----- Original Message ----- 
  From: Syamsul Ardiansyah 
  To: Milis Mediacare ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, August 25, 2008 1:39 AM
  Subject: [mediacare] Syafii: Pemuka agama jangan hanya mengurung diri



  06 Agustus, 2008 - Published 10:33 GMT


  Syafii: Pemuka agama jangan hanya mengurung diri 
  Prof Dr Ahmad Syafii Maarif, peraih penghargaan Magsaysay Award 2008, 
mengatakan kunci pluralisme baik kaum yang beragama maupun yang tidak, adalah 
mewujudkan persaudaraan universal dengan menghargai perbedaan yang ada.

  "Dengan kaum yang tidak beragama, kita katakan, kita bisa berdamai di muka 
bumi dengan catatan jangan ada agenda tersembunyi untuk saling meniadakan. Kita 
saling menghormati dalam batas-batas hidup duniawi," kata Prof Maarif kepada 
BBC. 

  Namun dia mengakui upaya dialog antar pemuka agama yang juga melibatkan 
dirinya, memang sulit diterapkan di tingkat masyarakat bawah. 

  Oleh karena itu, Profesor Maarif menghimbau kepada pemuka-pemuka agama yang 
terlibat dalam dialog untuk rajin turun ke bawah guna menyampaikan apa yang 
telah dilakukan oleh kalangan elit agama. 

  "Orang Muslim jangan hanya mengurung diri di masjid, Kristen di gereja, di 
sinagog, tapi (para tokoh lintas agama harus) turun ke bawah," tambahnya. 

  Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pendiri Maarif Institute 
tersebut baru saja mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay kategori Perdamaian 
dan Saling Pengertian Antar Bangsa. 

  Simak wawancara Heyder Affan dengan Prof Dr Syafii Maarif, dalam acara Tokoh 
BBC, Hari Minggu, 31 Agustus 2008, siaran pukul 05.30 WIB.

  Versi panjang Tokoh akan disiarkan oleh sejumlah radio FM mitra BBC di 
sejumlah kota, Senin, 1 September 2008.

  Penghargaan

  Maarif merupakan orang Indonesia kedua yang mendapatkan penghargaan kategori 
tersebut setelah Sujatmoko yang dinugerahi penghargaan tahun 1978. 

  Adapun 17 orang Indonesia lainnya yang berhasil meraih penghargaan Magsaysay 
adalah untuk kategori sastra, jurnalisme, kememimpinan dan lain-lain. 

  Syafii diberi anugerah itu atas komitmen dan kesungguhannya dalam membimbing 
umat Islam untuk mentolerir dan menerima pluralisme sebagai dasar bagi keadilan 
dan keharmonisan di Indonesia maupun dunia. 

  Penghargaan Magsaysay yang pertama kali diberikan tahun 1957, sering 
disebut-sebut sebagai Hadiah Nobel Asia. Nama tersebut diambil dari nama 
mendiang presiden ketiga Filipina, Ramon Magsaysay yang dinilai merupakan 
pemimpin yang rendah hati dan sederhana. 


  Syamsul Ardiansyah
  Program Manager - Institute for National and Democratic Studies
  http://putarbumi.wordpress.com, http://indies.my-php.net/





------------------------------------------------------------------------------
  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download 
Yahoo! Toolbar sekarang .  

Kirim email ke