Refleksi:  Apa yang dilukiskan dalam artikel dibawah ini adalah  sebahagian  
kecil gambar  tentang politik pelayanan kesehatan NKRI yang mendisikriminasi 
rakyat lapisan bawah, kaum kurang berada atau lebih tepat lagi miskin. Bila 
Anda setuju dengan politik demikian yang dijalankan selama ini,  puja pujilah 
para penguasa! Teriaklah sekeras-kerasnya "dirgahayu NKRI! Tetapi,  kalau Anda 
menghendaki adanya perubahan yang senonoh bagi kepentingan umum, maka tentu 
harus ada solusi terbaiknya.  Bagimana  dan apa solusi yang dikehendaki?

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=2436

2008-12-13 
Si Miskin yang Sakit Dipersulit Divonis Tumor Batang Otak



Tubuh mungil Nisrina Aini Janita (4) tergolek lemah di ruang Kantil, RS Anak 
dan Ibu, Harapan Kita, Jakarta. Dia tak lagi lincah menari dan menyanyikan. 
Sudah dua pekan, tubuh Nisrina tak lagi bisa berdiri sempurna setelah mengalami 
tumor batang otak. 

Marsel (37) dan Yenny (35), pasangan orangtua Aini, kerap tampak bingung dan 
tertekan. Aini divonis tumor di batang otak bagian kiri yang terus menekan 
syarafnya. Pasangan Marsel dan Yenny juga dihadapkan pada kenyataan biaya 
pengobatan yang tergolong mahal. 

Perjuangan Marsel dan Yenny ternyata terganjal di Puskesmas. Warga Medang 
Padegangan Kabupaten Tangerang itu sulit mendapatkan pelayanan asuransi 
kesehatan untuk keluarga miskin (Askeskin). Setelah akhirnya tembus, plafon 
asuransinya terbatas. Jika melebihi kuota, itu keluarga harus membayar 
kekurangannya. Padahal ayah Aini, Marsel hanya bekerja sebagai penjaga toko 
gorden yang bergaji tak lebih dari Rp 500.000 sebulan dan ibunya hanya ibu 
rumah tangga biasa. 

Untuk menutupi biaya pengobatan berobat Aini sebelum Askeskin keluar, keluarga 
ini mendapat bantuan tetangga dan kerabat. Aini mengalami kejang di leher pada 
Rabu (26/11) lalu. Karena tak punya uang, oleh sang ibu, Aini hanya dibawa ke 
tukang urut. Upaya ini tak membuahkan hasil. Keesokan hari, leher putri semata 
wayang itu kaku jika berjalan harus dengan kepala miring. 

Penderitaan Aini terus bertambah tiap hari. Tak hanya leher, kaki dan tangan 
juga menjadi melengkung dengan sendirinya dan sulit untuk diluruskan. Pada hari 
Minggu nya, tubuh Aini mengalami panas. Marsel dan Yenny lagi-lagi hanya mampu 
memberikan obat penurun panas. Namun, kondisi Aini melemah. Untuk memegang 
sepotong kue saja, dia sudah tak sanggup, karena semua benda yang ringan 
sekalipun seperti selembar kertas, selalu terlepas dari tangannya. 

Melihat perkembangan Aini, Marsel dan Ayenny membawanya ke bidan posyandu 
sepekan kemudian. Oleh bidan, Aini disarankan dibawa ke dokter spesialias anak. 

Menurut bidan dia akan membantu mengurus Askeskin karena mengetahui dari 
keluaga tak mampu Dengan biaya patungan dari kerabatnya, Aini besoknya dibawa 
ke dokter anak di Gading Serpong. Dokter yang bersangkutan sempat kaget dan 
mendiagnosa Aini terkena virus syaraf otak. 

Dokter menyarankan dibawa ke RS Honoris Tangerang karena harus segera 
ditangani. Penyakit Aini bisa berakibat lumpuh jika tak segera mendapat 
pengobatan. Dokter juga menyarankan CT Scan dan periksa darah. Selama 
pemeriksaan di rumah sakit, dokter tersebut membebaskan biaya dokter. [SP/Dewi 
Gustiana


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke