Soal Penutupan Gereja, Ada yang Ingin Kacaukan Suasana, Intensifkan Dialog antar Umat BeragamaPublikasi: 09/09/2005 16:57 WIB eramuslim - Kabar penutupan gereja, tiba-tiba saja mencuat kembali beberapa minggu belakangan ini, yang berujung pada tuntutan agar Surat Keputusan Bersama (SKB) Dua Menteri, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, ditinjau kembali. Meski bukan isu baru, kabar penutupan sejumlah gereja ini sempat memanas, karena beredarnya informasi yang disebar melalui SMS, bahwa penutupan itu dilakukan dengan paksa dan menggunakan cara-cara kekerasan.
Namun semua kabar miring itu dibantah langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Sutanto pada acara silaturahmi dengan pimpinan ormas keagamaan yang digagas PP Muhammdiyah di Jakarta, Selasa (6/9/05) kemarin. Kapolri menduga, isu-isu bahwa terjadi kekerasan dan paksaan dalam kasus penutupan sejumlah gereja, sengaja disebarkan oleh pihak yang ingin mengacaukan situasi keamanan dengan memanfaatkan isu agama. Sampai sejauh mana kebenaran isu ini dan benarkah umat Kristen sudah diperlakukan tidak adil dengan adanya SKB Dua Menteri itu? Siapa yang Memancing di Air Keruh? Isu agama menjadi isu yang sensitif, apalagi di negara yang penduduknya terdiri dari beragam penganut agama seperti di Indonesia. Di tengah sejumlah persoalan yang kini tengah dihadapi bangsa ini, mulai dari kenaikan BBM dan ancaman kenaikan harga-harga, isu agama bisa menjadi penyulut yang bisa membakar amarah massa sehingga terjadi kekacauan. Begitu juga dengan kasus penutupan gereja. Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengungkapkan, pihaknya sudah mencium kemungkinan ada yang ingin memancing di air keruh dalam kasus tersebut. "Sinyalnya memang sudah ada dan Polri kini sedang mendalami," kata Sutanto dalam kesempatan silaturahmi hari Selasa kemarin. Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Pesatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Nathan Setiabudi. Pada eramuslim Nathan mengungkapkan, dia punya dugaan kuat ada pihak yang ingin mengadu domba. "Ini bukan masalah agama. Bukan masalah Islam dan Kristen. Ini masalah politik yang memanfaatkan isu penutupan gereja. Menurut saya ada yang bermain. Ketika harga-harga naik dan pemerintah dalam keadaan yang sulit," duga Nathan. Namun ia tidak merinci lebih jauh siapa kira-kira pihak yang 'bermain' itu. Nathan sendiri, membantah ada tindakan anarkis dalam penutupan sejumlah gereja seperti kabar yang beredar di masyarakat. Menurutnya, PGI kini sedang mendata dan mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Sementara itu, salah satu ketua MUI, Kholil Ridwan, tidak banyak berkomentar ketika ditanya soal kemungkinan adanya pihak yang ingin memanfaatkan situasi itu. "Ada analisis yang mengatakan, ada pihak ketiga yang mencari-cari apa kira-kira yang bisa membuat situasi kacau kemudian chaos. Misalnya untuk mengalihkan upaya aparat kepolisian memberantas judi dan preman. Boleh jadi seperti itu," katanya pendek. Jika memang benar ada pihak ketiga yang ingin memancing di air keruh, maka tugas kepolisian untuk segera mengungkap siapa pihak ketiga itu, sebelum situasi menjadi kacau. Dialog antar Umat Beragama Belum Maksimal Berkaitan dengan kasus penutupan gereja, Kholil Ridwan lebih menyoroti masalah dialog antar umat beragama yang menurutnya belum maksimal. Dalam arti, setiap kesepakatan yang dihasilkan dari dialog tersebut, belum benar-benar dijalankan. "Ketika dialog ngomongnya baik, fair dan adil. Tapi di belakang, pelanggaran jalan terus," kata Kholil. Menurutnya umat Islam di daerah minoritas seperti di Flores, Pulau Samosir dan Menado, juga kerap menghadapi kesulitan jika ingin mendirikan masjid, mereka juga harus minta izin. Sehingga menurut Kholil, sangat tidak relevan kalau ada pihak yang minta SKB Dua Menteri dicabut. "Inti SKB yang menyangkut pembangunan gereja hanya 'sampingan' saja. Karena inti sebenarnya adalah adanya keinginan untuk menda'wahkan agama ke agama orang lain," kata Kholil. "Sekarang logika awamnya gini ya, ada SKB aja mereka melanggar. Bagaimana kalau tidak ada SKB, mereka akan melanggar dengan segala macam cara. Kemarin saya sampaikan bagaimana arogansi mereka dalam da'wah agama mereka, dengan menggunakan hipnotis, penculikan, mengirim jin Kristen dan sebagainya. Nah, ada SKB saja mereka begitu apalagi enggak ada SKB," tegas Kholil. Ketua PGI Nathan Setiabudi juga mengakui, dialog antar umat beragama masih harus lebih diintensifkan. Namun ia menolak kalau dikatakan, dialog yang selama ini sudah dilakukan menemui kemandegan. Ia berharap ada dialog yang lebih terbuka antara umat Islam dan Kristen, aparat pemerintah maupun aparat keamanan. "Kami memahami dan terbuka, memang ada yang memerlukan SKB itu. Yang penting kita jangan saling berhadap-hadapan seputar SKB, tapi duduk bersama dan masing-masing pihak membicarakan masalahnya," kata Nathan, yang mengklaim ada sekitar 1.000 gereja yang langsung maupun tidak langsung terkena dampak SKB itu, sejak diberlakukan sejak 36 tahun lalu. "Yang dibutuhkan adalah, orang bisa beribadah dengan tenang. Kalau tempatnya melanggar hukum, ya ... diproses secara hukum. Jangan ditakut-takuti, dipaksa atau diintimidasi, " tambah Nathan yang berharap umatnya tidak terpancing dengan persoalan ini. Di sisi lain, mayoritas pemuka-pemuka agama Islam menegaskan SKB Dua Menteri itu seharusnya ditingkatkan menjadi undang-undang, bukan malah dicabut. "Peningkatan SKB Dua Menteri menjadi undang-undang, bisa menjadi semacam Religius Act, namanya menjadi Undang-Undang Hubungan Antar Umat Beragama misalnya," kata Kholil. Kholil menceritakan pengalamannya berkunjung ke sejumlah negara yang mayoritas penduduknya non Muslim. "Saya sering ke Eropa, Inggris, Belanda, Jerman. Di sana, gereja dijadiin masjid, enggak ada masalah. Kenapa? Karena prosedural. Umat Islam di sana mengubah gereja menjadi masjid secara prosedural. Gereja itu kosong, dijual dan dibeli oleh umat Islam. Karena ingin bangunan itu dijadikan rumah ibadah, dijadikanlah masjid," kisahnya. Di Inggris, menurut Kholil, ada 20 gereja yang sudah berubah jadi masjid. Begitu juga di Australia, New Zealand, apalagi di AS. Masjid di sana tumbuh pesat dan tidak ada masalah. Ia sepakat bahwa dialog antar umat beragama harus lebih sering dilakukan. "Kalau mau maksimal, masing-masing pihak harus sama-sama menaati aturan yang sudah berlaku," katanya. (ln) __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/