Terima kasih Mas Bambang, Kalau dilihat lebih dalam lagi, persoalan kita sekarang ini tentunya sudah ada sejak manusia mulai melakukan salah satu profesi tertua didunia, yaitu transaksi antar manusia. Persoalan "gelap kotor" ini berkembang sesuai dengan subur atau gersangnya lahan tempat dia berada. Sebab ini menyangkut salah satu sifat dasar manusia (harta, greed dsb.).
Mungkin yang dibutuhkan sekarang ini adalah suatu group "pendekar hukum " mirip dengan the Untouchables zaman "Al Capone" dulu. Dengan segala tantangan dan hambatannya, secara perlahan group ini tentu akan memperlihatkan hasil. Persoalannya adalah dalam berapa lama?. Para pendekar hukum ini dapat terdiri dari orang yang bisa dikategorikan "extremists". Mempunyai tujuan hidup lain dari orang kebanyakan, dan mampunyai kepercayaan bahwa imbalan hidup yang dia harapkan tidak sama dengan pengharapan kebanyakan orang (yang paling mudah didapat di Indonesia barang kali adalah orang 'berpaham agama yang rada ekstrim' dan tidak kemaruk harta atau kelemahan lainnnya). Susah ya.... mendapatkannya. Kalau sudah didapat timbul persoalan lain yaitu "memotivasi dan melatihnya" untuk dapat bekerja dan berhasil mencapai tujuan. This is a very far away dream, or, ... maybe not too far anyway. What we have to do now, maybe just do it. Salam Indradjaja Dalel -----Original Message----- From: Bambang Subianto [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Saturday, November 03, 2001 12:41 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: "Terangg" dan "Gelap" (Re: Negara atau Pemerintah ?) Mas Indradjaja (atau mas Dalel), remark-nya OK banget. Petuahnya bisa direfleksikan di bidang PPh (pajak penghasilan), begini : > Pimpinan dan komandan yang berhasil biasanya juga mengakui dan melihat bahwa selalu ada dua sisi urusan, yaitu urusan"terang" and urusan "gelap". Memang urusan ada yang "gelap" dan yang "terang". Ini contoh di bidang perpajakan, khususnya pajak penghasilan pribadi (PPh perorangan) : Penghasilan banyak orang Indonesia umumnya bisa dikategorikan menjadi dua jenis. Pertama penghasilan formal, nah ini yang masuk kategori "terang". Kedua penghasilan yang informal, dan yang ini bisa dikategorikan sebagai "gelap". Lebih lanjut, yang "gelap" itu juga ada dua macam : yaitu "gelap-bersih" dan "gelap-kotor". He he he . . . > Terang dan gelap harus bisa dikendalikan (managed) dengan baik secara bersamaan, sebab keduanya menentukan keberhasilan pimpinan mencapai tujuan. Kalau yang di managed hanya satu bagian maka bagian lain akan jadi penghalang keberhasilan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan. Di bidang perpajakan, PPh perorangan yang sudah di"manage" barulah PPh atas penghasilan formal, alias PPh atas penghasilan yang "terang". Yang penghasilan informal alias gelap memang sulit dimanage, apalagi kalau adanya penghasilan informal itu tanpa sengaja telah diabaikan selama beberapa dekade. Maka bagian gelap dari penghasilan anggota masyarakat itu menjadi kendala dalam mengoptimalkan penerimaan pajak, yang katanya untuk pemerataan. Yang "gelap-bersih" (misalnya honor ceramah) sering kelupaan melapor dalam perhitungan PPh, dan sulit bagi kantor pajak untuk melakukan pengecekannya. Yang "gelap-kotor" (misalnya hasil mark-up biaya proyek), siapa yang mau melaporkannya dalam perhitungan PPh, emangnya gila. > Nah disini kuncinya. Komandan atau pimpinan yang berhasil bisasanya "ahli" di kedua bidang "gelap" dan "terang". Yang penting niatnya, adalah untuk memajukan dan berkiprah ditempat terang sambil mengendalikan yang gelap2 serta kalau bisa mengubah yang gelap menjadi terang. Penghasilan yang "gelap-kotor" tentunya harus bisa diberantas. Ini perlu komitmen agar mulai hari ini tidak ada lagi main curang. Enak ngomongnya, tetapi sulit dilaksanakan kalau "Kurawa"-nya kelewat banyak dan "Pandawa"-nya kelewat sedikit. Mungkin sekarang ini perimbangan antara jumlah Pandawa dan Kurawa sudah kurang dari 5 : 100. Mungkin tinggal 3 : 100, atau lebih kecil lagi ? Kalau penghasilan "gelap-bersih" ya harus dibangun sistem agar bisa menjadi penghasilan yang "terang". > Yang kita cari sebenarnya adalah komandan yang bisa memenangkan perang, apapun bentuk perangnya. Kalau berperang dengan tukang tipu maka komandan yang kita cari tentu yang ahli didalam tipu-menipu Ini kalimat bagaikan pisau bermata dua. Memang komandan yang dicari adalah yang paham sekali perihal tipu-menipu. Tetapi kalau keahliannya itu dipakai untuk ikut main, waaah . . . . lebih repot lagi. Apalagi kalo komandan-komandan berikutnya ikut-ikutan terus mempraktekkan kelakuan pendahulu-pendahulunya. Tabe mas Dalel. Bambang Subianto ----- Original Message ----- From: "Indradjaja Dalel" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, November 02, 2001 3:02 PM Subject: [yonsatu] Re: Negara atau Pemerintah ? > Saya tergelitik untuk ikut nimbrung. > > Pimpinan dan komandan yang berhasil biasanya juga mengakui dan melihat bahwa > selalu ada dua sisi urusan, yaitu urusan"terang" and urusan "gelap". Terang > dan gelap harus bisa dikendalikan (managed) dengan baik secara bersamaan, > sebab keduanya menentukan keberhasilan pimpinan mencapai tujuan. Kalau yang > di managed hanya satu bagian maka bagian lain akan jadi penghalang > keberhasilan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan. > > Nah disini kuncinya. Komandan atau pimpinan yang berhasil bisasanya "ahli" > di kedua bidang "gelap" dan "terang". Yang penting niatnya, adalah untuk > memajukan dan berkiprah ditempat terang sambil mengendalikan yang gelap2 > serta kalau bisa mengubah yang gelap menjadi terang. > > Yang kita cari sebenarnya adalah komandan yang bisa memenangkan perang, > apapun bentuk perangnya. Kalau berperang dengan tukang tipu maka komandan > yang kita cari tentu yang ahli didalam tipu-menipu > > Salam > Indraadjaja Dalel > > > -----Original Message----- > From: Budiono [mailto:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: Thursday, November 01, 2001 10:28 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [yonsatu] Re: Negara atau Pemerintah ? > > Hi Bang ! > > Pandangan saya, baik Presiden maupun menterinya wajib tunduk pada UUD dan > berorientasi pada "kesejahteraan rakyat". Masing-x2 menteri mengatur pada > bidangnya. Dalam Departemennyalah, tiap menteri mengatur, siapa yang > bertugas "operasional" dan siapa yang bertugas "menata". Persis seperti > organisasi pemasaran. Ada yang berfungsi "hunter" dan ada yang "farmer". > Sebab kalau tidak, akan terjadi organisasinya rapi, tapi target tak > tercapai atau target tercapai tapi tidak rapi, misalnya ada penyimpangan > hukum ataupun finansial > > Saya lihat, pembentukan kabinet, selalu dikedepankan akhlak dan perimbangan > kekuatan politik dulu, ini "wajibnya", baru profesionalismenya, atau > "sunahnya". Padahal, menteri adalah operasional, jadi seyogyanya > profesionalisme menjadi "wajibnya" dan akhlak serta perimbangan kekuatan > politik menjadi "sunahnya". Karena yang dituntut rakyat dari Presiden adalah > "hasil" perbuatan bukan "kebenaran"nya mengatur. Atau bukan kebaikan > Presiden tapi manfaat tindakan Presiden. > > Bukankah dalam hidup ini, intinya, kita musti pandai-x2 menentukan mana > "wajib" dan mana "sunah" ?. Seperti juga pertempuran, kemenangan, > ditentukan oleh kepandaian kita mengatur kapan bertahan dan kapan menyerang. > Bukankah pula telah difirmankan bahwa "Aku ciptakan secala sesuatu > berpasangan". Jadi, pandai-x2 kita menentukan pasangan dan mengaturnya mana > yang dikedepankan dan mana yang dikeblakangkan, disitulah kebahagiaan akan > dicapai. > > Coba saja shalat tiap menit dan tidak menjalankan perbuatan sebagai mahluk > hidup, apa kita bisa merasakan nikmatnya diberi kehidupan meskipun semua > orang mengatakan kita orang baik...... .......katanya .....dan....ini > ...kalau percaya. he....he...he...he > > > Budiono.K > > ----- Original Message ----- > From: "Bambang Subianto" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Thursday, October 25, 2001 2:35 PM > Subject: [yonsatu] Re: Negara atau Pemerintah ? > > > > On Thursday, October 25, 2001 1:46 PM Syafril Hermansyah wrote to > > <[EMAIL PROTECTED]> : > > > Kalau melihat ke UUD 45, tugas pokok Negara adalah mensejahterakan > > > rakyat. Apapun layak dilakukan oleh Negara untuk mencapai tujuan itu. > > > Presiden adalah Kepala Negara dan sekaligus kepala Pemerintahan, dan > > > dalam menjalankan pemerintahanan dibantu oleh menteri-2x. > > > > > > Pertanyaannya : apakah kabinet itu memang sebaiknya perlu di bagi > > > ada yg orientasinya "mengatur" (govern) dan ada yg orientasinya > > > "mensejahterakan rakyat" atau memang menjadi tugas semua anggota > > > kabinet mengurus keduanya ? > > > > > 1. Pendapat saya : tugasnya, atau lebih tepat misinya, ya itu > > "mensejahterakan rakyat". Mengenai "mengatur" tidak tepat disebut sebagai > > tugas. "mengatur" adalah tindakan, langkah atau keputusan yang seharusnya > > dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditugaskan. > > 2. Sayangnya, kecenderungan yang bisa diamati adalah : "mengatur" itu > > menjadi tidak atau sulit dilihat kaitannya dengan pencapaian sasaran. Bisa > > karena kurang paham caranya, bisa karena memang yang dianggap sebagai > tugas > > adalah "mengatur" itu per-se. Kalau sudah begitu lalu menjadi : mengatur > > buat apa atawa untuk siapa. Katanya di Indonesia ini yang penting "sinten" > > (siapa) dan/atau "pinten" (berapa (duit)). > > He, he, . . . . > > > > Salam. > > Bambang Subianto > > > > > > > > -- > > --[YONSATU - > ITB]---------------------------------------------------------- > > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> > > Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > > Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > > Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> > > 1 Mail/day : > <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> > > > > > > > -- > --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> > Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> > 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> > > -- > --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> > Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> > 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> > > -- --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> -- --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>