Bapak Chodjim, Apakah Bapak yakin Buya Hamka itu sufi? Atau hanya claim dari Pak Chodjim. Buya Hamka insya Allah zuhud tapi nggak berarti dia itu sufi kan? Untuk Azumardi Azra, bukankah dia dedengkotnya liberalisme, yang ikut menyingkirkan dosennya karena nggak sepaham? Kalau nggak salah sekarang beliau yang disingkirkan mengajar di IAIN Bandung. Itukah sufi Pak?
[EMAIL PROTECTED] menulis: Hahaha.... Mas Paijo, Paijo... Bagaimana saya harus belajar terbang atau ilmu yang nggak mempan senjata? Nggak ada waktu untuk belajar negituan, Mas. Setiap hari saya ini (Senin - Jumat) bekerja di perusahaan asing. Mulai Jumat malam hingga hari Minggu mengisi pengajian di berbagai jamaah. Malam-malam kalau tidak lelah menulis tafsir Alquran. Silakan membaca tafsir Surah Alfalaq kalau mau mengetahui hal-hal yang terkait kesaktian. Dan, tafsir ini sudah menghasilkan seorang sarjana UIN Sunan Kalijaga. Ia menulis skripsinya tentang pengkajian tafsir Surah Alfalaq yang saya tulis tersebut. Mas Bejo Paijo, jangan membiasakan diri dengan menggeneralisasi sesuatu. Jika didaerah Mas Bejo ada sufi identik dengan ilmu klenik, maka banyak juga orang-orang Islam yang berperilaku ateis atau komunis. Tapi, kita kan tidak bisa menyamakan Islam dengan ateis hanya karena ada yang identik? Terus, bagaimana mungkin sampeyan bilang anti sufi tapi nggak anti Islam? Itu bisa "nonsense, lho Mas. Kalau sampeyan anti sufi, itu artinya anti Buya hamka yang mengapresiasi dan hidup sufistik itu. Sampeyan juga anti banyak rektor IAIN/UIN yang kebanyakan sufistik itu. Banyak kiai yang amat kental kesufiannya. Banyak imam madzhab yang amat kental kesufiannya. Bahkan Imam Ghazali pun merupakan tokoh sufi dari sunni. Lho, kalau sampeyan membenarkan anti sufi, apa nggak sama saja dengan menyatakan sampeyan anti tokoh-toko Islam tersebut? Lalu, kalau Nabi Muhammad saw tidak pernah memberi contoh makan pizza, hoka-hoka, mc donald, kita akan haram jika memakannya? Jika Nabi tak pernah memberi contoh untuk belajar fisika, kimia, dls , lalau kita yang Islam haram belajar ilmu-ilmu itu? Banyak belajar Islam lagi, Mas Bejo. Nanti, siapa tahu bisa menulis buku tafsir berbarengan. :) Allahummaj'al huda 'ala Bejo. -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Bejo Paijo Sent: Monday, December 05, 2005 2:35 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Balasan: RE: Balasan: RE: [wanita-muslimah] Re: Akal VS Wahyu was Aku Cermin, Engkaulah "Mentari". Borok Sufi Bapak chodjim benar tapi juga nggak benar. Maaf lho, mungkin saya anti sufi itu benar Pak, tapi saya nggak anti Islam. Di daerah saya Pak, sufi itu identik dengan ilmu magic, yang sangat banyak mengelabui orang. Mereka diajarkan bacaan-bacaan yang itu nggak dicontohkan Nabi SAW dengan pengharapan mereka bisa terbang, nggak mempan senjata. Maaf niiih, apa Pak Chodjim juga begitu?.... [EMAIL PROTECTED] menulis: Saudara Bejo ini anti sufi! Dan, umumnya orang yang anti sufi itu sebenarnya anti Islam. Mudah-mudahan Bejo ini orang Islam yang baru belajar Islam sehingga belum tahu Islam lebih banyak. Lha, mosok orang-orang Islam yang belajar Islam dari kecil, menelaah Islam dari sumber pokok dan sampingannya lalau menjadi orang sufi, lalu disebut bukan orang Islam. Tasawuf itu mencengangkan dunia. Sehingga, orang-orang Barat yang kalah pamor dengan perkembangan tasawuf di Barat, lantas mencap bahwa "tasawuf" bukan Islam tapi berasal dari agama Buddha, Kristen atau Yahudi. Ya, tentu saja ditertawakan orang. Wong agama di luar agama Islam itu tak ada yang mengerti tasawuf. Merdekanya Tunisia, Maroko, Aljazair, Libia dll itu atas jasa para tarekat tasawufnya. Cobalah baca sejarah mereka. Islam masuk Indonesia mula-mula atas jasa para sufi, dan bukti untuk itu banyak sekali. Karena orang sufi itu suka kesederhanaan, maka masjid-masjid lama di Indonesia ini bercorak tasawuf semua. Tak ada kubah atau dinding yang berhiaskan kaligrafi pada masjid-masjid tua di Indonesia. Bagaimana to den Bejo, koq tasawuf disebut bukan Islam? Saya ini sudah menulis 4 buah tafsir Alquran yang notabene banyak nuansa tasawufnya. Lha, mosok disamakan dengan "bukan orang Islam. Ajzumardi Azra yang rektor UIN Syahid dan banyak lagi rektor UIN di Indonesia yang kental nuansa tasawufnya, mosok bukan Islam. Dus, den Bejo, kalau belajar Islam jangan belajar dari buku yang isinya kritik sana-sini, kelompok sana sesat, kelompok sini sesat, atau buku yang isinya menyatakan sesat semua aliran. Kalau saudara belajar dari buku-buku semacam ini, maka saudara tidak pernah belajar agama islam itu sendiri. Saudara Bejo hanya belajar tentang "kritik" terhadap pemeluk Islam. Sungguh salah besar bila "Tasawuf merupakan gerakan berpola pikir filsafat klasik yang mengekor kepada para filosof dan ahli syair Romawi, India dan Persia". Tasawuf itu tidak bergerak di bidang filsafat Mas, tapi bergerak di bidang akhlak atau "ihsan". Jika kita mengenal, "Islam, Iman, dan Ihsan", maka kaum tasawuf itu lebih fokus ke "ihsan". Piye toh mas? chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Bejo Paijo Sent: Wednesday, November 30, 2005 9:40 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Balasan: RE: [wanita-muslimah] Re: Akal VS Wahyu was Aku Cermin, Engkaulah "Mentari". Borok Sufi BOROK-BOROK SUFI Tasawuf merupakan gerakan berpola pikir filsafat klasik yang mengekor kepada para filosof dan ahli syair Romawi, India dan Persia. Namun, dalam hal ini, kita akan membatasi kajian masalah sufi dengan berkedok Islam. Kedok Islam ini dikenakan sebagai upaya menutupi hakikatnya. Maka barangsiapa yang meneliti dan mengamati gerak-geriknya, niscaya akan berkesimpulan, bahwa sufi bukan Islam. Baik menyangkut aqidah, perilaku dan pendidikan. MENGENAL BEBERAPA KEYAKINAN SUFI Sesungguhnya para penguasa sufi telah berusaha memelihara keyakinan-keyakinan tasawuf, yakni dengan merancukan dan menghapuskan ayat-ayat Al-Kitab Al-Karim. Membolak-balik, serta merubah pemahaman Sunnah An-Nabawiyah yang telah suci. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menakdirkan untuk agama ini, orang-orang yang memperbaharui agama-Nya. Yakni, dengan membersihkan Islam dari bermacam aqidah dan filsafat yang mengalir dalam benak manusia akibat pengaruh pola pikir keberhalaan. Maka, diungkaplah borok-borok mereka, dipilah perkataan mereka serta diterangkan kebohongannya. Metoda mereka pun dibuyarkan dengan menelaah kitab-kitab induk sufi. Berikut secara ringkas ditampilkan keyakinan-keyakinan mereka. Ilmu Laduni Istilah ini dikaitkan kepada firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala tentang nabi Khidir: "Wa 'allamnaahu min Ladunnii 'ilmaan" "...Dan Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.". (Al-Kahfi : 65). Yang dimaksud dengan ayat di atas, menurut mereka, adalah disingkapnya alam gaib bagi mereka. Caranya, dengan kasyaf (penyingkapan), tajliyat (penampakan) serta melakukan kontak langsung dengan Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. 1) Mereka berdalil dengan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Dan bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan mengganjari kepada kalian semua". (Al-Baqarah : 282). Pemikiran ilmu laduni dipelopori oleh Hisyam Ibnu Al-Hakam (wafat 199H), seorang penganut Syi'ah yang mahir ilmu kalam. Ia berasal dari Kufah. 2) Orang-orang sufi, dalam rangka merealisir ajarannya, menempuh beberapa jalan. Jalan terpenting itu, diantaranya : Menjauhkan diri dari menuntut ilmu syar'i. Dikatakan oleh Al-Junaid, seorang pentolan sufi, "Yang paling aku sukai pada seorang pemula, bila tak ingin berubah keadaannya, hendaknya jangan menyibukkan hatinya dengan tiga perkara berikut : mencari penghidupan, menimba ilmu (hadits) dan menikah. Dan yang lebih aku sukai lagi, pada penganut sufi, tidak membaca dan menulis. Karena hal itu hanya akan menyita perhatiannya". 3) Demikian pula yang dikatakan Abu Sulaiman Ad-Darani, "Jika seseorang menimba ilmu (hadits), bepergian untuk mencari penghidupan, atau menikah, sungguh ia telah condong kepada dunia". 4) Menghancurkan sanad-sanad hadits dan menshahihkan hadits-hadits dha'if (lemah), munkar dan maudhu' (palsu) dengan cara kasyaf. Sebagaimana dikatakan Abu Yazid Al-Busthami, "Kalian mengambil ilmu dari mayat ke mayat. Sedang kami mengambil ilmu dari yang Maha Hidup dan tidak pernah mati. Hal itu seperti yang telah disampaikan para pemimpin kami : "Telah mengabarkan pada aku hatiku dari Rabbku". Sedang kalian (maksudnya, kalangan Ahlu Al-hadits) mengatakan : "Telah mengabarkan kepada kami Fulan". Padahal, bila ditanya dimana dia (si Fulan tersebut) ?. Tentu akan dijawab : "Ia (Fulan, yakni yang meriwayatkan ilmu atau hadits tersebut) telah meninggal". "(Kemudian) dari Fulan (lagi)". Padahal, bila ditanyakan dimana dia (Fulan tadi)? Tentu akan dijawab : "Ia telah meninggal". 5) Dikatakan pula oleh Ibnu Arabi, "Ulama Tulisan mengambil peninggalan dari salaf (orang-orang terdahulu) hingga hari kiamat. Itulah yang menjauhkan atau menjadikan timbulnya jarak antara nasab mereka. Seda! ng para wali mengambil ilmu dari Allah (secara langsung -peny). Yakni, dengan cara Ia (Allah) mengilhamkan ke dalam hati para wali". 6) Dikatakan oleh Asy-Sya'rani, "Berkenan dengan hadits-hadits. Walaupun cacat menurut para ulama ilmu hadits, tapi tetap shahih menurut ulama ilmu kasyaf". 7) Menganggap menimba ilmu (hadits) sebagai perbuatan aib dan merupakan jalan menuju kemaksiatan serta kesalahan. Ibnu Al-Jauzi menukil, bahwa ada seorang syaikh sufi melihat seorang murid membawa papan tulis (baca : buku), maka dikatakannya kepada murid tersebut : "Sembunyikan auratmu". 8) Bahkan, mereka saling mewariskan sebagian pameo-pameo yang bertendensi menjauhkan peninggalan salaf, umpamanya : Barang siapa gurunya kitab, maka salahnya lebih banyak dari benarnya. Sanggahan terhadap pernyataan-pernyataan sebagaimana diungkap di atas : Pertama Barangsiapa berkeyakinan, bahwa dengan kemampuannya dapat berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti keadaan nabi Khidir dengan nabi Musa, maka ia telah kafir berdasarkan ijma' para ulama kaum muslimin. Karena, nabi Musa tidaklah diutus kepada nabi Khidir, dan tidak pula nabi Khidir diperintahkan untuk mengikuti nabi Musa. Padahal Allah telah menjadikan masing-masing nabi mempunyai jalan dan minhaj yang berbeda-beda. Dan peristiwa yang demikian itu, berulang kali terjadi sebelum beliau diutus sebagai nabi. Seperti, sezamannya nabi Luth dengan nabi Ibrahim, nabi Yahya dengan nabi Isa. Sesungguhnya para nabi tersebut dibangkitkan untuk kaumnya saja, sedangkan Muhammad shalallallahu 'alaihi wa sallam dibangkitkan untuk seluruh manusia hingga hari kiamat. Telah bersabda Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Adalah para nabi diutus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim). "Artinya : Tidak seorang pun dari umat ini yang mendengar tentangku, baik Yahudi atau Nashrani, kemudian tidak beriman kepadaku, melainkan akan dimasukkan ke neraka" (Hadits Shahih Riwayat Muslim I/93). Aqidah semacam ini merupakan asasnya Islam, berdasarkan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Tidaklah engkau Kami utus kecuali untuk seluruh manusia, sebagai pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan". (Saba' : 28). Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Katakanlah, wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua". (Al-A'raf : 157). Dan siapa saja yang 'alim, baik jin maupun manusia, diperintahkan untuk mengikuti rasul yang ummi ini. Maka barangsiapa yang mengaku bahwa dengan kemampuannya dapat keluar dari minhaj dan petunjuk nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ke minhaj lainnya, walaupun minhaj Isa, Musa, Ibrahim, maka dia sesat dan menyesatkan. Telah bersabda Shalallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Seandainya Musa turun, lalu kalian semua mengikutinya dan meninggalkan aku, maka sungguh sesatlah kalian. Aku adalah bagian kalian, dan kalian adalah bagian dari umat-umat yang ada". (Riwayat Baihaqi dalam Syu'abu al-Iman, dan lihat pula dalam Irwa'al-Ghalil karangan Al-Bani hal. 1588). Adapun keyakinan orang-orang sufi bahwa nabi Khidir masih tetap hidup, selalu berhubungan dengan mereka, mengajarkan kepada mereka ilmu yang diajarkan Allah kepadanya, seperti nama-nama Allah yang Agung, hal ini merupakan dusta dan mengada-ada. Karena menyelesihi Al-Qur'an secara nyata : "Artinya : Dan tidaklah kami jadikan seorang manusia pun sebelummu abadi". (Al-Anbiya' : 34). "Artinya : Tidak ada satu jiwa pun yang bernafas pada hari ini yang datang dari zaman seratus tahun sebelumnya, sedangkan dia saat sekarang ini masih hidup". (Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidzi dari Jabir). Hadits-hadits yang menerangkan masih hidupnya nabi Khidir semuanya maudhu' (palsu) menurut kesepakatan seluruh ulama hadits. 9) Kedua Adapun hujjah mereka dengan firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Dan bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu (ilmu)". (Al-Baqarah : 282). Hal itu bukanlah hujjah, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan pemahaman ayat ini dan telah menentukan cara mencari ilmu yang disyari'atkan dan diwajibkan atas setiap muslim. Seperti sabdanya Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Sesungguhnya ilmu itu (diperoleh) dengan cara belajar". (Hadits Riwayat Daruquthni dalam Al-Ifrad wa al-Khatib dalam tarikhnya dari Abu Hurairah dan Abu Darda'. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 342). Kata innama (sesungguhnya) disini adalah untuk membatasi. Ketiga Perihal pendapat mereka yang menyatakan, bahwa mencari ilmu dengan cara belajar adalah jalan yang memayahkan, terlalu bertele-tele, dianggap condong kepada dunia serta menyita perhatian dan kesungguhan (walaupun telah tinggi dalam menuntut ilmu tadi), tetap dianggap tidak sempurna. Kecuali, bila ditempuh dengan cara kasyaf dan ilham. Berkenan dengan ilmu itu sendiri, termasuk tentunya dalam pengamalannya. Bahkan sebatas mencari ilmu semata. Berkata Ibnu Al-Jauzi, "Iblis menginginkan untuk menutup jalan tersebut dengan cara yang paling samar. Memang jelas bahwa yang dimaksud adalah mengamalkannya bukan sebatas mencari ilmu saja. Namun, dalam hal ini para penipu itu telah menyembunyikan masalah pengamalannya. 10) Dan tidaklah kasyaf yang mereka dakwahkan itu, kecuali hanya khayalan setan belaka. "Artinya : Maukah Aku khabarkan kepada kalian tentang kepada siapa setan turun ? (Setan) turun kepada setiap pendusta dan suka berbuat dosa. Mereka menghadapkan pendengarannya itu (kepada setan), dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta". (Asy-Syu'ara : 221-223). "Artinya : Tidaklah kamu melihat bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghusung mereka agar berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh ? Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksaan bagi mereka, karena sesungguhnya Kami hanya menghitung (hari siksaan) itu untuk mereka dengan perhitungan yang teliti. Ingat ketika hari Kami mengumpulkan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. Dan kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga". (Maryam : 83-86). Adapun pengakuan mereka, seperti pensyarah Al-Ushul katakan, bahwa kasyaf merupakan bagian dari iman yang benar. Dan maksud kasyaf adalah disingkapkannya sebagian yang tersembunyi, dan tidak tampak, mengetahui gerak-gerik jiwa dan niat serta kelemahan sebagian manusia. Kasyaf semacam inilah yang disebutkan dalam hadits syarif sebagai firasat seorang yang beriman. 11) Jadi bila ada perkataan mereka semacam ini : "Telah mengabarkan kepadaku hatiku dari Rabb-ku" tidak lain adalah perkataan khurafat. Keempat Sebagian mereka mengaku dapat melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam tidurnya, lalu mengajarkan kepadanya beberapa perkara dan memintanya untuk berbuat begini dan begitu. Seperti, kata Ibnu Arabi, "Sesungguhnya aku telah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam mimpi. Aku melihatnya saat sepuluh akhir di bulan Muharram 627H, di Mahrusah, Damsyiq. Saat itu di tangan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membawa kitab. Maka sabdanya kepadaku, 'Kitab ini adalah kitab Fushush Al-Hikam'. Ajarkan dan sebarkan kepada manusia agar bisa memetik manfa'at darinya. Kemudian aku katakan, Aku dengar dan taat kepada Allah, Rasul-Nya serta ulil amri diantara kita sebagaimana yang engkau perintahkan. Maka, aku pun berusaha merealisasikan cita-cita dan aku murnikan niatku serta kubulatkan tekad untuk mengajarkan kitab ini sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa mengurangi dan menambahinya". Bantahan terhadap pendapat di atas adalah sebagai berikut : Para Rasul tidak memerintahkan kemaksiatan apalagi kekufuran, seperti yang memenuhi kitab Fushush Al-Hikam. Seperti, mengkafirkan nabi Allah, Nuh (hal. 70-72), meyakini bahwa Fir'aun itu telah beriman (hal. 21), membenarkan pendirian Samiri dan perbuatannya dalam membuat patung (yang menimbulkan fitnah di kalangan bani Israil) hingga mengibadahinya (hal. 188). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyuruh menyelisihi syari'at. Sesungguhnya, ada yang mengatakan bahwa setan menampakkan diri dalam bentuk nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan Ibnu Arabi. Padahal mustahil hal itu bisa terjadi. Dia (Ibnu Arabi) telah tertipu dan terperdaya. Walau ia mengatakan yang demikian itu dengan niat baik dan prasangka bersih. Tetapi yang demikian itu mustahil, karena setan tidak akan mampu menyerupai nabi. Maka, bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Nabi yang ma'shum Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Artinya : Barangsiapa yang melihatku (dalam mimpinya) maka sesungguhnya akulah dia. Karena sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku". (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah, mempunyai penguat yang sangat banyak, sebagiannya Shahih diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Lihat Shahih Al-Jami' dan ziyadahnya V/293). Berdasarkan keterangan di atas, maka kita berkeyakinan bahwa Ibnu Arabi dan para pengikutnya adalah dajjal-dajjal Khurasan. Sedang perkataan-perkataan mereka dusta dan tidak mengandung kebenaran sama sekali. Footnote : 1. Ihya 'Ulummuddin, Al-Ghazali, I/19-20 dan III/26, cet. Istiqomah, Qahirah. 2. Minhaj As-Sunnah, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah, hal. 226 3. Quwat Al-Qulub, III/35 4. Al-Futuhat Al-Makkiyah, Ibnu Arabi, I/37. 5. Al-Kawakib Ad-Durriyah, hal. 226 dan Al-Futuhat Al-Makkiyah, I/365. 6. Al-Kawakib Ad-Durriyah, hal. 246 dan Rasail, Ibnu Arabi, hal.4. 7. Al-Mizan, I/28. 8. Tablis Iblis, hal. 370. 9. Al-Manar Al-Munif, Ibnu Qayim Al-Jauziyah. 10. Shaid Al-Khaathir, Ibnu Jauzi, I/144-146. 11. Syarah Al-Ushul Al-Isyrin, hal 27. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... === message truncated === __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/