Anggota MMI Tewas Diamuk Massa 

 

PRABUMULIH (SINDO) - Tragis dialami dua anggota Majelis Mujahidin Indonesia 
(MMI)
Prabumulih. Gara-gara dituduh mencuri motor di halaman parkir Masjid Al Ikhlas
Desa Lubuk Raman Kabupaten Muaraenim, satu dari mereka harus meregang nyawa
setelah diamuk massa.

Korban
tewas bernama Isan Harianto, 27, warga Jalan Pranasip Gang Kenangan Kelurahan
Mangga Besar, Prabumulih Utara. Dia tak kuasa menahan pukulan demi pukulan yang
dilayangkan puluhan warga. Sementara rekannya, Hendri Kusuma, 29, warga Jalan
Baru Gang Arena Kelurahan Mangga Besar Prabumulih Utara berhasil menyelamatkan
diri dan bersembunyi di dalam hutan.

Sebelumnya,
kedua korban ini hendak menunaikan shalat Isya di Masjid Al Ikhlas. Setelah itu,
keduanya berencana pulang ke rumah masing-masing. Isan lantas diminta Hendri
untuk mengeluarkan motor Yamaha Vega R miliknya yang terparkir di halaman
masjid. Sementara Hendri menunggu di luar masjid.

Tanpa
prasangka buruk, Isan langsung mengeluarkan motor dimaksud. Tetapi, di luar 
perkiraannya,
sejumlah warga langsung menuduhnya hendak mencuri kendaraan tersebut. Meski
Isan berupaya memberikan keterangan bahwa motor tersebut milik temannya yang
menunggu di luar, warga tidak begitu saja percaya. Mereka malah menghajar Isan
hingga babak belur. 

Sementara
Hendri yang mencoba memberikan pertolongan kepada Isan dengan menunjukkan STNK
dan SIM tak luput dari amukan massa.
Malang bagi Isan
yang tercatat sebagai anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) cabang Kota 
Prabumulih
ini, dia meninggal dunia karena tak tahan menerima pukulan.

Sedangkan motor jenis Yamaha Vega R milik
Hendri dibakar massa. Baru sekitar pukul 01.00 WIB kemarin (22/8), Hendri
pulang ke rumah Isan dengan diantar warga untuk menemui istrinya yang malam itu
menginap bersama istri Isan. 

Di hadapan istri dan keluarga Isan, Hendri
mengaku saat itu mereka berdua baru pulang dari berdagang di pasar kalangan
daerah Gunung Megang Muaraenim. Di perjalanan, karena sudah masuk waktu shalat 
Isya,
mereka mampir ke Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya persis di pinggir jalan raya. 

Nurdalena, 23, istri Isan ditemui di rumah
duka mengatakan, waktu kejadian, dirinya sempat mendapatkan firasat kurang baik.
Dadanya berdegup kencang dan terasa tidak nyaman. Bahkan, dia sempat mengatakan
kepada istri Hendri yang saat itu menginap di rumah kontrakannya. "Waktu itu,
mereka hendak menunaikan shalat Isya," ujar Nurdalena didampingi istri Hendri,
Neli Susila, 22.

Ketua MMI Prabumulih H Ismed membenarkan Isan merupakan anggota MMI. Namun, 
Isan datang ke masjid bukan untuk mencuri motor. "Mereka mendatangi masjid 
hendak menunaikan shalat Isya dengan
mengendarai kendaraan milik mereka sendiri. Sama sekali tidak benar kalau 
mereka hendak mencuri motor," bantah Ismed. 

Mengenai motor yang dituntun Isan, kata Ismed, itu merupakan motor milik Hendri 
yang dibeli secara kredit sekitar lima bulan
lalu. "Saat ini kita tengah menenangkan pihak keluarga agar tabah atas musibah
yang dialami. Kita belum akan bereaksi, tunggu situasi lebih lanjut," ujarnya. 

Sementara itu, Kapolsek Rambang Dangku Iptu Nusirwan membenarkan aksi massa 
tersebut. Menurutnya, memang korban sempat diamankan di kantor kades. Namun, 
warga mendesak masuk dengan merusak kantor kades dan membawa Isan keluar secara 
paksa. "saat itulah korban (Isan) kembali
dihakimi masa. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit," ungkap
Nusirwan. (erik okta subadra)

Seputar Indonesia

Kirim email ke