mengutip dari eramuslim. ============================================= eramuslim - Cendekiawan Mesir Dr. Zaghlul an-Najjar menemukan bahwa Allah telah menurunkan lebih dari 1.000 ayat yang secara tegas berkaitan dengan tema mukjizat ilmiah. An-Najjar juga mengungkapkan, ada lebih dari 60 hadits Nabi saw telah berbicara tentang hakikat ilmiah di alam semesta ini.
Lebih lanjut an-Najjar, seperti dilansir situs Mishr al-'Arabiyyah, mendorong perlunya seorang Muslim dan Muslimah untuk mempelajari bagaimana mempertahankan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta para sahabatnya. Pasalnya, Nabi dan para sahabatnya itu merupakan kebenaran yang nyata. Cendekiawan Mesir itu juga menyatakan bahwa ketika para orientalis mengarahkan 'panah racun' mereka terhadap Al-Qur'an menemui kebuntuan, kini mereka pun membidik hadits-hadits Nabi, padahal sabda utusan Allah itu juga menurut Al-Qur'an merupakan kebenaran mutlak. Bahkan menurut an-Najjar, tak ada satu pun disiplin ilmu yang lebih teliti dan rumit seperti halnya ilmu hadits. Doktor Mesir yang juga anggota Dewan Otoritas Lembaga I'jaz Ilmi di Makkah Al-Mukarramah itu menambahkan, ada beberapa kalangan Yahudi, Kristen dan Muslim yang coba-coba meragukan otensitas hadits. Namun menurut an-Najjar, pada kenyataannya Al-Qur'an menyebut Muhamad itu sebagai seorang yang ma'shum (dijaga dari kekeliruan) dalam urusan agama dengan kebenaran yang mutlak. Dan itu kata an-Najjar, terdapat di banyak ayat Al-Qur’an. Masih kata an-Najjar, saat ini ada seorang yang bermukim di Amerika dan disokong oleh negara itu serta negara Zionis Israel, mendirikan sebuah televisi satelit, di mana semua program-programnya getol menyerang Al-Qur’an, Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Cendekiawan yang juga anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam di Mesir itu memberikan beberapa contoh dari hadits ilmiah itu yakni, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa merampas sejengkal dari tanah bumi ini, maka dia akan ditenggelamkan oleh tujuh tanah bumi ini." Padahal menurut an-Najjar, dalam Al-Qur’an hanya dikenal dengan ungkapan tujuh langit. Lalu sejumlah ilmuwan penasaran, dan mereka pun mengadakan penelitian serta pengeboran, sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan yaitu, ketika getaran bumi itu bergerak, didapatinya batas-batas tanah bumi yang tujuh itu, yang berpusat pada satu titik, di mana dari setiap batas itu dilapisi dari dalam. Dan Nabi saw bersabda ketika mendeskripsikan Tanah Haram di Makkah, bahwa di Makkah itulah titik pertama dari pusat lapisan tanah yang pertama. An-Najjar juga menyebutkan contoh lainnya yaitu, Nabi saw bersabda, "Jangalah mendekati lautan kecuali seorang yang berhaji atau berumrah atau berperang di jalan Allah. Karena di bawah lautan itu terdapat api, dan di bawah api itu ada lautan." Menurut an-Najjar, terkait hadits itu para ilmuwan itu menggelar penelitan, pasalnya bagaimana mungkin dua hal yang bertolak belakang dapat saling berdampingan. Sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan bahwa, setiap samudera bumi dan beberapa lautan itu memanas yang mencapai ribuan derajat celcius. Lainnya lagi, sabdanya yang menyebutkan bahwa tak akan terjadi hari kiamat sehingga bumi yang luas ini berubah menjadi padang rumput dan sungai-sungai. Setelah penelitan, para ilmuwan menegaskan bahwa bumi saat ini tengah menjalani perputaran menuju serbuan air es dan berubahnya padang pasir yang tandus ke curah hujan yang deras. An-Najjar menegaskan, kita sekarang ini tengah menuju ke era es baru, dan itu salah satu tanda hari kiamat. Demikian juga para ulama menetapkan bahwa bersama dengan perputaran bumi, secara perlahan matahari akan berubah dari timur menuju ke barat, dan itu juga salah satu tanda hari kiamat, di mana Nabi yang mulia bersabda, "Hari kiamat tak akan terjadi sampai api keluar dari selatan Hijaz (Arab Saudi dan sekitarnya), yang akan menyinari leher-leher unta di al-Yusrah.". Menurut an-Najjar, di bagian barat dari Jazirah Arab ditutupi oleh lebih dari 300 lempengan vulkanik yang masih aktif sampai sekarang, dan jika lempengan-lempengan vulkanik itu mengamuk, maka dapat dipastikan itu akan menjadi tanda kubra (besar) kiamat.(hmi/msr) --- "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> menulis: --------------------------------- Ana Muammar Qaddhafi, cucu dari Abah HMNA, mendapat amanah dari beliau mulai menjelang pertemgahan Ramadhan untuk mengirim e-mail ke WM dan MD, apa yang menurut ana punya pertimbangan sendiri, dengan syarat ana tidak diizinkan untuk ikut diskusi. Du samping Seri 006 dan Seri 155, ana selipkan juga tulisan Abah tentang Big-Bang, yaitu di bawah kalimat: Begitulah, bagi para ilmuwan itu, teori ledakan besar (big bang), teori yang paling dekat kaitannya dengan penciptaan. Wassalam MQ MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 006. Pemanfaatan Sains Apabila sains didefinisikan atau diartikan di atas paradigma filsafat positivisme (menurut pandangan deisme, agnostisisme dan atheisme), maka gunanya sains itu hanya satu, yakni untuk mensejahterakan ummat manusia, memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan, lingkungan hidup pada umumnya. Akan tetapi jika sains itu didefinisikan atau diartikan di atas paradigma tawhid (monotheisme yang percaya akan wahyu), maka kegunaan sains itu di samping kegunaan yang pertama seperti tersebut tadi, akan bertambah dua lagi, lalu menjadi tiga kegunaannya. Kegunaan sains yang kedua ialah untuk dipakai sebagai ILMU BANTU, sehingga dapat lebih memahamkan wahyu Allah SWT, mendalami makna ayat-ayat Al Quran. Kegunaan ketiga, untuk mendapatkan Rusydun, yaitu petunjuk kebenaran (hidayah), yang efeknya tidak langsung diterima oleh qalbu, melainkan melalui jalur fuad (rasio), baru masuk ke dalam hati. Kegunaan yang pertama telah diketahui orang pada umumnya, sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi secara panjang lebar. Jadi penjelasannya pendek saja, yaitu hanya menyangkut ruang lingkup antara interaksi antara sains dan teknologi. Hasil-hasil kajian sains yaitu pengungkapan TaqdiruLlah (kita tidak lagi memakai istilah hukum alam, karena kita telah tinggalkan definisi sains yang bertumpu di atas filsafat positivisme), memberikan servis pada teknologi untuk mendapatkan disain yang efisien dan efektif. Dikatakan tadi interaksi, oleh karena di samping sains itu memberikan servis pada teknologi, maka pada pihak lain, kalau perlu, teknologi memberikan tekanan pada sains untuk lebih meningkatkan kualitas dirinya, agar dapat memberikan servis yang sangat dibutuhkan oleh teknologi. Contohnya pada waktu James Watt (1736 - 1819) menemukan (invented) mesin uap pada 1765 yang kemudian dipatenkan pada 1769, waktu itu belum didapatkan (discovered) oleh sains pengungkapan TaqdiruLlah untuk menjadikan mesin uap James Watt itu mencapai efisiensi yang memadai untuk mendapatkan keutungan ekonomis, mengemat bahan bakar dalam operasi mesin uap tersebut. Tekanan kebutuhan akan efisiensi mesin uap itu terhadap sains, menghasilkan lahirnya dua cabang disiplin ilmu dalam sains yaitu ilmu perpindahan kalor (heat transfer) dan termodinamika (thermodynamics). Penjelasan untuk kegunaan sains yang kedua sudah disajikan dalam Seri 003, yaitu bagaimana S. Yasin 80 dijelaskan dengan mempergunakan sains sebagai ILMU BANTU, yaitu ilmu fisika, kimia, botani dengan pengkhususan ilmu anatomi tumbuh-tumbuhan. Maka dalam Seri 006 ini akan dibahas kegunaan sains yang ketiga dengan sedikit lebih diperpanjang uraiannya. Akan kita manfaatkan ilmu termodinamika. Dalam termodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua, dengan perumusan Kelvin (semula orang biasa bernama William Thomson, diangkat menjadi bangsawan "nitogasak" dengan gelar Lord Kelvin karena jasanya di bidang fifika, 1824 - 1907), dan perumusan Clausius (Rudolf Julius Emanuel Clausius, 1822 - 1888). Dalam ulasan ini tidak perlu, karena bukan pada tempatnya, dijelaskan kedua perumusan tersebut, berhubung tulisan ini bukan kuliah termodinamika. Sudah cukup kalau dikemukakan bahwa perumusan Kelvin menjadi asas (bukan azas) mesin-mesin kalor (motor bakar, turbin gas, mesin uap, turbin uap), sedangkan perumusan Clausius menjadi asas mesin pendingin atau pompa kalor. Walaupun perumusan keduanya berbeda, namun hakekatnya sama, yaitu di alam ini terjadi aliran panas dari benda atau sistem yang suhunya lebih tinggi ke benda atau sistem yang suhunya lebih rendah. Dalam proses mengalirnya panas itu baik dalam perumusan Kelvin maupun perumusan Clausus, "entropy" (sebuah besaran dalam termodinamika) akan bertambah besar. Dalam waktu juta-jutaan tahun yang akan ndatang, insya-Allah, proses mengalirnya panas akan berhenti, entropi akan maksimum, karena pada segenap pelosok alam semesta ini suhunya sudah sama, akibat panas sudah terbagi rata, habislah persediaan tenaga. Inilah akhir alam semesta dilihat dari disiplin ilmu termodinamika. Jadi dilihat dari segi ilmu termodinamika alam semesta ini sedang mengalami proses pengurangan persediaan tenaga. Entropi makin naik, persediaan tenaga makin berkurang. Enropi makin naik, jangankan berkuran, berhentipun tidak pernah, inilah yang disebut dengan proses tidak berulang (irreversible process). Boltzmann (Ludwig Boltzmann, 1844 - 1906) tertarik melihat fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi dalam matematika, dia dapat menunjukkan bahwa proses penyusutan persediaan tenaga, atau prosesnya naiknya entropi, tidak lain hanya merupakan kasus khusus dari sautu prinsip yang lebih umum. Yaitu bahwa setiap transformasi fisis akan terjadi kerugian ketertiban (loss of order). Dalam hal panas penyusutan persediaan tenaga itu sebenarnya suatu kerugian dalam tertib molekuler. Landasan pemikiran atheisme bertitik tolak dari postulat / pokok kepercayaan, bahwa alam ini tidak ada permulaannya, tidak pernah tidak ada, jadi tidak perlu Ada yang memulainya. Atau ada pula atheisme yang berpostulat materi "muncul" dengan sendirinya dari ketiadaan. Marilah kita bedah kedua postulat atheisme tersebut dengan pisau ilmu termodinamika dan prinsrip Boltzmann. Kita dapat menunjukkan kepada golongan atheist itu bahwa postulat alam ini tidak ada permulaannya ditolak oleh hukum termodinamika kedua. Pertama entropi bertambah mulai dari nol hingga tak terhingga. Entropi nol artinya tidak ada aliran panas, itu artinya ada permulaan yaitu materi belum ada yang akan mempunyai suhu. Kedua kalau alam ini tidak ada permulaannya, artinya tak terhingga tuanya, maka proses termodinamis, proses mengalirnya panas, sudah sejak lama mesti berhenti, sudah sejak lama entropi mencapai maksimum, panas sudah sejak lama terbagi secara merata di lam ini. Faktanya sekarang panas belum terbagi rata. Artinya postulat atheisme alam tidak ada permulaannya ditolak oleh ilmu termodinamika. Adapun postulat atheisme yang menyatakan materi "muncul" begitu saja dengan sendirinya, ditolak oleh prinsip Boltzmann. Untuk transformasi fisik saja memerlukan modal pertama yang yaitu energi, apa pula transformasi dari tidak ada materi menjadi ada materi, perlu sekali modal pertama. Alhasil yang memulai alam semesta, atau yang memberikan modal pertama "munculnya" materi adalah Allah SWT sebagai Al Khaliq, Maha Pencipta. Entropi yang bertambah terus dari nol hingga maksimum, adalah suatu besaran yang invariant, artinya pertambahan itu berlangsung dengan tidak berubah oleh hukum Relativitas yaitu TaqdiruLlah yang diungkap oleh Einstein (Albert Einstein, lahir 1879). Ruang boleh relatif, waktu boleh relatif dan materi boleh relatif, tergantung pada kecepatan pengamat ataupun obyek yang diamati. Dengan bertambahnya kecepatan pengamat maupunyang diamati ataupun kedua-duanya, ruang menjadi susut, waktu menjadi lambat dan materi bertambah besar massanya. Namun entropi tidak terpengaruh oleh pada posisi / kecepatan pengamat dan obyek yang diamati. Dia akan bertumbuh dari nol hingga maksimum tanpa terpengaruh oleh kondisi alam. Maka betul-betul entropi dapat dijadikan tolok ukur untuk dapat menunjukkan adanya permulaan dan akhir ciptaan Allah SWT, adanya awal penciptaan ruang + waktu + materi (space, time and matter) oleh Allah SWT. Dan itulah manfaat sains yang ketiga, apabila sains itu didefinisikan dengan bertumpu pada paradigma Tawhid. WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 24 November 1991 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ====================================== BIAMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajae] 155. Aplikasi Hukum Thermodinamika Kedua dalam Cakrawala yang Lebih Luas dari Iptek Fisika klasik maupun fisika relativitas dengan gambaran dunia ruang waktu empat dimensi (four dimensinal picture of the world) tidak mempunyai ketegasan pengertian tentang arah waktu (time arrow). Oleh karena itu ada saja pakar yang membuat postulat tentang arah waktu sebaliknya, dari masa depan ke masa lalu. Postulat ini menimbulkan inspirasi bagi penulis novel yang bersifat tahyul sains (science fiction), mengarang cerita tentang orang-orang yang menembus lorong waktu, kembali ke masa silam. Dalam thermodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang disebut Hukum Thermodinamika Kedua, dengan perumusan William Thomson Kelvin (1842 - 1907) dan perumusan Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822 - 1888). Perumusan Kelvin menjadi asas mesin-mesin kalor dan perumusan Clausius menjadi asas mesin-mesin pendingin. Walaupun kedua perumusan itu secara verbal berbeda, namun pada pokoknya ialah dalam setiap proses thermodinamis entropi akan naik. Secara keseluruhan entropi alam syahadah naik terus, jangankan turun, berhentipun tidak pernah. Ini yang disebut irreversible. Ludwig Boltzmann (1844 - 1906) tertarik melihat fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi dalam matematika, dia dapat menunjukkan bahwa kenaikan entropi dalam proses thermodinamis, tidak lain hanya merupakan kasus khusus dari suatu prinsip umum: dalam setiap transformasi fisis terjadi kerugian ketertiban (loss of order). Dalam hal panas, kenaikan entropi itu sebenarnya suatu kerugian dalam organisasi molekuler. (Ini pernah disinggung dalam Seri 006-Pemanfaatan Sains-) Ungkapan organisasi molekuler ini perlu penjelasan. Sebuah batu yang jatuh jika dilihat secara mikroskopis, maka molekul-molekul batu bergerak ke bawah dengan kecepatan yang sejajar dan sama besarnya setiap saat dengan pertambahan tenaga kinetis yang sama besar pula. Kita melihat dua hal, yaitu energi dan organisasi energi. Setelah batu itu menghantam landasan beton, maka sebagian dari molekul-molekul itu mengalami tabrakan dengan besar kecepatan dan arah gerak secara acak (random), ibarat nyamuk-nyamuk yang berkeliaran tak teratur dalam kamar. Sebagian pula geraknya tetap terorganiser, yaitu kecepatan tetap sejajar dan besarnya sama. Maka tenaga itu terbagi dua. Tenaga molekul-molekul yang acak tak terorganiser seperti nyamuk itu berwujud energi panas, sedangkan tenaga molekul-molekul yang tetap teroganiser itu tetap berwujud tenaga kinetis yang menyebabkan batu melenting ke atas. Makin tinggi keacakan (randomness) makin besar pula kuantitas terjadinya tenaga panas, dan itulah yang dimaksud dengan kerugian dalam organisasi molekuler yang disebutkan di atas itu. Karena memang didapatkannya ilmu thermodinamika ini untuk kepentingan teknologi, sedangkan sifat Iptek yang dipelajari sekarang ini dibangun di atas landasan empirisme yang bergandengan tangan erat dengan pandangan hidup positivisme dan utilitarianisme, maka pengkajian sudah logis apabila pemikiran sudah berhenti pada aplikasi Ip pada Tek. Lain halnya apabila Iptek itu dimerdekakan dari kungkungan positivisme dan menjangkau di atas cakrawala yang lebih tinggi dari utilitarianisme, yakni Iptek itu dibangun di atas landasan empirisme yang bernilai Tawhid dengan tidak mengabaikan kemanfaatannya (lihat Seri 006-Pemanfaatan Sains-), maka pemikiran tidak akan berhenti hanya pada aplikasinya dalam rancang bangun (design) mesin-mesin konversi tenaga belaka. *** Allah SWT adalah Sumber Ilmu. Sumber Informasi yang berasal dari Allah SWT disebut ayat. Ada yang berwujud ayat Qawliyah (verbal), yaitu Kitab-Kitab Suci yang diturunkan kepada para Rasul dalam bahasa ibu para Rasul itu. Seperti misalnya Injil dalam bahasa Ibrani yang diturunkan kepada Nabi 'Isa AS dan Al Quran dalam bahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ada pula yang berwujud ayat Kawniyah (kosmologis) yang berwujud alam syahadah. Sehubungan dengan arah waktu Allah SWT berfirman dalam ayat Qawliyah, S.AlA'lay,1,2: Sabbihi Sma Rabbika lA'lay. Alladziy Khalaqa fa Sawway Sucikanlah Nama Maha Pengaturmu Yang Maha Tinggi. Yaitu Yang mencipta lalu menyempurnakan. Adapun menyempurnakan dalam ayat Qawliyah ini memberikan keterangan secara tegas tentang arah waktu (time arrow) yaitu dari masa lalu ke masa depan. Demikian pula arah waktu dipertegas dalam ayat Kawniyah yaitu Hukum Thermodinamika Kedua yang irreversible. Setiap proses thermodinamis akan menghasilkan kenaikan entropi secara kuantitatif. Di alam syahadah ini sedang terjadi proses pengurangan dalam persediaan tenaga, dan persediaan itu akan habis jika entropi sudah mencapai maximum. Proses itu irreversible oleh karena setiap proses akan menghasilkan keacakan molekulair yang tak terorganiser menjadi semakin tinggi. Entropi "bergerak" menanjak naik dari nol hingga maksimum. Pada waktu entropi nol, tidak ada materi, sehingga tidak ada suhu, itulah sebabnya entropi nol. Wa l'Ashr, perhatikanlah waktu, Allah mencipta DENGAN waktu, "lahirlah" ruang dan materi. Mengalirlah panas dari space and matter yang suhunya lebih tinggi ke yang lebih rendah, menanjaklah entropi dari nol ke maksimum. Inilah ketegasan arah waktu (time arrow) yaitu dari masa lalu ke masa depan dalam ayat Kawniyah. Waktu berjalan mundur seperti dalam novel ataupun film tahyul fiksi sains, adalah hal yang mustahil berdasar ketentuan time arrow, baik menurut ayat Qawliyah maupun ayat Kawniyah. Hukum Thermodinamika Kedua tidaklah menyangkut tabiat butir molekul secara individu, melainkan menyangkut keseluruhan unsur molekul yang acak dalam masyarakat molekul yang hiruk pikuk (the random element in a crowd). Demikianlah Hukum Tehermodinamika Kedua memberikan ketegasan tentang arah waktu dari masa silam ke masa depan. Keadaan molekul yang makin acak tidak terorganisasi itu menunjukkan arah waktu yang tegas dari masa lampau ke masa depan, oleh karena molekul yang ibarat gerak nyamuk itu tidak dapat lagi kembali kepada keadaan semula. Keacakan ini adalah harga yang dibayar oleh transformasi kemajuan (evolusi) fisis suatu prinsip umum TaqdiruLlah yang diungkap oleh Boltzmann. Fenomena dalam ayat Kawliyah ini menunjukkan pula, seperti yang telah banyak dibahas dalam pembahasan ayat Qawliyah, bahwa tidak ada kemajuan tanpa pengorbanan, yang orang Jawa bilang: "Jer Basuki mao beo". Allah SWT menyempurnakan hasil ciptaannya (fa Sawway) berupa transformasi fisis di alam syahadah di satu pihak, sedangkan di lain pihak Allah SWT mengurangi persediaan tenaga. Begitu transformasi fisis sudah disempurnakan Allah SWT, entropi menjadi maximum, terjadilah keseimbangan panas, habislah persediaan tenaga di alam syahadah, matahari dan bintang-bintang yang cemerlang (nujuwmun) menjadi redup, berhenti pulalah proses di alam syahadah ini, dan waktupun berhentilah pula, dan inilah akhir alam syahadah, kemudian menyusullah hari kiamat (dari Qiya-m artinya berbangkit), hari pengadilan dan akhirnya hari akhirat. Insya Allah demikianlah keadaannya. Allah Maha Kuasa, fa''aalu limaa yuriyd, dapat saja proses itu "di-cut" Allah SWT ditengah berlangsungnya proses menanjaknya entropi, artinya entropi tidak sampai mencapai maksimum, qiyamat lebih dahulu ditetapkan Allah SWT. Qiyamat itu rahasia Allah. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** 27 November 1994 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ******************************************************************************** ----- Original Message ----- From: radityo djadjoeri To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, October 23, 2005 4:52 PM Subject: [wanita-muslimah] Tuhan di Mata Para Ilmuwan Tuhan di Mata Para Ilmuwan Para ilmuwan dianggap memiliki Tuhan yang berbeda dari kaum teolog. Seperti apakah Tuhan mereka? Semakin para ilmuwan mendalami bidang ilmunya, semakin ia menemukan nuansa spiritual di dalamnya. Dan karenanya, semakin tinggi keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan. Ungkapan semacam ini sering dilontarkan para ilmuwan yang berubah menjadi pendakwah agama. Dr. Imaduddin Abdul Rahim (fisika) dan Dr Dadang Hawari (kedokteran) adalah contohnya. Dalam beberapa kesempatan ceramahnya di televisi, Bang Imad, panggilan Dr Imaduddin, memberikan contoh banyaknya ilmuwan yang kembali ke spiritualitas. Salah satu contoh favoritnya adalah Albert Einstein, yang menurut dia tetap mempertahankan agama kendati sibuk memecahkan persoalan-persoalan ilmiah. Begitu juga Dadang Hawari yang sering menyebut nama Dr Maurice Bucaile, ilmuwan asal Perancis yang tertarik terhadap Islam karena mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Benarkah para ilmuwan berkecenderungan demikian? Jika Anda buka literatur fisika, mungkin Anda akan kecewa. Karena, terlalu banyak tokoh-tokoh ilmuwan yang ternyata ateis, atau paling kurang agnostis terhadap persoalan-persoalan metafisika. Sebutlah Steven Weinberg, Carl Sagan, Roger Penros, Richard Feynman, dan Stephen Hawking. Tokoh-tokoh ini adalah fisikawan sejati yang banyak menelurkan karya dan teori ilmiah. Simaklah apa kata mereka tentang Tuhan! "Betapa alam raya berjalan penuh dengan keteraturan berdasarkan hukum-hukumnya, sehingga ia tak perlu lagi sang pengatur," tulis Carl Sagan dalam Cosmos, karya monumentalnya. "Semakin kosmologi" menyingkap alam raya ini, semakin tampak bagi kita betapa tak bertujuannya jagat raya ini," ungkap Steven Weinberg, peraih hadiah Nobel dalam bidang fisika pada 1979. Begitulah, bagi para ilmuwan itu, teori ledakan besar (big bang), teori yang paling dekat kaitannya dengan penciptaan, hampir tak menyisakan ruang buat Tuhan untuk berkarya. "Semuanya berjalan menurut hukum fisika yang rumit dan sempurna," tulis seorang fisikawan. ******************************************************************************** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM Bertamasya ke Bidang Eksakta oleh H.Muh.Nur Abdurrahman Sebermula, saya sempatkan diri membaca-baca dahulu kiri / kanan, muka / belakang, atas / bawah, yakni bertamasya ke bidang eksakta. Yaitu perkara pra Big Bang (BB), yaitu mengenai dua macam spekulasi yang "menentang" 'Alayha- fa-n . Yabqa- wajhu rabbbika (S. arRahman, 26-27), semuanya nihil dan tinggallah semata-mata Maha Pengaturmu, dan Khalaqa fa sawwa- (S. AlA'la-, 2). Khalaqa artinya mencipta dari tidak ada menjadi ada (creatio ex nihilo). Kedua macam spekulasi itu ialah pertama spekulasi fluktuasi universum dan kedua fluktuasi medan vakum kuantum. saya mendapatkan bahwa spekulasi fluktuasi universum ataupun fluktuasi medan vakum kuantum tidak lain adalah politik tipuan dengan matematika yang "sangat" sederhana. Syahdan, sedikit tentang hal ihwal teori relativitas umumnya Einstein (diucapkan: ainsytain) yang penuh dengan "technique" perhitungan "Tensor" (skalar iaitu tensor tataran 0, vektor iaitu tataran 1 dan selebihnya >1 disebutlah tensor doang). Inipun hasil pengungkapannya belum memuaskan para fisikawan. Karena itu dewasa ini digalakkan riset untuk mengkuantitasi medan gravitas, yang menghasilkan "Teori Gravitasi Kuantum". Iaitu khusus untuk menjelaskan "era Planck" sesudah ledakan awal BB dengan karakteristik tp = 10 pangkat -43 detik, Ip = 10 pangkat -33 cm, mp = 10 pangkat -5 g, rho = 5 x 10 pangkat 93 g/cm kubik, Tp = 10 pangkat 32 derajat K, Ep rata-rata per partikel = 10 pangkat Gev, entropi sangat tinggi (10 foton per baryon) dan Radius = 10 pangkat -4 cm. Selanjutnya adalah "pamali" (tabu) dalam teori ilmu fisika, yaitu "tak terhingga" jika muncul dalam suatu teori yang dikemukakan, maka teori itu dianggap sangat lemah ataupun teori yang salah. Tak terhingga itu harus dilenyapkan lebih dahulu, suatu prosedur dalam ilmu fisika yang dinamakan "normalisasi". Dengan kata lain harus berada dalam realitas fisikawi yang bisa diuji kebenarannya melalui metode empiris. Sebuah ilustrasi yang menarik ialah Martin Veltman dan Gererd't Hoofdt dari Universitas Utrecht, yang keduanya menyusun "technique" matematika untuk proses menormalisasi secara umum teori medan kuantum. Teori inilah yang telah membuka jalan kepada Abdus Salam dan Stephen Weinberg (keduanya penerima Hadiah Nobel Fisika 1979, mendhului kedua orang pionir Martin Veltman dan Gererd't Hoofdt yang baru menerima Hadiah Nobel thn.1999) dalam mempersatukan interaksi elektro magnetik dengan nuklir lemah yang dikenal sebagai teori standar / baku "electroweak. Disertasi Abdus Salampun di Universitas Cambridge juga mengenai proses penghilangan faktor ke-takterhingga-an dari teori meson. Jadi ilmu Fisika tidak berhasrat menyinggung soal tak terhingga, dan selalu akan membisu saja. Suatu hal yang fundamental dalam penjelasan kosmologi fisikawi, ruang dan waktu harus selalu digandengkan, yaitu merupakan suatu kontinum (tak terpisahkan) dengan dimensional-4, yaitu 3 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu. Ruang dimensional-4 ini dinamakan ruang Minkowski dan yang dimensional-3 disebut ruang Euclides. Karena itu perumusan persamaan matematika dalam kosmologi fisikawi berbentuk persamaan medan tensor dan persamaan differensial parsial, kecuali kontanta-konstanta alam. Teori BB menyangkut kosmologi, ini salah satu teori yang terkemuka dewasa ini tentang asal-usul alam syahadah (universum, jagad raya). Pada umumnya telah diterima bahwa universum ini diawali oleh suatu ledakan dahsyat dari suatu yang super rapat dan super panas. Secara teoritis, universum dimulai dari singularitas matematika dengan densitas yang sangat tinggi. Hal ini muncul keluar dari solusi tipe I dan tipe II dari persamaan medan (field equation) Einstein: Gmu,nu = -KTmu,nu, di mana mu dan nu adalah index G kontante gravitasi K = 8[pi]G/c^4 c = laju cahaya Gmu.nu tensor Einstein yang tergantung fungsi gmu.nu dan turunannya (derivatif) pertama dan kedua, gmu.nu adalah tensor metrik Tmunu adalah tensor energi-momentum dan tergantung pada pendistribusian dari energi dan zat di dalam ruang. Persamaan medan Einstein ini artinya bahwa kelengkungan (curvature) ruang-waktu disebabkan oleh pendistribusian dari massa-energi dalam ruamg. Persamaan medan Einstein adalah bagian penerapan khusus dari "prinsip Mach", menurutnya sifat inersial zat/materi disebabkan oleh pendistribusian materi di sisa lokasi universum. Solusi tipe I itu berlaku jika model universum itu "terbuka", sedangkan solusi tipe II itu berlaku jika model universum itu "tertutup". Radius dari universum R[t] hanya fungsi dari waktu t disebut juga "faktor skala". Semuanya dimulai dari titik di mana faktor skala R adalah nol pada waktu t = 0 Ilmuwan pertama yang merumuskan teori BB itu ialah Lemaitre (1927) dan Gamow (1940). Lemaitre mengusulkan bahwa universum dimulai dari ledakan BB, di mana energi murni secara gradual ditransformasi menjadi zat materi. Lemaitre mendasari kesimpulannya tidak saja berdasar persamaan medan Einstein, tetapi pada argumen berikut ini. Entropi dari universum menanjak terus mengikuti waktu. Karena itu ada suatu waktu kondisi di mana entropi itu minimum. Jadi Lemaitre mengusulkan ide "atom primordial", di mana terkandung seluruh zat materi di dalam universum. Ledakan atom-atom primordial ini menghasilkan bintang-bintang dan galaksi-galaksi yang membentuk universum kita dewasa ini. Argumen tentang entropi dari universum ini adalah salah satu karakteristik fundamental dari universum, terutama jika ditekankan pada penjelasan kontemporer tentang anak panah waktu (arrow of time dari khalaqa ke proses fasawwa-). Gamow melanjutkan penelitian karakteristik dari kondisi super-kerapatan yang ada ketika momen awal dari universum. Ia menyimpulkan bahwa suhu pastilah luar biasa tingginya pada taraf itu. Dalam kondisi seperti ini, proton dan neutron telah membentuk pelbagai jenis unsur kimia. Menurut teori ini, semua unsur kimia telah dibentuk di dalam bagian interior bintang-bintang. Khususnya elemen kimia yang lebih berat dibentuk sewaktu ledakan supernova. Jadi disimpulkan bahwa ada dua cara unsur kimia dibentuk, yang pertama secara kosmologis, hanya unsur-unsur ringan (terutama deuterium dan helium) yang dibentuk sewaktu 4 menit pertama dari ledakan BB. Unsur yang lebih berat dari helium dibentuk kemudian pada waktu terbentuknya bintang pertama, dan terus berkesinambungan pada dewasa ini (proses fasawwa-). Pertanyaan tentang umur universum merupakan salah satu permasalahan utama dalam kosmologi. Dari informasi yang tersedia pada waktu ini, hal ini dapat dijawab bahwa bukan saja umur universum itu terhingga (finite), tetapi ditetapkan antara 10 dan 20 milyar tahun. Banyak fakta untuk menjelaskan hal ini. Ada beberapa metode dapat diterapkan yang sama sekali tidak saling tergantung untuk memprkirakan umur universum. Tiga metode yang termasuk penting adalah: + Pemuaian universum, hasilnya to = 20 milyar tahun (waktu Hubble) + Umur unsur radio aktif, hasilnya umur tata-surya aproksimasi 5 milyar tahun, serta umur universum to = antara 11 - 18 milyar tahun. + Umur tertua himpunan bintang-bintang globular, hasilnya to = 10 - 20 milyar tahun (umur dinamis). Alhasil, kecocokan hasil yang berarti ini menunjukkan bahwa semua fenomena di universum mempunyai asal-usul yang sama (khalaqa fasawwa-). Ini merupakan kesimpulan penting dalam kosmologi modern. Selanjutnya suatu fakta untuk menunjukkan terjadinya BB ialah latar belakang radiasi gelombang mikro. Radiasi ini tiba di sekeliling kita berasal dari seluruh penjuru dengan intensitas (secara isentropik) dan sesuai dengan radiasi jasad hitam pada suhu kira-kira 3 derajat K. Radiasi ini secara rata-rata didistribusikan ke seluruh penjuru. Penjelasan yang dapat dipercaya untuk radiasi ini, bahwa hal itu terdiri dari foton yang mengisi universum tatkala "era radiasi" pada awal sejarah kosmik. Rekapitulasi, tercatat fakta-fakta yang mendukung teori BB adalah: + Penyelesaian persamaan medan Einstein. + Banyaknya deuterium dan helium yang terobservasi. + Keserasian antara berbagai perkiraan yang sama sekali tidak tergantung antara satu dengan yang lain mengenai umur universum. + Latar belakang radiasi gelombang mikro. Tentu saja tidak ada argumen yang disebutkan itu dapat mendukung teori BB langsung diterima. Terutama penyelesaian persamaan medan Einstein yang merujuk pada model homogen dan isentropik dari universum. Sehingga timbul pertanyaan apa yang terjadi jika universum sama sekali tidak homogen dan tidak isentropik, yang berarti universum tidak bermula dari singularitas dan ledakan awal? Banyak yang dilakukan tentang pertanyaan ini. Kemajuan yang paling penting adalah yang dicapai oleh Stephen Hawking dan Roger Penrose, yang memperlihatkan bahwa setiap model universum yang mempunyai karakteristik terobservasi (aproksimatif) homogen dan isentropik haruslah dimulai dari singularitas (Dalil Hawkin-Penrose). Dalil Hawking-Penrose berlaku dengan asumsi berikut: + Teori relativitas umum berlaku. + Energi lokal secara total adalah positif (telah dibuktikan bahwa memang halnya demikian) + Tidak ada bak-waktu geodesik yang tertutup (yaitu tidak seorangpun dapat kembali ke masa lampau). + Ruang di mana-mana tidak datar sepanjang semua bak-waktu atau bak-cahaya geodesik. + Ada satu permukaan bak-waktu tertutup (ini dapat dijamin sebab isentropi dari latar belakang gelombang radiasi mikro). Dalil Hawking-Penrose ini, yang tidak memerlukan mutlak adanya keadaan homogen dan isentropi dari universum, adalah salah satu prestasi yang penting dalam bidang relativitas. Diambil kesimpulan bahwa Teori Relativitas Umum mengantarkan ke suatu awal singularitas bagi universum. Ada usaha yang dilakukan untuk menghindari singularitas permulaan universum dengan memperkenalkan fenomena kuantum mekanika. Fenomena ini sangat penting bila umur universum kurang 10 pangkat -43 detik (waktu Planck). Tetapi seperti yang diperlihatkan oleh Hawking bahwa tinjauan dengan menerapkan mekanika kuantum pun tidak dapat melenyapkan singularitas. Menurut suatu persamaan dari teori relativitas umum, bilamana lubang hitam tipe Schwarzshild terbentuk maka materi yang ada di dalam "event horizon" dari lubang itu tak terhindarkan harus berada di bawah pengaruh gravitasi, menjadi suatu titik dengan kerapatan tak terhingga. Pemuaian yang merata dari universum menjauhi lokasi BB adalah citra cermin dari lubang hitam yang runtuh, menunjukkan bahwa universum lahir dari suatu singularitas. Apakah makna waktu dalam kosmologi? Dalam fenomena kosmik yang mana konsep waktu didasarkan? Jawaban pertanyan ini diperoleh dari teori fisika nuklir yang terkait, yaitu rekasi di antara partikel elementer memperikan paruh hidup dari perbagai peluruhan (pelapukan) radio aktif. Karena itu skala waktu ketika pemuaian tingkat pertama dari kosmik adalah ditentukan oleh kecepatan peluruhan partikel elementer itu, yang pada umumnya berada dalam keadaan tidak stabil. Derajat ketidakstabilan partikel-partikel itu memberikan ukuran waktu bagi universum. Kerapatan awal yang tak terkira tingginya menunjukkan singularitas universum seperti telah diutarakan di atas, konsep ruang dan waktu menjadi tak berarti. Sama halnya kita akan kehilangan konsep ruang dan waktu jika kita misalkan bahwa universum sebagai fluktuasi kuantum yang amat besar. Untuk hal ini, tidak ada sesuatu "sebelum" universum diciptakan ('alayha- fa-n, khalaqa, creatio ex nihilo) untuk melakukan fluktuasi yang demikian itu. Jadi bila kita menyatakan bahwa universum pada waktu t = 0, maka Ro = 0 (yaitu permulan pemuaian), maka dimaksudkan bahwa ketika t mendekati 0 konsep ruang dan waktu menjadi kabur, dan jika t = 0, ruang dan waktu sama sekali lenyap ('alayha- fa-n). Maka dalam konteks ini sangat penting Firman Allah: Wal'Ashri (S. Al 'Ashr, 1), artinya perhatikanlah waktu.(*) Bahwa Allah mencipta alam syahadah ini bukanlah menurut waktu melainkan Allah mencipta alam syahadah "dengan" waktu. Bagi yang sangat ngotot untuk menghindarkan awal BB berupa singularitas, penganut teologi spekulasi fluktuasi universum ataupun fluktuasi medan vakum kuantum melakukan rekayasa politik dengan matematika sederhana untuk mengelak dari singularitas, yaitu tatkala t = 0, ruang dan waktu tidak lenyap, yakni dengan manipulasi skala waktu t menjadi t' dengan relasi t' = log t, sehingga jika t = 0, maka t' menjadi (-)tak terhingga, maka pada masa silam itulah terjadi flutuasi yang tak habis-habisnya, dan BB adalah permulaan dari flutuasi era kekinian. Pada hal yang tak terhingga itu DITOLAK oleh para fisikawan, karena tak terhingga itu tidak berada dalam realitas fisikawi yang bisa diuji kebenarannya melalui metode empiris. Alhasil spekulasi fluktuasi universum ataupun fluktuasi medan vakum kuantum itu tidak relevan dengan sains, karena spekulasi itu bukan kajian di bidang fisika. Walla-hu a'lamu bishshawab. Buku-buku yang dikunjungi dalam tamasya saya, antara lain: Heidmann, J. Relativistic Cosmology, Springer, Heidelberg, 1980. Misner, C.W., K.S. Thorne, J.A. wheler: Gravitation, Freeman, San Francisco, 1973. Seiama, D.W. Modern Cosmology, Cambridge University Press, Cambridge, 1971. Peebles, P.J.E. Physical Cosmology, Princeton University Press, Princeton, 1989. Weinberg, S. Gravitation and Cosmology, Wiley, New York, 1977 ================== (*) Wa dalam permulaan ayat (1) S. Al'Ashr tersebut menyatakan sebuah qasm, semacam "sumpah", namun tidak cocok untuk dibahasa-Indonesiakan dengan "demi". Sebab dalam bahasa Indonesia "demi" itu menyatakan penguatan yang ditumpukan kepada sesuatu yang lebih "tinggi", yaitu Allah. Sedangkan qasm itu semacam "sumpah" untuk menegaskan di mana yang "bersumpah" kedudukannya itu lebih "tinggi". Jadi Wa l'Ashri tidak cocok di-Indonesia-kan dengan "demi waktu", melainkan "perhatikanlah waktu", karena yang berqasm di sini adalah Allah SWT. ******************************************************************************** Jalan Pikiran Tuhan Benarkah para ilmuwan seradikal itu dalam memandang Tuhan? Jawabannya, mungkin ya mungkin tidak. Jika Anda percaya pada sebuah penelitian di AS tahun lalu, hanya 40 persen ilmuwan di negeri Paman Sam itu yang percaya adanya Tuhan. Sisanya adalah para ilmuwan yang ateis dan agnostik (Newsweek, 27/7). Tapi jika melihat sebuah konferensi tentang agama dan ilmu pengetahuan yang digelar di AS bulan lalu, para ilmuwan adalah manusia-manusia "beriman" dan, dalam beberapa hal, percaya dengan kebenaran agama. "Jika Anda menyadari bahwa hukum alam telah melahirkan jagat raya yang begitu teratur, maka hal itu pastilah tidak terjadi semata-mata karena kebetulan. Tapi mesti ada tujuan di balik itu semua," kata John Polkinghorne, ahli fisika yang kini menjadi pendakwah Gereja Anglikan. Pendapat senada juga diungkapkan Charles Townes, peraih Nobel pada 1964 yang juga hadir dalam konferensi tersebut, "Banyak orang merasakan bahwa pastilah ada sesuatu yang mahapintar di balik kehebatan hukum alam." Sekitar 300 ilmuwan yang hadir dalam konferensi tersebut memang tidak semuanya percaya kepada Tuhan. Namun, mereka memiliki konsepsi tersendiri tentang Tuhan. John Barrow, misalnya, menganggap adanya ruang buat spiritualitas dalam setiap kajian keilmiahan. Padahal, fisikawan Inggris yang dianggap terbesar setelah Stephen Hawking itu selama ini dikenal kurang peduli terhadap agama. Para ilmuwan memang memiliki konsepsi tersendiri tentang Tuhan. Tuhan mereka, seperti dikatakan banyak pengamat agama, tidaklah terpersonalisasi seperti yang diajarkan para teolog. Karenanya Dr Karlina Leksono, astronom Indonesia yang kini mengajar filsafat di UI, keberatan kalau orang seperti Stephen Hawking dikategorikan sebagai ilmuwan yang ateis. "Dia bukan ateis, tapi sedikit agnostik," katanya dalam suatu kesempatan kepada UMMAT. Sifat agnostik Hawking diperlihatkan dalam tulisan-tulisannya yang agak keras mengkritik Tuhan para teolog. Kendati demikian, ia meyakini keberadaan Tuhan, dan mempercayai bahwa dengan kosmologi yang dibangunnya, suatu saat, ia bisa melihat jalan pikiran Tuhan (the mind of God). Persoalannya barangkali, mampukah ilmu pengetahuan itu menyingkap Tuhan? Para ilmuwan yang beriman meyakini bahwa ilmu pengetahuan, kendati tak secara langsung membawa para ilmuwan ke hadapan Tuhan, bisa menggiring mereka ke arah itu. "Kendati sains tak dapat membuktikan eksistensi Tuhan, ia dapat membisikkan kepada ilmuwan di mana jejak-jejak Tuhan itu bisa dicari," ujar seorang ilmuwan. Para ilmuwan "ateis" sendiri tak terlalu memperdulikan apakah Tuhan itu ada atau tidak, dan apakah ilmu pengetahuan bisa atau tidak mengungkapnya. Namun, mereka sepakat dengan kaum beriman bahwa tujuan agama dan sains kedua-duanya sama, yakni mencari kebenaran sejati di dunia ini. Luthfi Assyaukanie Tulisan ini diambil dari majalah Ummat, No. 5 Thn. IV, 10 Agustus 1998/16 Rabiul Akhir 1419 H. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... SPONSORED LINKS Women --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- _____________________________________________________________________ Anda ber-Yahoo!? Bosan dengan spam? Mel Yahoo! memiliki perlindungan spam yang terbaik http://my.mail.yahoo.com/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Click here to rescue a little child from a life of poverty. http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/