mengutip dari eramuslim.
=============================================
eramuslim - Cendekiawan Mesir Dr. Zaghlul an-Najjar
menemukan bahwa Allah telah menurunkan lebih dari
1.000 ayat yang secara tegas berkaitan dengan tema
mukjizat ilmiah. An-Najjar juga mengungkapkan, ada
lebih dari 60 hadits Nabi saw telah berbicara tentang
hakikat ilmiah di alam semesta ini.

Lebih lanjut an-Najjar, seperti dilansir situs Mishr
al-'Arabiyyah, mendorong perlunya seorang Muslim dan
Muslimah untuk mempelajari bagaimana mempertahankan
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta para sahabatnya.
Pasalnya, Nabi dan para sahabatnya itu merupakan
kebenaran yang nyata.

Cendekiawan Mesir itu juga menyatakan bahwa ketika
para orientalis mengarahkan 'panah racun' mereka
terhadap Al-Qur'an menemui kebuntuan, kini mereka pun
membidik hadits-hadits Nabi, padahal sabda utusan
Allah itu juga menurut Al-Qur'an merupakan kebenaran
mutlak. Bahkan menurut an-Najjar, tak ada satu pun
disiplin ilmu yang lebih teliti dan rumit seperti
halnya ilmu hadits.

Doktor Mesir yang juga anggota Dewan Otoritas Lembaga
I'jaz Ilmi di Makkah Al-Mukarramah itu menambahkan,
ada beberapa kalangan Yahudi, Kristen dan Muslim yang
coba-coba meragukan otensitas hadits. Namun menurut
an-Najjar, pada kenyataannya Al-Qur'an menyebut
Muhamad itu sebagai seorang yang ma'shum (dijaga dari
kekeliruan) dalam urusan agama dengan kebenaran yang
mutlak. Dan itu kata an-Najjar, terdapat di banyak
ayat Al-Qur’an.

Masih kata an-Najjar, saat ini ada seorang yang
bermukim di Amerika dan disokong oleh negara itu serta
negara Zionis Israel, mendirikan sebuah televisi
satelit, di mana semua program-programnya getol
menyerang Al-Qur’an, Nabi Muhammad dan para
sahabatnya.

Cendekiawan yang juga anggota Dewan Tertinggi Urusan
Islam di Mesir itu memberikan beberapa contoh dari
hadits ilmiah itu yakni, Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa merampas sejengkal dari tanah bumi ini,
maka dia akan ditenggelamkan oleh tujuh tanah bumi
ini."

Padahal menurut an-Najjar, dalam Al-Qur’an hanya
dikenal dengan ungkapan tujuh langit. Lalu sejumlah
ilmuwan penasaran, dan mereka pun mengadakan
penelitian serta pengeboran, sampai akhirnya mereka
menemukan kenyataan yaitu, ketika getaran bumi itu
bergerak, didapatinya batas-batas tanah bumi yang
tujuh itu, yang berpusat pada satu titik, di mana dari
setiap batas itu dilapisi dari dalam. Dan Nabi saw
bersabda ketika mendeskripsikan Tanah Haram di Makkah,
bahwa di Makkah itulah titik pertama dari pusat
lapisan tanah yang pertama.

An-Najjar juga menyebutkan contoh lainnya yaitu, Nabi
saw bersabda, "Jangalah mendekati lautan kecuali
seorang yang berhaji atau berumrah atau berperang di
jalan Allah. Karena di bawah lautan itu terdapat api,
dan di bawah api itu ada lautan."

Menurut an-Najjar, terkait hadits itu para ilmuwan itu
menggelar penelitan, pasalnya bagaimana mungkin dua
hal yang bertolak belakang dapat saling berdampingan.
Sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan bahwa,
setiap samudera bumi dan beberapa lautan itu memanas
yang mencapai ribuan derajat celcius.

Lainnya lagi, sabdanya yang menyebutkan bahwa tak akan
terjadi hari kiamat sehingga bumi yang luas ini
berubah menjadi padang rumput dan sungai-sungai.
Setelah penelitan, para ilmuwan menegaskan bahwa bumi
saat ini tengah menjalani perputaran menuju serbuan
air es dan berubahnya padang pasir yang tandus ke
curah hujan yang deras.

An-Najjar menegaskan, kita sekarang ini tengah menuju
ke era es baru, dan itu salah satu tanda hari kiamat.
Demikian juga para ulama menetapkan bahwa bersama
dengan perputaran bumi, secara perlahan matahari akan
berubah dari timur menuju ke barat, dan itu juga salah
satu tanda hari kiamat, di mana Nabi yang mulia
bersabda, "Hari kiamat tak akan terjadi sampai api
keluar dari selatan Hijaz (Arab Saudi dan sekitarnya),
yang akan menyinari leher-leher unta di al-Yusrah.".

Menurut an-Najjar, di bagian barat dari Jazirah Arab
ditutupi oleh lebih dari 300 lempengan vulkanik yang
masih aktif sampai sekarang, dan jika
lempengan-lempengan vulkanik itu mengamuk, maka dapat
dipastikan itu akan menjadi tanda kubra (besar)
kiamat.(hmi/msr)
--- "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:


---------------------------------
Ana Muammar Qaddhafi, cucu dari Abah HMNA, mendapat
amanah dari beliau  mulai menjelang pertemgahan
Ramadhan untuk mengirim e-mail ke WM dan MD, apa yang
menurut ana punya pertimbangan sendiri, dengan syarat
ana tidak diizinkan untuk ikut diskusi. Du samping
Seri 006 dan Seri 155, ana selipkan juga tulisan Abah
tentang Big-Bang, yaitu di bawah kalimat: Begitulah,
bagi para ilmuwan itu, teori ledakan besar (big bang),
teori yang paling dekat kaitannya dengan penciptaan.
 
Wassalam
MQ

MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ


BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
006. Pemanfaatan Sains

 Apabila sains didefinisikan atau diartikan di atas
paradigma filsafat positivisme (menurut pandangan
deisme, agnostisisme dan atheisme), maka gunanya sains
itu hanya satu, yakni untuk mensejahterakan ummat
manusia,  memelihara binatang dan tumbuh-tumbuhan,
lingkungan hidup pada umumnya. Akan tetapi jika sains
itu didefinisikan atau diartikan di atas paradigma
tawhid (monotheisme yang percaya akan wahyu), maka
kegunaan sains itu di samping kegunaan yang pertama
seperti tersebut tadi, akan bertambah dua lagi, lalu
menjadi tiga kegunaannya. Kegunaan sains yang kedua
ialah untuk dipakai sebagai ILMU BANTU, sehingga dapat
lebih memahamkan wahyu Allah SWT, mendalami makna
ayat-ayat Al Quran. Kegunaan ketiga, untuk mendapatkan
Rusydun, yaitu petunjuk kebenaran (hidayah), yang
efeknya tidak langsung diterima oleh qalbu, melainkan
melalui jalur fuad (rasio), baru masuk ke dalam hati.

Kegunaan yang pertama telah diketahui orang pada
umumnya, sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi
secara panjang lebar. Jadi penjelasannya pendek saja,
yaitu hanya menyangkut ruang lingkup antara interaksi
antara sains dan teknologi. Hasil-hasil kajian sains
yaitu pengungkapan TaqdiruLlah (kita tidak lagi
memakai istilah hukum alam, karena kita telah
tinggalkan definisi sains yang bertumpu di atas
filsafat positivisme), memberikan servis pada
teknologi untuk mendapatkan disain yang efisien dan
efektif. Dikatakan tadi interaksi, oleh karena di
samping sains itu memberikan servis pada teknologi,
maka pada pihak lain, kalau perlu, teknologi
memberikan tekanan pada sains untuk lebih meningkatkan
kualitas dirinya, agar dapat memberikan servis yang
sangat dibutuhkan oleh teknologi.

Contohnya pada waktu James Watt (1736 - 1819) 
menemukan (invented) mesin uap pada 1765 yang kemudian
dipatenkan pada 1769, waktu itu belum didapatkan
(discovered) oleh sains pengungkapan TaqdiruLlah untuk
menjadikan mesin uap James Watt itu mencapai efisiensi
yang memadai untuk mendapatkan keutungan ekonomis,
mengemat bahan bakar dalam operasi mesin uap tersebut.
Tekanan kebutuhan akan efisiensi mesin uap itu
terhadap sains, menghasilkan lahirnya dua cabang
disiplin ilmu dalam sains yaitu ilmu perpindahan kalor
(heat transfer) dan termodinamika (thermodynamics).

Penjelasan untuk kegunaan sains yang kedua sudah
disajikan dalam Seri 003, yaitu bagaimana S. Yasin 80
dijelaskan dengan mempergunakan sains sebagai ILMU
BANTU, yaitu ilmu fisika, kimia, botani dengan
pengkhususan ilmu anatomi tumbuh-tumbuhan. 

Maka dalam Seri 006 ini akan dibahas kegunaan sains
yang ketiga dengan sedikit lebih diperpanjang
uraiannya. Akan kita manfaatkan ilmu termodinamika.
Dalam termodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang
dikenal dengan hukum termodinamika kedua, dengan
perumusan Kelvin (semula orang biasa bernama William
Thomson, diangkat menjadi bangsawan "nitogasak" dengan
gelar Lord Kelvin karena jasanya di bidang fifika,
1824 - 1907), dan perumusan Clausius (Rudolf Julius
Emanuel Clausius, 1822 - 1888).

Dalam ulasan ini tidak perlu, karena bukan pada
tempatnya, dijelaskan kedua perumusan tersebut,
berhubung tulisan ini bukan kuliah termodinamika.
Sudah cukup kalau dikemukakan bahwa perumusan Kelvin
menjadi asas (bukan azas) mesin-mesin kalor (motor
bakar, turbin gas, mesin uap, turbin uap), sedangkan
perumusan Clausius menjadi asas mesin pendingin atau
pompa kalor. Walaupun perumusan keduanya berbeda,
namun hakekatnya sama, yaitu di alam ini terjadi
aliran panas dari benda atau sistem yang suhunya lebih
tinggi ke benda atau sistem yang suhunya lebih rendah.
Dalam proses mengalirnya panas itu baik dalam
perumusan Kelvin maupun perumusan Clausus, "entropy"
(sebuah besaran dalam termodinamika) akan bertambah
besar.

Dalam waktu juta-jutaan tahun yang akan ndatang,
insya-Allah, proses mengalirnya panas akan berhenti,
entropi akan maksimum, karena pada segenap pelosok
alam semesta ini suhunya sudah sama, akibat panas
sudah terbagi rata, habislah persediaan tenaga. Inilah
akhir alam semesta dilihat dari disiplin ilmu
termodinamika. Jadi dilihat dari segi ilmu
termodinamika alam semesta ini sedang mengalami proses
pengurangan persediaan tenaga. Entropi makin naik,
persediaan tenaga makin berkurang. Enropi makin naik,
jangankan berkuran, berhentipun tidak pernah, inilah
yang disebut dengan proses tidak berulang
(irreversible process).

Boltzmann (Ludwig Boltzmann, 1844 - 1906) tertarik
melihat fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi
dalam matematika, dia dapat menunjukkan bahwa proses
penyusutan persediaan tenaga, atau prosesnya naiknya
entropi, tidak lain hanya merupakan kasus khusus dari
sautu prinsip yang lebih umum. Yaitu bahwa setiap
transformasi fisis akan terjadi kerugian ketertiban
(loss of order). Dalam hal panas penyusutan persediaan
tenaga itu sebenarnya suatu kerugian dalam tertib
molekuler.

Landasan pemikiran atheisme bertitik tolak dari
postulat / pokok kepercayaan, bahwa alam ini tidak ada
permulaannya, tidak pernah tidak ada, jadi tidak perlu
Ada yang memulainya. Atau ada pula atheisme yang
berpostulat materi "muncul" dengan sendirinya dari
ketiadaan.

Marilah kita bedah kedua postulat atheisme tersebut
dengan pisau ilmu termodinamika dan prinsrip
Boltzmann. Kita dapat menunjukkan kepada golongan
atheist itu bahwa postulat alam ini tidak ada
permulaannya ditolak oleh hukum termodinamika kedua.
Pertama entropi bertambah mulai dari nol hingga tak
terhingga. Entropi nol artinya tidak ada aliran panas,
itu artinya ada permulaan yaitu materi belum ada yang
akan mempunyai suhu. Kedua kalau alam ini tidak ada
permulaannya, artinya tak terhingga tuanya, maka
proses termodinamis, proses mengalirnya panas, sudah
sejak lama mesti berhenti, sudah sejak lama entropi
mencapai maksimum, panas sudah sejak lama terbagi
secara merata di lam ini. Faktanya sekarang panas
belum terbagi rata. Artinya postulat atheisme alam
tidak ada permulaannya ditolak oleh ilmu
termodinamika.

Adapun postulat atheisme yang menyatakan materi
"muncul" begitu saja dengan sendirinya, ditolak oleh
prinsip Boltzmann. Untuk transformasi fisik saja
memerlukan modal pertama yang yaitu energi, apa pula
transformasi dari tidak ada materi menjadi ada materi,
perlu sekali modal pertama. Alhasil yang memulai alam
semesta, atau yang memberikan modal pertama
"munculnya" materi adalah Allah SWT sebagai Al Khaliq,
Maha Pencipta.

Entropi yang bertambah terus dari nol hingga maksimum,
adalah suatu besaran yang invariant, artinya
pertambahan itu berlangsung dengan tidak berubah oleh
hukum Relativitas yaitu TaqdiruLlah yang diungkap oleh
Einstein (Albert Einstein, lahir 1879). Ruang boleh
relatif, waktu boleh relatif dan materi boleh relatif,
tergantung pada kecepatan pengamat ataupun obyek yang
diamati. Dengan bertambahnya kecepatan pengamat
maupunyang diamati ataupun kedua-duanya, ruang menjadi
susut, waktu menjadi lambat dan materi bertambah besar
massanya. Namun entropi tidak terpengaruh oleh pada
posisi / kecepatan pengamat dan obyek yang diamati.
Dia akan bertumbuh dari nol hingga maksimum tanpa
terpengaruh oleh kondisi alam.

Maka betul-betul entropi dapat dijadikan tolok ukur
untuk dapat menunjukkan adanya permulaan dan akhir
ciptaan Allah SWT, adanya awal penciptaan ruang +
waktu + materi (space, time and matter) oleh Allah
SWT. Dan itulah manfaat sains yang ketiga, apabila
sains itu didefinisikan dengan bertumpu pada paradigma
Tawhid. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 24 November 1991    
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
======================================

BIAMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajae]
155. Aplikasi Hukum Thermodinamika Kedua 
     dalam Cakrawala yang Lebih Luas dari Iptek 

Fisika klasik maupun fisika relativitas dengan
gambaran dunia ruang waktu empat dimensi (four
dimensinal picture of the world) tidak mempunyai
ketegasan pengertian tentang arah waktu (time 
arrow). Oleh karena itu ada saja pakar yang membuat
postulat tentang arah waktu sebaliknya, dari masa
depan ke masa lalu. Postulat ini menimbulkan inspirasi
bagi penulis novel yang bersifat tahyul sains (science
fiction), mengarang cerita tentang orang-orang yang
menembus lorong waktu, kembali ke masa silam.

Dalam thermodinamika dikenal sebuah TaqdiruLlah yang
disebut Hukum Thermodinamika Kedua, dengan perumusan
William Thomson Kelvin (1842 - 1907) dan perumusan
Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822 - 1888).
Perumusan Kelvin menjadi asas mesin-mesin kalor dan
perumusan Clausius menjadi asas mesin-mesin pendingin.
Walaupun kedua perumusan itu secara verbal berbeda,
namun pada pokoknya ialah dalam setiap proses
thermodinamis entropi akan naik. Secara keseluruhan
entropi alam syahadah naik terus, jangankan turun,
berhentipun tidak pernah. Ini yang disebut
irreversible. 

Ludwig Boltzmann (1844 - 1906) tertarik melihat
fenomena ini. Berkat kemampuannya yang tinggi dalam
matematika, dia dapat menunjukkan bahwa kenaikan
entropi dalam proses thermodinamis, tidak lain hanya
merupakan kasus khusus dari suatu prinsip umum: dalam
setiap transformasi fisis terjadi kerugian ketertiban
(loss of order). Dalam hal panas, kenaikan entropi itu
sebenarnya suatu kerugian dalam organisasi molekuler.
(Ini pernah disinggung dalam Seri 006-Pemanfaatan
Sains-) 

Ungkapan organisasi molekuler ini perlu penjelasan.
Sebuah batu yang jatuh jika dilihat secara
mikroskopis, maka molekul-molekul batu bergerak ke
bawah dengan kecepatan yang sejajar dan sama besarnya
setiap saat dengan pertambahan tenaga kinetis yang
sama besar pula. Kita melihat dua hal, yaitu energi
dan organisasi energi. Setelah batu itu menghantam
landasan beton, maka sebagian dari molekul-molekul itu
mengalami tabrakan dengan besar kecepatan dan arah
gerak secara acak (random), ibarat nyamuk-nyamuk yang
berkeliaran tak teratur dalam kamar. Sebagian pula
geraknya tetap terorganiser, yaitu kecepatan tetap
sejajar dan besarnya sama. Maka tenaga itu terbagi
dua. Tenaga molekul-molekul yang acak tak terorganiser
seperti nyamuk itu berwujud energi panas, sedangkan
tenaga molekul-molekul yang tetap teroganiser itu
tetap berwujud tenaga kinetis yang menyebabkan batu
melenting ke atas. Makin tinggi keacakan (randomness)
makin besar pula kuantitas terjadinya tenaga panas,
dan itulah yang dimaksud dengan kerugian dalam
organisasi 
molekuler yang disebutkan di atas itu.

Karena memang didapatkannya ilmu thermodinamika ini
untuk kepentingan teknologi, sedangkan sifat Iptek
yang dipelajari sekarang ini dibangun di atas landasan
empirisme yang bergandengan tangan erat dengan
pandangan hidup positivisme dan utilitarianisme, maka
pengkajian sudah logis apabila pemikiran sudah
berhenti pada aplikasi Ip pada Tek. Lain halnya
apabila Iptek itu dimerdekakan dari kungkungan
positivisme dan menjangkau di atas cakrawala yang
lebih tinggi dari utilitarianisme, yakni Iptek itu
dibangun di atas landasan empirisme yang bernilai
Tawhid dengan tidak mengabaikan kemanfaatannya (lihat
Seri 006-Pemanfaatan Sains-), maka pemikiran tidak
akan berhenti hanya pada aplikasinya dalam rancang
bangun (design) mesin-mesin konversi tenaga belaka. 

                                  ***

Allah SWT adalah Sumber Ilmu. Sumber Informasi yang
berasal dari Allah SWT disebut ayat. Ada yang berwujud
ayat Qawliyah (verbal), yaitu Kitab-Kitab Suci yang
diturunkan kepada para Rasul dalam bahasa ibu para
Rasul itu. Seperti misalnya Injil dalam bahasa Ibrani
yang diturunkan kepada Nabi 'Isa AS dan Al Quran dalam
bahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ada pula yang berwujud ayat Kawniyah (kosmologis) yang
berwujud alam syahadah.
     
Sehubungan dengan arah waktu Allah SWT berfirman dalam
ayat Qawliyah, S.AlA'lay,1,2: 
    Sabbihi Sma Rabbika lA'lay. Alladziy Khalaqa fa
Sawway Sucikanlah Nama Maha Pengaturmu Yang Maha
Tinggi. Yaitu Yang mencipta lalu menyempurnakan.
Adapun menyempurnakan dalam ayat Qawliyah ini
memberikan keterangan secara tegas tentang arah waktu
(time arrow) yaitu dari masa lalu ke masa depan.

Demikian pula arah waktu dipertegas dalam ayat
Kawniyah yaitu Hukum Thermodinamika Kedua yang
irreversible. Setiap proses thermodinamis akan
menghasilkan kenaikan entropi secara kuantitatif. Di
alam syahadah ini sedang terjadi proses pengurangan
dalam persediaan tenaga, dan persediaan itu akan habis
jika entropi sudah mencapai maximum. Proses itu
irreversible oleh karena setiap proses akan
menghasilkan keacakan molekulair yang tak terorganiser
menjadi semakin tinggi. Entropi "bergerak" menanjak
naik dari nol hingga maksimum. Pada waktu entropi nol,
tidak ada materi, sehingga tidak ada suhu, itulah
sebabnya entropi nol. Wa l'Ashr, perhatikanlah waktu,
Allah mencipta DENGAN waktu, "lahirlah" ruang dan
materi. Mengalirlah panas dari space and matter yang
suhunya lebih tinggi ke yang lebih rendah, menanjaklah
entropi dari nol ke maksimum. Inilah ketegasan arah
waktu (time arrow) yaitu dari masa lalu ke masa depan
dalam ayat Kawniyah. Waktu berjalan mundur seperti
dalam novel ataupun film tahyul fiksi sains, adalah
hal yang mustahil berdasar ketentuan time arrow, baik
menurut ayat Qawliyah maupun ayat Kawniyah.

Hukum Thermodinamika Kedua tidaklah menyangkut tabiat
butir molekul secara individu, melainkan menyangkut
keseluruhan unsur molekul yang acak dalam masyarakat
molekul yang hiruk pikuk (the random element in a
crowd). Demikianlah Hukum Tehermodinamika Kedua
memberikan ketegasan tentang arah waktu dari masa
silam ke masa depan. 
    
Keadaan molekul yang makin acak tidak terorganisasi
itu menunjukkan arah waktu yang tegas dari masa lampau
ke masa depan, oleh karena molekul yang ibarat gerak
nyamuk itu tidak dapat lagi 
kembali kepada keadaan semula. Keacakan ini adalah
harga yang dibayar oleh transformasi kemajuan
(evolusi) fisis suatu prinsip umum TaqdiruLlah yang
diungkap oleh Boltzmann. Fenomena dalam ayat Kawliyah
ini menunjukkan pula, seperti yang telah banyak
dibahas dalam pembahasan ayat Qawliyah, bahwa tidak
ada kemajuan tanpa pengorbanan, yang orang Jawa
bilang: "Jer Basuki mao beo".

Allah SWT menyempurnakan hasil ciptaannya (fa Sawway)
berupa transformasi fisis di alam syahadah di satu
pihak, sedangkan di lain pihak Allah SWT mengurangi
persediaan tenaga. Begitu 
transformasi fisis sudah disempurnakan Allah SWT,
entropi menjadi maximum, terjadilah keseimbangan
panas, habislah persediaan tenaga di alam syahadah,
matahari dan bintang-bintang yang cemerlang (nujuwmun)
menjadi redup, berhenti pulalah proses di alam
syahadah ini, dan waktupun berhentilah pula, dan
inilah akhir alam syahadah, kemudian menyusullah hari
kiamat (dari Qiya-m artinya berbangkit), hari
pengadilan dan akhirnya hari akhirat. Insya Allah
demikianlah keadaannya. Allah Maha Kuasa, fa''aalu
limaa yuriyd, dapat saja proses itu "di-cut" Allah SWT
ditengah berlangsungnya proses menanjaknya entropi,
artinya entropi tidak sampai mencapai maksimum,
qiyamat lebih dahulu ditetapkan Allah SWT. Qiyamat itu
rahasia Allah. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** 27 November 1994
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

********************************************************************************





----- Original Message ----- 
From: radityo djadjoeri 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, October 23, 2005 4:52 PM
Subject: [wanita-muslimah] Tuhan di Mata Para Ilmuwan


Tuhan di Mata Para Ilmuwan

Para ilmuwan dianggap memiliki Tuhan yang berbeda dari
kaum teolog. Seperti apakah Tuhan mereka?

Semakin para ilmuwan mendalami bidang ilmunya, semakin
ia menemukan nuansa spiritual di dalamnya. Dan
karenanya, semakin tinggi keyakinan mereka terhadap
keberadaan Tuhan. Ungkapan semacam ini sering
dilontarkan para ilmuwan yang berubah menjadi
pendakwah agama. Dr. Imaduddin Abdul Rahim (fisika)
dan Dr Dadang Hawari (kedokteran) adalah contohnya. 

Dalam beberapa kesempatan ceramahnya di televisi, Bang
Imad, panggilan Dr Imaduddin, memberikan contoh
banyaknya ilmuwan yang kembali ke spiritualitas. Salah
satu contoh favoritnya adalah Albert Einstein, yang
menurut dia tetap mempertahankan agama kendati sibuk
memecahkan persoalan-persoalan ilmiah.

Begitu juga Dadang Hawari yang sering menyebut nama Dr
Maurice Bucaile, ilmuwan asal Perancis yang tertarik
terhadap Islam karena mendalami kajian biologi dan
hubungannya dengan beberapa doktrin agama.

Benarkah para ilmuwan berkecenderungan demikian? Jika
Anda buka literatur fisika, mungkin Anda akan kecewa.
Karena, terlalu banyak tokoh-tokoh ilmuwan yang
ternyata ateis, atau paling kurang agnostis terhadap
persoalan-persoalan metafisika.

Sebutlah Steven Weinberg, Carl Sagan, Roger Penros,
Richard Feynman, dan Stephen Hawking. Tokoh-tokoh ini
adalah fisikawan sejati yang banyak menelurkan karya
dan teori ilmiah. Simaklah apa kata mereka tentang
Tuhan!

"Betapa alam raya berjalan penuh dengan keteraturan
berdasarkan hukum-hukumnya, sehingga ia tak perlu lagi
sang pengatur," tulis Carl Sagan dalam Cosmos, karya
monumentalnya. "Semakin kosmologi" menyingkap alam
raya ini, semakin tampak bagi kita betapa tak
bertujuannya jagat raya ini," ungkap Steven Weinberg,
peraih hadiah Nobel dalam bidang fisika pada 1979.

Begitulah, bagi para ilmuwan itu, teori ledakan besar
(big bang), teori yang paling dekat kaitannya dengan
penciptaan, hampir tak menyisakan ruang buat Tuhan
untuk berkarya. "Semuanya berjalan menurut hukum
fisika yang rumit dan sempurna," tulis seorang
fisikawan.

********************************************************************************
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

Bertamasya ke Bidang Eksakta
oleh H.Muh.Nur Abdurrahman
 
Sebermula, saya sempatkan diri membaca-baca dahulu
kiri / kanan, muka / belakang, atas / bawah, yakni
bertamasya ke bidang eksakta. Yaitu perkara pra Big
Bang (BB), yaitu mengenai dua macam spekulasi yang
"menentang" 'Alayha- fa-n . Yabqa- wajhu rabbbika (S.
arRahman, 26-27), semuanya nihil dan tinggallah
semata-mata Maha Pengaturmu, dan Khalaqa fa sawwa- (S.
AlA'la-, 2). Khalaqa artinya mencipta dari tidak ada
menjadi ada (creatio ex nihilo). Kedua macam spekulasi
itu ialah pertama spekulasi fluktuasi universum dan
kedua fluktuasi medan vakum kuantum. saya mendapatkan
bahwa spekulasi fluktuasi universum ataupun fluktuasi
medan vakum kuantum tidak lain adalah politik tipuan
dengan matematika yang "sangat" sederhana. 

Syahdan, sedikit tentang hal ihwal teori relativitas
umumnya Einstein (diucapkan: ainsytain) yang penuh
dengan "technique" perhitungan "Tensor" (skalar iaitu
tensor tataran 0, vektor iaitu tataran 1 dan
selebihnya >1 disebutlah tensor doang). Inipun hasil
pengungkapannya belum memuaskan para fisikawan. Karena
itu dewasa ini digalakkan riset untuk mengkuantitasi
medan gravitas, yang menghasilkan "Teori Gravitasi
Kuantum". Iaitu khusus untuk menjelaskan "era Planck"
sesudah ledakan awal BB dengan karakteristik tp = 10
pangkat -43 detik, Ip = 10 pangkat -33 cm, mp = 10
pangkat -5 g, rho = 5 x 10 pangkat 93 g/cm kubik, Tp =
10 pangkat 32 derajat K, Ep rata-rata per partikel =
10 pangkat Gev, entropi sangat tinggi (10 foton per
baryon) dan Radius = 10 pangkat -4 cm.
 
Selanjutnya adalah "pamali" (tabu) dalam teori ilmu
fisika, yaitu "tak terhingga" jika muncul dalam suatu
teori yang dikemukakan, maka teori itu dianggap sangat
lemah ataupun teori yang salah. Tak terhingga itu
harus dilenyapkan lebih dahulu, suatu prosedur dalam
ilmu fisika yang dinamakan "normalisasi". Dengan kata
lain harus berada dalam realitas fisikawi yang bisa
diuji kebenarannya melalui metode empiris.
 
Sebuah ilustrasi yang menarik ialah Martin Veltman dan
Gererd't Hoofdt dari Universitas Utrecht, yang
keduanya menyusun "technique" matematika untuk proses
menormalisasi secara umum teori medan kuantum. Teori
inilah yang telah membuka jalan kepada Abdus Salam dan
Stephen Weinberg (keduanya penerima Hadiah Nobel
Fisika 1979, mendhului kedua orang pionir Martin
Veltman dan Gererd't Hoofdt yang baru menerima Hadiah
Nobel thn.1999) dalam mempersatukan interaksi elektro
magnetik dengan nuklir lemah yang dikenal sebagai
teori standar / baku "electroweak. Disertasi Abdus
Salampun di Universitas Cambridge juga mengenai proses
penghilangan faktor ke-takterhingga-an dari teori
meson. Jadi ilmu Fisika tidak berhasrat menyinggung
soal tak terhingga, dan selalu akan membisu saja.
 
Suatu hal yang fundamental dalam penjelasan kosmologi
fisikawi, ruang dan waktu harus selalu digandengkan,
yaitu merupakan suatu kontinum (tak terpisahkan)
dengan dimensional-4, yaitu 3 dimensi ruang dan 1
dimensi waktu. Ruang dimensional-4 ini dinamakan ruang
Minkowski dan yang dimensional-3 disebut ruang
Euclides. Karena itu perumusan persamaan matematika
dalam kosmologi fisikawi berbentuk persamaan medan
tensor dan persamaan differensial parsial, kecuali
kontanta-konstanta alam.
 
Teori BB menyangkut kosmologi, ini salah satu teori
yang terkemuka dewasa ini tentang asal-usul alam
syahadah (universum, jagad raya). Pada umumnya telah
diterima bahwa universum ini diawali oleh suatu
ledakan dahsyat dari suatu yang super rapat dan super
panas. Secara teoritis, universum dimulai dari
singularitas matematika dengan densitas yang sangat
tinggi. Hal ini muncul keluar dari solusi tipe I dan
tipe II dari persamaan medan (field equation)
Einstein:
 Gmu,nu = -KTmu,nu, di mana 
 mu dan nu adalah index
 G kontante gravitasi
 K = 8[pi]G/c^4
 c = laju cahaya
 Gmu.nu tensor Einstein yang tergantung fungsi gmu.nu
dan turunannya (derivatif) pertama dan kedua,
 gmu.nu adalah tensor metrik
 Tmunu adalah tensor energi-momentum dan tergantung
pada pendistribusian dari energi dan zat di dalam
ruang.
 
Persamaan medan Einstein ini artinya bahwa
kelengkungan (curvature) ruang-waktu disebabkan oleh
pendistribusian dari massa-energi dalam ruamg.
Persamaan medan Einstein adalah bagian penerapan
khusus dari "prinsip Mach", menurutnya sifat inersial
zat/materi disebabkan oleh pendistribusian materi di
sisa lokasi universum. Solusi tipe I itu berlaku jika
model universum itu "terbuka", sedangkan solusi tipe
II itu berlaku jika model universum itu "tertutup".
 
Radius dari universum R[t] hanya fungsi dari waktu t
disebut juga "faktor skala". Semuanya dimulai dari
titik di mana faktor skala R adalah nol pada waktu t =
0 
 
Ilmuwan pertama yang merumuskan teori BB itu ialah
Lemaitre (1927) dan Gamow (1940). Lemaitre mengusulkan
bahwa universum dimulai dari ledakan BB, di mana
energi murni secara gradual ditransformasi menjadi zat
materi. Lemaitre mendasari kesimpulannya tidak saja
berdasar persamaan medan Einstein, tetapi pada argumen
berikut ini. Entropi dari universum menanjak terus
mengikuti waktu. Karena itu ada suatu waktu kondisi di
mana entropi itu minimum. Jadi Lemaitre mengusulkan
ide "atom primordial", di mana terkandung seluruh zat
materi di dalam universum. Ledakan atom-atom
primordial ini menghasilkan bintang-bintang dan
galaksi-galaksi yang membentuk universum kita dewasa
ini. Argumen tentang entropi dari universum ini adalah
salah satu karakteristik fundamental dari universum,
terutama jika ditekankan pada penjelasan kontemporer
tentang anak panah waktu (arrow of time dari khalaqa
ke proses fasawwa-).
 
Gamow  melanjutkan penelitian karakteristik dari
kondisi super-kerapatan yang ada ketika momen awal
dari universum. Ia menyimpulkan bahwa suhu pastilah
luar biasa tingginya pada taraf itu. Dalam kondisi
seperti ini, proton dan neutron telah membentuk
pelbagai jenis unsur kimia. Menurut teori ini, semua
unsur kimia telah dibentuk di dalam bagian interior
bintang-bintang. Khususnya elemen kimia yang lebih
berat dibentuk sewaktu ledakan supernova.
 
Jadi disimpulkan bahwa ada dua cara unsur kimia
dibentuk, yang pertama secara kosmologis, hanya
unsur-unsur ringan (terutama deuterium dan helium)
yang dibentuk sewaktu 4 menit pertama dari ledakan BB.
Unsur yang lebih berat dari helium dibentuk kemudian
pada waktu terbentuknya bintang pertama, dan terus
berkesinambungan pada dewasa ini (proses fasawwa-).
 
Pertanyaan tentang umur universum merupakan salah satu
permasalahan utama dalam kosmologi. Dari informasi
yang tersedia pada waktu ini, hal ini dapat dijawab
bahwa bukan saja umur universum itu terhingga
(finite), tetapi ditetapkan antara 10 dan 20 milyar
tahun. Banyak fakta untuk menjelaskan hal ini. Ada
beberapa metode dapat diterapkan yang sama sekali
tidak saling tergantung untuk memprkirakan umur
universum. Tiga metode yang termasuk penting adalah:
+ Pemuaian universum, hasilnya to = 20 milyar tahun
(waktu Hubble)
+ Umur unsur radio aktif, hasilnya umur tata-surya
aproksimasi 5 milyar tahun, serta umur universum to =
antara 11 - 18 milyar tahun.
+ Umur tertua himpunan bintang-bintang globular,
hasilnya to = 10 - 20 milyar tahun (umur dinamis).
 
Alhasil, kecocokan hasil yang berarti ini menunjukkan
bahwa semua fenomena di universum mempunyai asal-usul
yang sama (khalaqa fasawwa-). Ini merupakan kesimpulan
penting dalam kosmologi modern.
 
Selanjutnya suatu fakta untuk menunjukkan terjadinya
BB ialah latar belakang radiasi gelombang mikro.
Radiasi ini tiba di sekeliling kita berasal dari
seluruh penjuru dengan intensitas (secara isentropik)
dan sesuai dengan radiasi jasad hitam pada suhu
kira-kira 3 derajat K. Radiasi ini secara rata-rata
didistribusikan ke seluruh penjuru. Penjelasan yang
dapat dipercaya untuk radiasi ini, bahwa hal itu
terdiri dari foton yang mengisi universum tatkala "era
radiasi" pada awal sejarah kosmik.
 
Rekapitulasi, tercatat fakta-fakta yang mendukung
teori BB adalah:
+ Penyelesaian persamaan medan Einstein.
+ Banyaknya deuterium dan helium yang terobservasi.
+ Keserasian antara berbagai perkiraan yang sama
sekali tidak tergantung antara satu dengan yang lain
mengenai umur universum.
+ Latar belakang radiasi gelombang mikro.
 
Tentu saja tidak ada argumen yang disebutkan itu dapat
mendukung teori BB langsung diterima. Terutama
penyelesaian persamaan medan Einstein yang merujuk
pada model homogen dan isentropik dari universum.
Sehingga timbul pertanyaan apa yang terjadi jika
universum sama sekali tidak homogen dan tidak
isentropik, yang berarti universum tidak bermula dari
singularitas dan ledakan awal? Banyak yang dilakukan
tentang pertanyaan ini. Kemajuan yang paling penting
adalah yang dicapai oleh Stephen Hawking dan Roger
Penrose, yang memperlihatkan bahwa setiap model
universum yang mempunyai karakteristik terobservasi
(aproksimatif) homogen dan isentropik haruslah dimulai
dari singularitas (Dalil Hawkin-Penrose).
 
Dalil Hawking-Penrose berlaku dengan asumsi berikut:
+ Teori relativitas umum berlaku.
+ Energi lokal secara total adalah positif (telah
dibuktikan bahwa memang halnya demikian)
+ Tidak ada bak-waktu geodesik yang tertutup (yaitu
tidak seorangpun dapat kembali ke masa lampau).
+ Ruang di mana-mana tidak datar sepanjang semua
bak-waktu atau bak-cahaya geodesik.
+ Ada satu permukaan bak-waktu tertutup (ini dapat
dijamin sebab isentropi dari latar belakang gelombang
radiasi mikro). Dalil Hawking-Penrose ini, yang tidak
memerlukan mutlak adanya keadaan homogen dan isentropi
dari universum, adalah salah satu prestasi yang
penting dalam bidang relativitas. Diambil kesimpulan
bahwa Teori Relativitas Umum mengantarkan ke suatu
awal singularitas bagi universum.
 
Ada usaha yang dilakukan untuk menghindari
singularitas permulaan universum dengan memperkenalkan
fenomena kuantum mekanika. Fenomena ini sangat penting
bila umur universum kurang 10 pangkat -43 detik (waktu
Planck). Tetapi seperti yang diperlihatkan oleh
Hawking bahwa tinjauan dengan menerapkan mekanika
kuantum pun tidak dapat melenyapkan singularitas.
 
Menurut suatu persamaan dari teori relativitas umum,
bilamana lubang hitam tipe Schwarzshild terbentuk maka
materi yang ada di dalam "event horizon" dari lubang
itu tak terhindarkan harus berada di bawah pengaruh
gravitasi, menjadi suatu titik dengan kerapatan tak
terhingga. Pemuaian yang merata dari universum
menjauhi lokasi BB adalah citra cermin dari lubang
hitam yang runtuh, menunjukkan bahwa universum lahir
dari suatu singularitas.
 
Apakah makna waktu dalam kosmologi? Dalam fenomena
kosmik yang mana konsep waktu didasarkan? Jawaban
pertanyan ini diperoleh dari teori fisika nuklir yang
terkait, yaitu rekasi di antara partikel elementer
memperikan paruh hidup dari perbagai peluruhan
(pelapukan) radio aktif. Karena itu skala waktu ketika
pemuaian tingkat pertama dari kosmik adalah ditentukan
oleh kecepatan peluruhan partikel elementer itu, yang
pada umumnya berada dalam keadaan tidak stabil.
Derajat ketidakstabilan partikel-partikel itu
memberikan ukuran waktu bagi universum.
 
Kerapatan awal yang tak terkira tingginya menunjukkan
singularitas universum seperti telah diutarakan di
atas, konsep ruang dan waktu menjadi tak berarti. Sama
halnya kita akan kehilangan konsep ruang dan waktu
jika kita misalkan bahwa universum sebagai fluktuasi
kuantum yang amat besar. Untuk hal ini, tidak ada
sesuatu "sebelum" universum diciptakan ('alayha- fa-n,
khalaqa, creatio ex nihilo) untuk melakukan fluktuasi
yang demikian itu.
 
Jadi bila kita menyatakan bahwa universum pada waktu t
= 0, maka Ro = 0 (yaitu permulan pemuaian), maka
dimaksudkan bahwa ketika t mendekati 0 konsep ruang
dan waktu menjadi kabur, dan jika t = 0, ruang dan
waktu sama sekali lenyap ('alayha- fa-n). Maka dalam
konteks ini sangat penting Firman Allah: Wal'Ashri (S.
Al 'Ashr, 1), artinya perhatikanlah waktu.(*) Bahwa
Allah mencipta alam syahadah ini bukanlah menurut
waktu melainkan Allah mencipta alam syahadah "dengan"
waktu.
 
Bagi yang sangat ngotot untuk menghindarkan awal BB
berupa singularitas, penganut teologi spekulasi
fluktuasi universum ataupun fluktuasi medan vakum
kuantum melakukan rekayasa politik dengan matematika
sederhana untuk mengelak dari singularitas, yaitu
tatkala t = 0, ruang dan waktu tidak lenyap, yakni
dengan manipulasi skala waktu t menjadi t' dengan
relasi t' = log t, sehingga jika t = 0, maka t'
menjadi (-)tak terhingga, maka pada masa silam itulah
terjadi flutuasi yang tak habis-habisnya, dan BB
adalah permulaan dari flutuasi era kekinian. Pada hal
yang tak terhingga itu DITOLAK oleh para fisikawan,
karena tak terhingga itu tidak berada dalam realitas
fisikawi yang bisa diuji kebenarannya melalui metode
empiris. Alhasil spekulasi fluktuasi universum ataupun
fluktuasi medan vakum kuantum itu tidak relevan dengan
sains, karena spekulasi itu bukan kajian di bidang
fisika. Walla-hu a'lamu bishshawab.
 
Buku-buku yang dikunjungi dalam tamasya saya, antara
lain:
Heidmann, J. Relativistic Cosmology, Springer,
Heidelberg, 1980.
Misner, C.W., K.S. Thorne, J.A. wheler: Gravitation,
Freeman, San Francisco, 1973.
Seiama, D.W. Modern Cosmology, Cambridge University
Press, Cambridge, 1971.
Peebles, P.J.E. Physical Cosmology, Princeton
University Press, Princeton, 1989.
Weinberg, S. Gravitation and Cosmology, Wiley, New
York, 1977
================== 
 
(*)
Wa dalam permulaan ayat (1) S. Al'Ashr tersebut
menyatakan sebuah qasm, semacam "sumpah", namun tidak
cocok untuk dibahasa-Indonesiakan dengan "demi". Sebab
dalam bahasa Indonesia "demi" itu menyatakan penguatan
yang ditumpukan kepada sesuatu yang lebih "tinggi",
yaitu Allah. Sedangkan qasm itu semacam "sumpah" untuk
menegaskan di mana yang "bersumpah" kedudukannya itu
lebih "tinggi". Jadi Wa l'Ashri tidak cocok
di-Indonesia-kan dengan "demi waktu", melainkan
"perhatikanlah waktu", karena yang berqasm di sini
adalah Allah SWT.

********************************************************************************


Jalan Pikiran Tuhan

Benarkah para ilmuwan seradikal itu dalam memandang
Tuhan? Jawabannya, mungkin ya mungkin tidak. Jika Anda
percaya pada sebuah penelitian di AS tahun lalu, hanya
40 persen ilmuwan di negeri Paman Sam itu yang percaya
adanya Tuhan. Sisanya adalah para ilmuwan yang ateis
dan agnostik (Newsweek, 27/7).

Tapi jika melihat sebuah konferensi tentang agama dan
ilmu pengetahuan yang digelar di AS bulan lalu, para
ilmuwan adalah manusia-manusia "beriman" dan, dalam
beberapa hal, percaya dengan kebenaran agama. "Jika
Anda menyadari bahwa hukum alam telah melahirkan jagat
raya yang begitu teratur, maka hal itu pastilah tidak
terjadi semata-mata karena kebetulan. Tapi mesti ada
tujuan di balik itu semua," kata John Polkinghorne,
ahli fisika yang kini menjadi pendakwah Gereja
Anglikan.

Pendapat senada juga diungkapkan Charles Townes,
peraih Nobel pada 1964 yang juga hadir dalam
konferensi tersebut, "Banyak orang merasakan bahwa
pastilah ada sesuatu yang mahapintar di balik
kehebatan hukum alam."

Sekitar 300 ilmuwan yang hadir dalam konferensi
tersebut memang tidak semuanya percaya kepada Tuhan.
Namun, mereka memiliki konsepsi tersendiri tentang
Tuhan. John Barrow, misalnya, menganggap adanya ruang
buat spiritualitas dalam setiap kajian keilmiahan.
Padahal, fisikawan Inggris yang dianggap terbesar
setelah Stephen Hawking itu selama ini dikenal kurang
peduli terhadap agama.

Para ilmuwan memang memiliki konsepsi tersendiri
tentang Tuhan. Tuhan mereka, seperti dikatakan banyak
pengamat agama, tidaklah terpersonalisasi seperti yang
diajarkan para teolog. Karenanya Dr Karlina Leksono,
astronom Indonesia yang kini mengajar filsafat di UI,
keberatan kalau orang seperti Stephen Hawking
dikategorikan sebagai ilmuwan yang ateis. "Dia bukan
ateis, tapi sedikit agnostik," katanya dalam suatu
kesempatan kepada UMMAT.
Sifat agnostik Hawking diperlihatkan dalam
tulisan-tulisannya yang agak keras mengkritik Tuhan
para teolog. Kendati demikian, ia meyakini keberadaan
Tuhan, dan mempercayai bahwa dengan kosmologi yang
dibangunnya, suatu saat, ia bisa melihat jalan pikiran
Tuhan (the mind of God). 

Persoalannya barangkali, mampukah ilmu pengetahuan itu
menyingkap Tuhan? Para ilmuwan yang beriman meyakini
bahwa ilmu pengetahuan, kendati tak secara langsung
membawa para ilmuwan ke hadapan Tuhan, bisa menggiring
mereka ke arah itu. "Kendati sains tak dapat
membuktikan eksistensi Tuhan, ia dapat membisikkan
kepada ilmuwan di mana jejak-jejak Tuhan itu bisa
dicari," ujar seorang ilmuwan.

Para ilmuwan "ateis" sendiri tak terlalu memperdulikan
apakah Tuhan itu ada atau tidak, dan apakah ilmu
pengetahuan bisa atau tidak mengungkapnya. Namun,
mereka sepakat dengan kaum beriman bahwa tujuan agama
dan sains kedua-duanya sama, yakni mencari kebenaran
sejati di dunia ini.

Luthfi Assyaukanie 
Tulisan ini diambil dari majalah Ummat, No. 5 Thn. IV,
10 Agustus 1998/16 Rabiul Akhir 1419 H.


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga,
maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera
mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam
mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject
any attachment ....

      

      SPONSORED LINKS  
                                                Women 
                                     
    
---------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS

  
    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
   
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
   
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
Terms of Service.

  
---------------------------------





                
_____________________________________________________________________
Anda ber-Yahoo!?
Bosan dengan spam? Mel Yahoo! memiliki perlindungan spam yang terbaik
http://my.mail.yahoo.com/


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke