pada akhirnya bukan imajinasi, karena itu cuma sarana.
Agama adalah pengalaman dalam bentuk kerendahan hati (humility).
Dan humility itu adalah pengalaman manusia yang masih jauuuh
Kalau menghubungkan puncak humility dengan gambaran Yesus yang
menyerah disalib ini tentunya kita harus berfikir pada konteks iman
Kristen itu sendiri dong ya mbak?
Soalnya kan kalau dalam konteks Islam, Yesus itu tidak pernah
disalib??? Jadi tak ada pengalaman dalam bentuk humility, kalo